Raup untung lewat media sosial
Jokowi menjadi calon presiden paling tersohor di Google.
Tawaran pencitraan untuk pemilihan umum kepala daerah, legislatif, atau bahkan presiden sangat mudah ditemukan di Internet, biasa disebut jasa kampanye online. Mereka melayani pembuatan akun, pemilihan nama akun tepat sesuai target, dan mengelola akun sudah ada.
Mereka juga menawarkan layanan pemutakhiran status, isi, merespon tanggapan, menambah jumlah pengikut, hingga menerapkan kan strategi antikampanye negatif.
“Jalang pemilu akan sangat banyak. Tetapi kalau dilihat waktunya mereka terlambat kalau melakukan sekarang,” kata Charlie M. Sianipar, pemilik www.digicampaign.com, saat berbincang dengan merdeka.com pekan lalu.
Dia mengatakan ada beberapa cara untuk berkampanye di dunia maya. Ada yang secara khusus menggunakan tim, ada yang serampangan dikerjakan tim sukses. “Nah, di tim sukses ini ada yang sukarela dan ada yang sengaja membuat akun lalu dijual ke kandidat untuk mendapatkan keuntungan,” ujarnya.
Saat ini, kata dia, paling besar adalah membuat akun palsu sebanyak mungkin dijadikan pengikut kandidat dan komentar atau beropini di media sosial dan kolom-kolom berita. Dia mencontohkan saat mengetik nama Jokowi atau Prabowo di mesin pencari Google.
sudah akan kelihatan daftar berita muncul, bisa lebih banyak negatif atau positif mengenai dua kandidat presiden itu. “Perangnya jelas pada optimalisasi mesin pencari. Bisa juga dilihat di samping kanan Google, apakah gambar calon rapi atau tidak,” tuturnya.
Grafik dari hasil analisis Google menunjukkan Joko Widodo melambung tinggi mengalahkan nama Megawati, Prabowo , Dahlan Iskan , dan Mahfud MD . Padahal, nama Jokowi baru muncul pertengahan tahun lalu.
Nama Jokowi , kata Charlie, mendominasi hampir 60 persen dibanding kandidat lain selama setahun belakangan. Contohnya, saat mengetik nama Jokowi di Google, paling tidak muncul angka 20 juta hasil pencarian dan Prabowo 7,1 juta. “Jelas di sini siapa yang menang. Semua ini karena media juga,” kata dia berkelakar.
Kepala Tim Media Center Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra ) Ariseno mengatakan pihaknya memilih melakukan pencitraan secara baik, tidak menyerang lawan politik. “Kami melakukannya dengan tim sendiri, tidak sampai 20 orang," ujarnya. "Fokus kami adalah pencitraan partai, untuk Pak Prabowo ada timnya juga.”
Dia mengaku masih banyak harus dilakukan untuk mendongkrak popularitas Gerindra atau Prabowo di Internet. Dia mengatakan timnya adalah orang lama ikut menangani Jokowi dan Ahok pada kampanye pemilihan gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tahun lalu.
Partai besutan Prabowo ini menargetkan bisa menjaring pengikut sampai enam juta orang di Facebook menjelang pemilu. "Prinsipnya kami hanya akan berkomentar baik dan tidak menyerang lawan politik,” tutur Ariseno.