Sekjen NasDem Hermawi Taslim: Hubungan Surya Paloh dan Jokowi Sudah Pulih, Sering Bertemu Malam Hari
Patung Presiden Joko Widodo masih berdiri tegak di ruangan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Patung Presiden Joko Widodo masih berdiri tegak di ruangan Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Hubungan keduanya dikabarkan sudah pulih.
Sekjen NasDem Hermawi Taslim: Hubungan Surya Paloh dan Jokowi Sudah Pulih, Sering Bertemu Malam Hari
Hubungan antara Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo sudah pulih. Hubungan keduanya sempat dikabarkan memanas lantaran Surya Paloh berada di kubu yang berbeda dengan Jokowi saat Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim mengungkapkan hubungan Paloh dan Jokowi saat ini.
- Surya Paloh Ungkap Prabowo Tawarkan Jatah Menteri namun NasDem Menolak
- VIDEO: Sekjen NasDem Buka Fakta Hubungan Paloh & Jokowi, Anggap Anies Saudara
- NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
- Jokowi Buka Peluang Bertemu Ketum Parpol, Termasuk Megawati dan Cak Imin
“Ketika pak Surya mengatakan di Tempo hubungan saya dengan pak Jokowi sudah sampai di titik nadir tapi masih bisa pulih kembali. Nah sekarang sudah pulih,” ungkap Taslim kepada merdeka.com di NasDem Tower, Selasa (30/4).
Berikut petikan wawancara khusus dengan Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim dalam program D’Talks.
Bagaimana hubungan Surya Paloh dengan Presiden Jokowi hari ini, pasca Pilpres 2024?
Jadi Pak Surya Paloh itu orang yang selalu menjaga relasi pribadi. Kemarin di Kertanegara, baik Pak Surya Paloh dan Pak Prabowo mengakui persahabatan mereka sudah 40 tahunan.
Ketika kami ke Hambalang tahun lalu, Pak Prabowo mengajak pak Surya. Pak Surya bilang begini, di Politik kita sudah memilih jalan masing-masing, biarkan itu berjalan, tapi kita tetap merawat persahabatan. Nah dengan Pak Jokowi juga seperti itu.
Ada yang diketahui oleh media kalau pak Surya ke Istana itu Maghrib (siang-sore). Kalau di atas itu lolos. Dua minggu lalu beliau ketemu dan sampai sekarang media tidak tahu. Pertemuan dengan Pak Jokowi. Sebelumnya juga sudah ada pertemuan dengan Pak Jokowi.
Nah pribadi mereka memang up and down turun naik relasinya. Tapi baik Pak Jokowi maupun pak Pak Surya selalu berusaha menjaga relasi pribadi mereka terjaga baik.
Dengan Pak Jokowi juga begitu. Ketika pak Surya mengatakan di Tempo hubungan saya dengan pak Jokowi sudah sampai di titik nadir tapi masih bisa pulih kembali. Nah sekarang sudah pulih.
Hubungan sudah pulih ditandai dengan sudah bolak balik ke Istana?
Iya sudah pulih. Kalau di atas setelah maghrib sampai sekarang ini tidak ada yang tahu media. (Kenapa malam hari) Karena kedatangan Pak Surya kan tergantung ketersediaan pak Jokowi.
Jadi relasi mereka baik, karena keduanya sama memiliki keinginan yang kuat untuk merawat persahabatan.
Dari pertemuan yang tidak terekspose media, apakah ada arahan pasca pilpres oleh Pak Jokowi?
Saya tidak ikut. Ya hubungannya bagus, malah sekarang ini setelah putusan MK pak Surya bertemu. Pak Surya itu kadang ke istana bogor. Kalau ketemu pak Jokowi itu sendiri. Beliau itu pernah menggambarkan kalau pulang diantar sampai tutup pintu mobil, begitulah keakraban mereka.
Soal hubungan yang sempat memanas, apakah di ruangan Pak Surya masih ada patung pak Jokowi?
Itu fotonya, itu patungnya pak Jokowi. Masih ada, itu patung tidak ada hubungannya dengan dinamika. Itu saya berfoto dengan Pak Surya di ruangan beliau, patungnya tidak berubah-ubah.
Di bawah, prasasti Pak Jokowi peresmian gedung ini juga tidak kita otak-atik. Itu menurut saya sebagai syarat membangun bangsa ini, bagaimana kita mau mengurus negara ini kalau kita masih cakar-cakaran berkelahi.
Pasca pilpres sangat menarik membahas arah politik Partai NasDem. Terutama setelah Pak Surya Paloh telah bertemu tokoh-tokoh termasuk presiden terpilih Pak Prabowo. Bagaimana arah politik NasDem ke depan?
Jadi memang benar setelah pilpres dinamika kebangsaan begitu dinamis. Bagi NasDem sebagaimana digariskam pak Surya Paloh berulang-ulang kita selalu mengedepankan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Bahkan kalau untuk itu nasdem harus berkorban, NasDem siap berkorban. Kami menjalani ini semua penuh dedikasi, penuh persahabatan karena yang utama bagi kita adalah silaturahmi.
Jadi kami menerima siapa saja, siapa saja yang berkenan datang di sini. Dan kami siap bersekutu dengan siapa saja di republik ini yang beritikad baik demi kemajuan bangsa dan negara.
Bersekutu ini kalau diartikan dalam politik seperti apa?
Kita bersekutu, kita bersama, kita pokoknya ingin bersama-sama dengan elemen masyarakat yang punya semangat yang sama untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Dan untuk itu perlu persatuan para elite, elite yang perlu bersatu.
Kita kadang-kadang demi kepentingan tertentu kita membuat orang-orang di akar rumput menjadi sedemikian rupa. Padahal kita di sini ketawa-ketawa, jadi mindset harus diubah elite harus bersatu. Setelah elite bersatu masyarakat melihat ada satu kata satu perbuatan.
Negara ini terlalu besar untuk diurus oleh satu golongan, satu kelompok saja. Harus bersama-sama, dengan segala macam variasinya seluruh potensi anak bangsa harus kita kerahkan untuk mengejar kemajuan yang lebih cepat dalam kehidupan global. Itu salah satu semangat kami saat ini.
Apakah ini semacam kode kuat untuk bergabung dalam koalisi Pak Prabowo?
Bukan kode, itu kan karena masyarakat kita yang majemuk plural kita mesti bersama-sama. Jadi yang selama ini kan banyak hal-hal kecil ya, saya besar merantau dari kampung ibu Nias, lalu Padang sekolah di Medan. Saya melihat kemajemukan itu kalau diramu sedemikian rupa bisa menjadi kekuatan yang dahsyat.
Sehingga Mudah-mudahan kedepan kita bisa mewujudkan apa yang digariskan pendiri republik ini masyarakat adil dan makmur. Bersekutu, bersama-sama itu kalimat yang selalu kami ucapkan.
Kalau kata ‘bersekutu’ ditafsirkan dalam politik seperti apa?
Kita harus bersama-sama, dalam skala yang lebih sempit kalau tadi anda katakan berkoalisi atau tidak berkoalisi itukan kehidupan dalam praktis politik kita. Tapi dalam semangat kebangsaan semangat ke Indonesiaan yang utuh tidak ada untungnya bermusuhan terus. tidak ada untungnya cakar-cakaran.
Sekarang pertanyaannya apakah sudah ada tawaran saat pak Surya bertemu pak Prabowo?
Tawaran-tawaran seperti itu, dalam bahasa bersayap Pak Prabowo itu ada. Tapi itu bukan yang utama buat kami, bukan karena itu kita datang ke Kertanegara ya.
NasDem mendukung tanpa syarat saat pemerintahan Jokowi. Nah ke depan apakah itu bukan suatu hal lumrah ketika partai mendukung pemerintahan mendapat kompensasi?
Yang jelas kami baru ikut 3 kali pemilu 2 periode di pemerintahan pak Jokowi yang jelas kami tidak pernah minta. Tapi ketika kami ditawarkan ingin berbatik bagi bangsa dan negara melalui kabinet ketika ada orang kita yang pas kita kasih.
Jadi ketika kita sudah memberikan orang itu ke Kabinet kita wakafkan dia sudah tidak ada lagi kewajiban politik internal yang membebani dia. Jabatan dia ada, tapi dia disini sudah tidak terbebani lagi dengan tugas-tugas politik, dia full melayani kabinet.
Tanpa syarat itu, yang pertama kita tidak minta. Kedua kalau kita diminta dan kita ingin masuk ke dalam ada orang yang pas mengapa tidak. Toh itu bagian cara kita mengabdi ke nusa dan bangsa
Apakah kemarin disinggung pembicaraan soal pos di kabinet?
Belum-belum, apalagi sampai teknis dapat pos apa. Artinya begini kita juga belum menyatakan mau masuk dalam pemerintahan. Yang ada itu itu kita mendukung pemerintahan, dan menurut saya terlalu pagi juga berbicara itu apalagi bagi kami yang baru. Pak Prabowo pun tidak bicara itu saya kira demikian.
Saksikan wawancara lengkapnya dalam program D'Talks di Youtube Merdekadotcom pekan depan.