Skenario di balik gerakan massa pendukung Risma
Beberapa tim sukses Risma terbang dari Surabaya ke Jakarta. Mereka menggalang kekuatan massa dan kekuatan politik.
Jarum jam menunjukkan pukul 15.00 WIB saat Emi Sulyuwati dan rekan-rekannya dari LSM Gerak Indonesia mengumpulkan sekitar 30 orang warga pemukiman Jalan Permata 15, TPI 2, Kampung Gusti, Kebon Pala, RT01/RW14 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (9/8). Sebuah meja tak terlalu panjang, dengan tiga kursi plastik disiapkan di bagian depan khusus untuk panitia. Sementara puluhan kursi lain tersusun rapi untuk warga.
Di tempat mereka kumpul sudah terpasang spanduk putih dengan wajah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma. Sore itu mereka siap mendeklarasikan dukungan agar Risma hijrah ke Jakarta, menjadi orang nomor satu di ibu kota. Nama gerakan sudah disiapkan, Kampung Gusti Dukung Risma (K-Gris).
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Emi dibantu ketua RT setempat menyambangi warga satu per satu dan mengumpulkan mereka. Deklarasi sore itu sederhana tak seperti deklarasi calon daerah yang dihelat partai politik. Hanya ada acara potong tumpeng serta pelepasan balon bergambar wajah Risma. Ketua PAC PDI-P Kecamatan Penjaringan, Margono terlihat hadir di situ. "Tolak Ahok, jangan dukung orang yang arogan. Kita mau dukung orang yang pro rakyat," kata Emi di sela-sela deklarasi.
Slamet Budi, warga Kampung Gusti ditunjuk sebagai Koordinator K-Gris. Gerakan ini dibentuk oleh LSM Gerak Indonesia di bawah komando Emi. Agitasinya ke warga, pemimpin DKI saat ini arogan dan emosional, jauh berbeda dibanding sosok Risma yang memimpin dengan santun. "Mereka enggak ingin dipimpin lagi sama pemimpin yang kasar dan tukang gusur," ujar Budi saat berbincang dengan Merdeka.com, Senin (22/8).
Suasana serupa juga terlihat di Kampung Sawah, Pondok Labu, Cilandak, Sabtu (6/8). Warga membuat gerakan diberi nama Agraris (Aspirasi Gerakan Rakyat untuk Risma). Ketua RT Sugiyono bertugas membantu Emi mengumpulkan warga untuk deklarasi dukungan bagi Risma. Spanduk dukungan untuk Risma juga sudah disiapkan. Setelah warga berkumpul, Sugiyono mengeluarkan selembar kertas.
Dia lantas membacakan deklarasi dukungan untuk Risma. Bunyinya 'Harapan kami untuk Jakarta lebih baik masih ada, dan tentu saja tidak bisa disandarkan pada pemimpin Jakarta saat ini. Sebab dia telah dengan terang benderang mempertontonkan kekuasaan yang sombong, menghardik rakyat yang minta tolong bahkan dengan tega membuat rakyatnya kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan akibat penggusuran paksa tanpa dialog.'
Emi mulai berorasi. Sosok Risma dipuja sebagai pemimpin hebat, perempuan yang luar biasa dan mampu melakukan banyak perubahan. Di situ pula secara tegas Emi mengajak masyarakat Jakarta meminta Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk memberikan rekomendasi pada Risma maju Pilkada DKI Jakarta.
Emi dan LSM-nya menggerakkan 11 kelompok masyarakat Jakarta pendukung Risma maju di Pilkada DKI Jakarta 2017. Kelompok-kelompok itu tersebar di beberapa wilayah DKI Jakarta yang kontra Ahok. Kelompok tersebut yakni Barisan Risma (Baris), Tanah Merah untuk Risma (Tameris), Aliansi Masyarakat untuk Risma (Amaris), Siap Mendukung Tri Rismaharini (Simetris), Pasukan Risma (Paris), Aspirasi Gerakan Rakyat bersama Risma (Agraris), Anak Rawa Bunga Cinta Risma (Artis), Kampung Gusti Dukung Risma (K-Gris), Setia Kawan Laskar Risma (Selaris), Persatuan Rakyat untuk Risma (Ptraktis), dan Gerakan Masyarakat Pendukung Risma (Gempur). Gerak Indonesia mengklaim telah mengumpulkan relawan dari 267 kelurahan di DKI Jakarta.
Sumber merdeka.com di lingkaran tim sukses Risma menceritakan skenario mendorong Wali Kota Surabaya itu untuk 'naik kelas'. Dasarnya, Risma punya potensi besar sebagai pemimpin. Rencana ini sudah bergulir sejak lama. Setelah kemenangan Risma di Pilkada Kota Surabaya, nama Risma mulai mencuat dalam sejumlah survei Pilgub DKI Jakarta. Tidak hanya itu, di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), nama Risma juga muncul sebagai calon kuat.
Beberapa tim sukses Risma terbang dari Surabaya ke Jakarta. Mereka menggalang kekuatan dengan DPD PDIP DKI Jakarta untuk mendukung Risma. Tim ini juga bergerak ke akar rumput, menemui relawan-relawan yang menggerakkan massa untuk mendorong Risma hijrah ke Jakarta.
"Kami melakukan koordinasi dengan massa di Jakarta. Untuk memetakan dan mengukur seberapa besar masyarakat Jakarta menginginkan Risma memimpin," kata sumber tersebut.
Tim ini bergerak dengan modal dana saweran alias patungan. Bukan rahasia lagi, untuk menggalang dukungan massa membutuhkan dana segar. Hanya saja, dana yang dimiliki tidak banyak. Akibatnya, tim ini kehabisan 'bensin' di tengah jalan. Gerak massa pendukung Risma mulai kendur.
Campur tangan partai politik dalam skenario penggerak massa Risma di Jakarta bisa jadi ada benarnya. Koordinator Gerak Indonesia Emi Sulyuwati tidak sendirian saat turun langsung menggerakkan massa pendukung Risma di akar rumput. Koordinator K-Gris Slamet Budi menyebut ada kedekatan antara Emi dengan partai berlambang banteng moncong putih. "Bu Emi katanya kenal dengan orang PDIP, terus gelagatnya kayak kader partai," cerita Budi.
Emi membantah. Gerak Indonesia dan 11 kelompok gerakan di bawahnya tidak ditunggangi kepentingan politik partai berlambang banteng moncong putih. Tidak pernah ada komunikasi antara Gerak Indonesia dengan PDIP. Meski begitu dia yakin aspirasi gerakannya bakal didengar petinggi PDIP. "Didengar dong, kan ada teman-teman media yang selalu memberitakan semua gerak kami," jelasnya.
Meski belakangan ini berhembus kabar PDIP bakal kembali mengusung Ahok-Djarot, Emi tak patah semangat. Dia yakin masih ada peluang bagi Risma. "Ibu Risma juga merupakan kader terbaik yang dimiliki PDI Perjuangan," katanya.
Masinton Pasaribu, politisi PDIP yang juga Ketua Umum DPP Relawan Demokrasi (Repdem) yang tak lain organisasi sayap PDIP, juga ikut membantah ada LSM pendukung Risma yang terafiliasi dengan PDIP. "LSM apa namanya? Saya baru dengar. Gerakan di LSM tidak ada kaitan dengan Partai," tutur Masinton.
Kabar yang menyebutkan bahwa Emi adalah kader PDIP bisa saja benar. Masinton tidak menepis bahwa kader partai tersebar di mana-mana. Termasuk di lingkungan LSM atau organisasi massa lainnya. "Ada di LSM, Ormas maupun dalam komunitas relawan," tegasnya.
Baca juga:
PDIP: Keinginan publik & parpol usung Risma tak sebesar Ahok-Djarot
Keresek sembako saat deklarasi pendukung Risma
Megawati diminta tetapkan Risma sebagai calon gubernur DKI
Sukses pimpin daerah, Risma dan Bupati Batang bisa kalahkan Ahok
Nasib Risma sebagai petugas partai di tangan Mega
Relawan konsolidasi dorong Risma maju di Pilgub DKI Jakarta