Rio Rizky dari keluarga petani kurang mampu sukses mendayung emas di Asian Games
Dia membuktikan bahwa segala keterbatasan yang dimilikinya, keterbatasan ekonomi keluarga, keterbatasan daerah Kulawi Selatan, Sigi yang tidak memiliki laut dan danau, keterbatasan akses, jauh dari perkotaan, bukanlah menjadi penghalang untuk mendayung semangat perjuangan sampai menuju kesuksesan.
Rio Rizky Darmawan adalah atlet dayung peraih medali emas pada Asian Games 2018, merupakan anak dari pasangan Rasna (39) dan Nasir A (40), Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2018.
"Ia berasal dari keluarga petani. Lahir dari keluarga kurang mampu, dibesarkan dan dididik oleh orang tua dirumah sederhana, hidup di daerah pegunungan bukan menjadi penghalang bagi Rio Risky untuk meraih prestasi," kata Pendamping PKH Kecamatan Kulawi Selatan Sigi Sulawesi Tengah Aziz Wilkerson yang dihubungi dari Jakarta, Selasa.
-
Siapa yang meresmikan kantor tetap FIFA Asia di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang berkontribusi dalam revitalisasi GBK pada Asian Games 2018? Vita mengatakan, pada ajang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya kembali berpatipasi dalam revitalisasi GBK melalui aplikasi produk ThruCrete yang mampu meresapkan air ke dalam tanah di sejumlah area di Kawasan GBK, seperti Taman Krida Loka, jalur pejalan kaki dan lintasan joging.
-
Dimana Opening Ceremony Asian Games 2022 diadakan? Opening Ceremony Asian Games 2022 digelar di National Stadium Hangzhou, China pada Sabtu (23/9) malam.
-
Kapan Opening Ceremony Asian Games 2022 digelar? Opening Ceremony Asian Games 2022 digelar di National Stadium Hangzhou, China pada Sabtu (23/9) malam.
-
Siapa yang membawa bendera Indonesia di Opening Ceremony Asian Games 2022? Dalam acara ini, atlet voli Hernanda Zulfi dan atlet wushu Nandhira Mauriskha menjadi pembawa bendera Indonesia pada saat devile atlet.
-
Apa prestasi terbesar yang pernah diraih Timnas Indonesia di SEA Games? Prestasi Timnas tertinggi adalah raihan medali emas di ajang Sea Games tahun 1987 setelah menang tipis 1-0 dari Malaysia di final dan pada tahun 1991 saat mengalahkan Tim Gajah Putih melalui drama adu penalti.
Rio lahir di desa Tompi Bugis pada 27 November 1998. Anak pertama dari empat bersaudara ini di kenal sangat ramah dengan orang lain.
Rio Risky memiliki adik bernama Roi Fitrawan (13) Sekolah di SMP 13 Palu, Khazana (8) sekolah di SDI Tompi Bugis, dan Akifa Naila (4) yang masih TK.
Menurut Aziz, Rio tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang atlet dayung yang membawa nama Indonesia di ajang terbesar se Asia.
Pada 2014 sejak masuk di PPLP Sulteng berdasarkan rekomendasi Muh Jufri yang kini menjadi Kepala SMANOR Tadulako Palu, Rio Risky menemukan bakat mendayungnya.
"Sejak itulah Rio Risky memulai kariernya menjadi seorang atlet dayung Indonesia," katanya.
Sebelum meraih medali emas pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018 pada cabang olahraga Dayung Rowing LM8+, sudah banyak lomba-lomba dan even-even yang diikuti oleh Rio Risky dan meraih prestasi.
Antara lain POPNAS PPLP 2014 di Makasar meraih juara 4, POPNAS XII di Jawa Barat 2015, meraih 1 perak, Kejurnas Dayung antar- PPLP/PPLPD 2015 di Ambon, meraih 2 emas, PON XIX 2016 di Jawa Barat meraih perunggu, South East Asian Rowing Federation (SEARF) di Vietnam 2017 meraih perak.
Dia juga meraih emas pada ASIAN Rowing CUP di Palembang tahun 2017, serta dua emas di ASIAN CUP II di Singapura tahun 2018.
Rio Risky merupakan alumni SMANOR Tadulako Palu tahun 2017, SMP 6 Sigi (2014), SDI Tompi Bugis (2011). Dia membuktikan bahwa segala keterbatasan yang dimilikinya, keterbatasan ekonomi keluarga, keterbatasan daerah Kulawi Selatan, Sigi yang tidak memiliki laut dan danau, keterbatasan akses, jauh dari perkotaan, bukanlah menjadi penghalang untuk mendayung semangat perjuangan sampai menuju kesuksesan.
"Semoga Rio Risky menjadi inspirasi dan semangat bagi anak-anak dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di Indonesia bahwa tidak ada yang mustahil selagi masih ada kemauan," ujar Aziz.
(mdk/noe)