\'Sungguh tak sia-sia Suzuki pilih Maverick Vinales\'
Kevin Schwantz berpendapat bahwa tak sia-sia bagi Suzuki Ecstar memilih Maverick Vinales untuk turun pertama kali di MotoGP musim ini sejak vakum pada akhir 2011.
Juara dunia GP500 1993 sekaligus legenda MotoGP, Kevin Schwantz berpendapat bahwa tak sia-sia bagi Suzuki Ecstar memilih Maverick Vinales untuk turun pertama kali di MotoGP musim ini sejak vakum pada akhir 2011. Menurutnya, Vinales beradaptasi dengan baik bersama motor GSX-RR miliknya.
-
Siapa yang berhasil dikalahkan oleh Marc Marquez di MotoGP San Marino? Pembalap asal Spanyol yang berusia 31 tahun ini berhasil mengalahkan Bagnaia dan Bastianini, yang harus menerima posisi kedua dan ketiga dengan lapang dada.
-
Strategi apa yang diterapkan Marc Marquez di MotoGP San Marino? Mengingat cuaca di Misano yang tidak menentu, Marquez menyatakan bahwa ia mengikuti pendekatan 'warlok', yang diadopsi dari para pembalap lokal yang sering berlatih di Sirkuit Misano.
-
Apa yang diraih Marc Marquez di balapan MotoGP San Marino 2024? Pembalap dari Gresini Racing, Marc Marquez, berhasil meraih kemenangan dalam balapan MotoGP San Marino 2024 yang berlangsung di Sirkuit Misano, Italia, pada hari Minggu (8/9/2024).
-
Apa yang berhasil diraih Angel Piqueras di balapan Moto3 San Marino 2024? Pembalap dari tim Leopard Racing, Angel Piqueras, berhasil meraih kemenangan di balapan Moto3 San Marino 2024 yang berlangsung di Sirkuit Misano, Italia, pada hari Minggu (8/9/2024).
-
Kapan Marc Marquez meraih kemenangan di MotoGP? Prestasi ini diraihnya setelah menjuarai balapan utama di Sirkuit MotorLand Aragon, Spanyol, pada hari Minggu (1/9/2024).
-
Siapa yang dianggap bersalah atas kecelakaan MotoGP di Tikungan 13 Aragon? "Itu adalah kesalahan Alex. Dia yang menyebabkan terjadinya senggolan. Situasinya cukup aneh, karena ia melebar dan seharusnya menyadari bahwa Pecco berada di jalur dalam. Ketika ia memasuki tikungan, motornya sudah setengah berada di belakang. Ia seharusnya bisa berperilaku lebih baik, tetapi ia terjebak dan semuanya berakhir di situ. Apakah ia akan mendapatkan penalti? Menurut pandangan pribadi saya, saya akan memberinya sedikit penalti. Namun, saya bukanlah Direktur Balapan. Ini hanyalah pendapat saya."
Schwantz mengaku sempat ragu pada Vinales, mengingat jam terbangnya yang belum terlalu tinggi. Setelah menjuarai Moto3 2013, Vinales hanya turun setahun di Moto2 dengan menduduki peringkat ketiga di klasemen akhir pebalap. Berkat prestasi gemilang ini, Vinales direkrut oleh Suzuki dan ditandemkan dengan Aleix Espargaro.
"Saat Suzuki memilih Maverick, saya cukup cemas. Mereka menggaet pebalap berusia 20 tahun yang tak pernah mengendarai motor MotoGP, padahal mereka juga tim baru. Apalagi mereka menandemkan Maverick dengan Aleix, yang juga relatif masih muda namun performanya belum terbukti jelas," ujar Schwantz kepada Motorsport.
Meski begitu, keraguan Schwantz hilang dengan mengamati kinerja Vinales tahun ini. Nyaris sepanjang musim, pebalap Spanyol ini lebih konsisten dari Espargaro, meski akhirnya kalah. Vinales menyabet gelar debutan terbaik dengan menduduki peringkat ke-12 pada klasemen pebalap, hanya tertinggal delapan poin dari Espargaro di peringkat ke-11.
"Kini saya menyadari mereka pilihan yang sangat bagus dan mereka bekerja dengan baik. Maverick sangat baik dalam beradaptasi dengan MotoGP. Saya rasa ia akan menjadi bintang di masa depan. Entah apakah itu akan terjadi saat ia membela Suzuki. Yang jelas, ini akan jadi masalah bagi mereka, yakni harus berusaha membuatnya bertahan," tutup pria asal Texas ini.
(kpl/kny)(mdk/otosia)