6 Kesalahan Pengguna Mobil Matic yang Bisa Merusak Transmisi, Harap Hati-hati!
Berikut adalah beberapa kesalahan yang dapat menyebabkan kerusakan pada transmisi mobil matic
Belakangan ini, kendaraan dengan transmisi otomatis, yang umum dikenal sebagai mobil matic, semakin digemari oleh banyak pengendara. Meskipun demikian, pengemudi yang terbiasa dengan transmisi manual sering kali melakukan kesalahan saat mengoperasikan mobil matic karena merasa bingung.
Di bawah ini adalah beberapa kesalahan yang dapat berpotensi merusak transmisi pada mobil matic, yang telah dirangkum dari berbagai sumber pada Kamis (22/8/2024).
-
Kenapa mobil matic bisa kepanasan? Gesekan antara komponen roda gigi transmisi otomatis dan sirkulasi yang terus menerus dapat menyebabkan panas berlebih di dalam girboks jika tidak ada waktu untuk mendingin. Akibatnya, komponen transmisi bisa mengalami overheat atau kepanasan.
-
Kenapa mobil matic susah dinyalakan? Biasanya, penyebab mobil yang sulit untuk distarter adalah karena aki yang soak, masalah pada sistem bahan bakar, atau kerusakan pada komponen starter.
-
Apa makna dari kata "mobil" ? Kata "mobil" memiliki dua arti, yakni kendaraan dan kemampuan untuk bergerak dengan mudah.
-
Kapan mobil matic harus dipanaskan? Meskipun mobil matic tidak aktif dan sedang tidak digunakan, disarankan untuk tetap menjalankan pemanasan secara teratur.
-
Apa saja penyebab mobil matic yang susah dinyalakan? Biasanya, penyebab mobil yang sulit untuk distarter adalah karena aki yang soak, masalah pada sistem bahan bakar, atau kerusakan pada komponen starter.
1. Memposisikan Transmisi di "P" Saat Jalanan Macet
Menempatkan transmisi pada posisi "P" saat terjebak dalam kemacetan dapat berpotensi merusak sistem transmisi. Posisi "P" sebaiknya hanya digunakan ketika mobil sedang diparkir, karena transmisi akan bekerja lebih keras untuk menahan kendaraan. Ini bisa menyebabkan suhu transmisi meningkat dan berisiko mengalami overheat. Oleh karena itu, lebih baik untuk mengubah transmisi ke posisi "N" dan mengaktifkan rem tangan saat menunggu di lampu merah.
2. Oli Transmisi yang Tidak Dikuras
Oli transmisi pada kendaraan dengan sistem matic memiliki peran penting dalam melumasi seluruh komponen transmisi. Setelah mobil telah menempuh jarak 40.000 km, penggantian oli transmisi tidak cukup hanya dengan mengganti, tetapi juga perlu dilakukan pengurasan untuk menghilangkan kerak dan serpihan dari gesekan kampas kopling yang menempel di dalam gearbox. Proses pengurasan ini memerlukan peralatan khusus, sehingga tidak semua bengkel dapat melakukannya.
3. Perpindahan Transmisi yang Kasar
Melakukan perpindahan transmisi secara tidak hati-hati dapat berakibat pada kerusakan mesin matic. Ketika mobil yang sedang melaju tiba-tiba dihentikan atau dipaksa mundur, hal ini dapat mengganggu fungsi transmisi dan berpotensi menyebabkan kerusakan.
4. Penggunaan OD yang Tidak Tepat
Tombol OD (overdrive) dirancang untuk meningkatkan akselerasi saat menggunakan gigi 3. Akan tetapi, tombol ini sebaiknya hanya diaktifkan ketika diperlukan kecepatan tambahan untuk menyalip kendaraan lain atau saat berkendara di jalanan yang panjang dan datar. Mengaktifkan tombol OD pada kecepatan di bawah 60 km/jam dapat berpotensi merusak transmisi.
5. Menggeber Mesin Saat Perpindahan Gigi
Mempercepat mesin saat berpindah gigi dapat menimbulkan gesekan yang merugikan bagi mesin dan transmisi. Jika dilakukan secara berulang, hal ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada keduanya.
- Inilah langkah-langkah untuk memeriksa oli transmisi pada mobil matic, jangan biarkan begitu saja jika tidak ingin mengalami kerusakan!
- Transmisi Matic CVT Mobil Cepat Rusak Akibat Cara Mengemudi yang Salah.
- Cara Mengemudi yang Salah Bikin Transmisi Matic CVT Mobil Cepat Rusak
- Penyebab Transmisi Mobil Matic Jebol, Bisa Karena Kelalaian Diri Sendiri
6. Lupa Ganti Oli Transmisi Sesuai Jadwal
Oli untuk transmisi otomatis memiliki dua peran utama: mengatur fungsi torque converter dan melumasi bagian-bagian yang bergerak dalam sistem transmisi otomatis. Penting untuk mengganti oli transmisi secara berkala sesuai dengan saran dari produsen agar kinerja transmisi tetap optimal dan untuk menghindari kerusakan.