Era Mobil Listrik Dukung Transisi Energi Sektor Transportasi
Indonesia sedang menuju era mobil listrik dengan meratifikasi regulasi penggunaan mobil listrik berupa insentif pajak. Namun, insentif itu masih terbatas sehingga diperlukan suatu kebijakan komprehensif agar perkembangan mobil listrik di Tanah Air tumbuh dan menarik bagi investor.
Indonesia sedang menuju era mobil listrik dengan meratifikasi regulasi penggunaan mobil listrik berupa insentif pajak. Namun, insentif itu masih terbatas sehingga diperlukan suatu kebijakan komprehensif agar perkembangan mobil listrik di Tanah Air tumbuh dan menarik bagi investor.
“Kebijakan komprehensif itu meliputi insentif bagi konsumen, insentif untuk mendukung perkembangan rantai pasok dari hulu ke hilir. Ketentuan insentif dan subsidi bagi produsen dan konsumen mobil listrik masih terbatas, sehingga belum membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya dalam usaha mobil listrik di Indonesia,” kata Luky A Yusgiantoro, Dewan Pembina Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), dalam keterangan resminya, Rabu (14/4).
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
-
Mengapa motor listrik dianggap lebih ramah lingkungan? Karena itulah, penggunaan motor listrik dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan motor konvensional karena tidak menghasilkan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Dimana Wuling merakit mobil listrik di Indonesia? Indonesia sudah memasuki era mobil listrik sejak merek otomotif Wuling dan Hyundai memutuskan merakit model BEV di pabrik mereka di Cikarang, Jawa Barat, pada 2021/2022.
Padahal, lanjut Luky, Indonesia merupakan pasar kendaraan terbesar di Asia Tenggara (ASEAN), sehingga berpotensi mengembangkan industri mobil listrik sekaligus peluang melakukan transisi energi pada sektor transportasi.
Dalam upaya transisi energi pada sektor transportasi ini, langkah awal yang harus dilakukan pemerintah adalah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan energi terbarukan dalam bauran energi nasional.
Apalagi sektor transportasi merupakan sektor terbesar kedua di republik ini yang menggunakan energi fosil. Kondisi ini menyiratkan beban berat bagi APBN karena sebagian bahan bakar diimpor.
“Berikutnya adalah ketersediaan infrastruktur pendukung, seperti pengisian baterai, fasilitas perawatan mobil listrik, dan pembangkit listrik. Stasiun pengisian baterai dan fasilitas perawatan mobil listrik saat ini hanya ditemukan di beberapa kota," ujar pakar energi PYC ini.
Pembangkit Listrik Energi Terbarukan
Dari sisi pembangkit listrik, jika Indonesia serius dalam pengembangan energi bersih, maka penggunaan energi terbarukan dalam pembangkit listrik harus ditingkatkan.
Serta mendukung infrastruktur diperlukan ketersediaan nikel, mulai dari bahan mentah hingga memprosesnya ke dalam bentuk baterai mobil listrik sebagai nilai tambah.
Indonesia adalah penghasil nikel terbesar di dunia, sehingga berkesempatan untuk mengembangkan mobil listrik secara mandiri karena baterai adalah bahan utama dalam perakitan komponen mobil listrik.
“Indonesia perlu meningkatkan hubungan kerja sama dengan beberapa negara, antara lain Tiongkok guna membantu dalam pengembangan rantai pasok mobil listrik. Dengan mempertimbangkan potensi Indonesia untuk membangun rantai pasok dari hulu ke hilir dalam industri mobil listrik,” jelas dia.
Saat ini total mobil listrik di dunia mencapai 7,2 juta unit. Sekitar 47 persen pengguna mobil listrik itu berada di Tiongkok.
Selanjutnya untuk mendukung transisi energi pada sektor transportasi, pemerintah sedang menyusun sebuah kebijakan dan program untuk menggantikan mobil internal combustion engine (ICE) dengan electric vehicle (EV) atau mobil listrik secara bertahap.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah total kendaraan di Indonesia pada 2019 mencapai 133 juta unit, yang didominasi oleh kendaraan bermesin ICE. Setiap tahun jumlah kendaraan di Indonesia bertambah, rata-rata sekitar 5 persen per tahun.
Kenaikan jumlah kendaraan ini berkaitan dengan kenaikan emisi karbon dari sektor transportasi. Sehingga, transisi energi pada sektor transportasi di Indonesia menjadi penting untuk mengurangi masalah lingkungan sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi.
(mdk/sya)