Pasar Ekspor Menyukai Toyota Fortuner di Kuartal I 2019
Kinerja ekspor kendaraan utuh atau complete build-up (CBU) merek Toyota masih menorehkan hasil positif di kuartal I 2019. Tercatat ada kenaikan moderat 2 persen dengan volume 46.130 unit dibandingkan periode sama tahun lalu. Mobil Toyota apa saja yang laris di pasar ekspor?
Kinerja ekspor kendaraan utuh atau complete build-up (CBU) merek Toyota masih menorehkan hasil positif di kuartal I 2019. Tercatat ada kenaikan moderat 2 persen dengan volume 46.130 unit dibandingkan periode sama tahun lalu.
Padahal pertumbuhan ekonomi global tahun ini kurang menguntungkan, akibat peningkatan ketegangan dalam perdagangan global serta kondisi pasar keuangan yang fluktuatif.
-
Apa kemampuan utama Toyota Fortuner yang membuatnya ideal untuk pecinta SUV tangguh? Kombinasi antara kekuatan dan efisiensi ini menjadikan Toyota Fortuner sebagai pilihan yang ideal bagi mereka yang mencari SUV yang tangguh dan ekonomis.
-
Di mana Toyota Fortuner ditawarkan dalam berbagai pilihan warna? Pilihan Warna Toyota Fortuner Toyota Fortuner tersedia dalam 3 varian warna, Dark Grey Metallic, Black, dan White.
-
Bagaimana Toyota Fortuner mampu menghasilkan tenaga yang besar? Mobil ini ditenagai oleh mesin diesel berkapasitas 2755 cc, mampu menghasilkan tenaga maksimum 203.9 PS pada rentang putaran mesin 3.000 hingga 4.000 rpm. Torsi maksimum mencapai 500 Nm, tersedia mulai dari 1.600 rpm hingga 2.800 rpm.
-
Kapan Toyota Supra MK4 berhenti diproduksi? Mobil Toyota Supra MK4 diluncurkan pada tahun 1993 dan dihentikan produksinya pada tahun 2002.
-
Kapan Toyota Kijang Innova Reborn diluncurkan? Mobil MPV ikonik dari Toyota, yaitu Toyota Kijang Innova Reborn, resmi diluncurkan di Indonesia pada November 2023 yang lalu.
-
Bagaimana mesin Toyota Hiace Premio bekerja? Toyota Hiace Premio dilengkapi dengan mesin berkode 1GD-FTV berkapasitas 2.755 cc. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 174.3 PS pada putaran 3.400 rpm dan torsi sebesar 419,7 Nm pada rentang putaran 1.400 hingga 2.600 rpm.
Performa positif kuartal I didukung model Sport Utility Vehicle (SUV) Fortuner buatan Pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Kendaraan favorit di kawasan GCC, Amerika Selatan, dan ASEAN menyumbangkan total 11.165 unit atau berkontribusi 24 persen terhadap ekspor CBU kendaraan Toyota.
Selain itu, model SUV kecil Rush berkontribusi 8.800 unit (19 persen) dan model hatchbatck Agya 8.600 unit (18 persen). Sementara model-model lainnya berkontribusi seperti Vios (5.500 unit), Avanza (5.780 unit), dan Town Ace/Lite Ace (3.715 unit). Kijang Innova, Sienta, dan Yaris dengan total berkontribusi 2.570 unit.
“Sejak lima tahun terakhir, Fortuner konsisten menjadi model SUV penyumbang terbesar bagi ekspor Toyota Indonesia. Di tahun ini, Toyota menargetkan pertumbuhan ekspor di atas 5 persen, meski situasi makro ekonomi dunia masih tidak menentu. Saat ini kami fokus mencari pasar-pasar ekspor non tradisional baru untuk mencapai target tersebut,” ujar Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Jumat (10/5).
Selain mengapalkan kendaraan utuh bermerek Toyota, TMMIN turut mengirimkan kendaraan setengah jadi atau Complete Knock-Down (CKD), mesin utuh, serta komponen kendaraan. Hingga Maret 2019, TMMIN berhasil mengekspor CKD sebanyak 9.900 unit, mesin utuh bensin 25.750 unit, mesin utuh etanol 2.360 unit, dan komponen kendaraan 26 juta unit.
Total Nilai Ekspor Toyota US$ 28,8 Miliar
Sejak pengapalan perdana pada 1987 hingga saat ini, Toyota berhasil menggenapkan angka 1,5 juta unit akumulasi ekspor kendaraan utuh Toyota dengan estimasi nilai ekspor lebih dari US$ 28,8 miliar. Hingga kini produk otomotif dalam negeri mampu menembus lebih dari 80 negara tujuan ekspor di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika.
“Capaian 1,5 juta kumulatif ekspor ini tidak lain didukung oleh kekuatan merek Toyota yang terbukti mampu memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai belahan dunia. Kami berharap konsistensi aktivitas ekspor Toyota dapat membantu tercapainya keseimbangan neraca perdagangan nasional di tengah kondisi ekonomi global yang kurang menguntungkan,” pungkas Bob.
(mdk/sya)