Platform GSEV, Tawaran Cerdas Wuling Dongkrak Popularitas Mobil Listrik di Indonesia
Di tengah problematikan mobil listrik ini, ada tawaran cerdas dari Wuling Motors (Wuling). Pabrikan otomotif asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia pada Juli 2017 ini memperkenalkan platformnya bertajuk Global Small Electric Vehicle (GSEV) di pameran GIIAS 2021.
Populasi mobil listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia masih sedikit. Berdasarkan data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) semester I tahun ini, penjualan mobil listrik tercatat 1.900 unit. Rinciannya, mobil hybrid terjual 1.378 unit, plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) 38 unit, dan battery EV (BEV) 448 unit.
"Pada 2019 penjualan mobil BEV masih nihil. Setahun kemudian penjualannya 300 unit dan pada Januari-Juni tahun ini sekitar 500 unit. Jadi total baru ada 800 unit BEV di Indonesia, pangsa pasarnya kecil 0,1 persen," ujar Yohannes Nangoi, Ketua Umum GAIKINDO, dalam diskusi daring, baru-baru ini.
-
Apa saja model SUV yang ditawarkan Wuling? Ada tiga model Mobil SUV Wuling ditawarkan, yaitu Wuling Alvez, Wuling Almaz Hybrid dan Wuling Almaz RS.
-
Dimana Wuling merakit mobil listrik di Indonesia? Indonesia sudah memasuki era mobil listrik sejak merek otomotif Wuling dan Hyundai memutuskan merakit model BEV di pabrik mereka di Cikarang, Jawa Barat, pada 2021/2022.
-
Bagaimana Wuling Motors membangun citra positif di Indonesia? Selain itu, Wuling juga terlibat secara aktif dalam kegiatan sosial dan budaya, sehingga berhasil menciptakan citra yang positif di kalangan masyarakat Indonesia.
-
Apa saja varian mobil Wuling BinguoEV yang dijual di Indonesia? Varian BinguoEV Premium Range dijual seharga Rp372.000.000.Varian BinguoEV Long Range AC/D dijual seharga Rp326.000.000.Varian BinguoEV Long Range AC dijual seharga Rp317.000.000.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kemitraan di SAIC-GM-Wuling (SGMW) di China? Wuling adalah hasil kolaborasi antara General Motors (GM), yang memasarkan merek Chevrolet, dengan produsen otomotif China, SAIC Motor.
-
Di mana Wuling Motors mendirikan pabrik pertamanya di Indonesia? Pada tahun 2015, Wuling Motors memulai ekspansi ke sektor otomotif di Indonesia dengan mendirikan pabrik di Greenland International Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.
Belum populernya mobil listrik di Tanah Air punya banyak variabel, meski pemerintah Presiden Jokowi telah banyak menerbitkan kebijakan mobil listrik --yang terakhir PP No 74/2021 tentang PPnBM Kendaraan Bermotor.
Konsumen masih memiliki keraguan besar untuk mengonsumsi mobil listrik. Selain faktor harga jual yang mahal, rata-rata sekitar Rp 600 jutaan, konsumen masih banyak pertanyaan mengenai cara kerja mobil listrik, cara isi daya baterainya, persoalan jarak tempuhnya, dan lain-lain. Sedangkan dari sisi pabrikan otomotif, mereka belum “pede” memasarkan mobil listrik lebih banyak karena mayoritas konsumen Indonesia belum "melek" soal teknologinya.
Riset Climate Transparency bertajuk "Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia, dan China” menyebutkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia belum terbangun. Ekosistemnya memiliki lima aspek, yakni infrastruktur pengisian daya, model dan pasokan kendaraan listrik, kesadaran dan penerimaan publik, rantai pasokan baterai dan komponen kendaraan listrik, serta insentif dan kebijakan pendukung pemerintah (Institute for Essential Services Reform/IESR: Februari 2021).
“Karena masih sangat minim perkembangan ekosistem mobil listrik, maka tingkat adopsinya di Indonesia sangat rendah. Dibandingkan target produksi dan jumlah motor listrik yang siap jalan juga masih sangat kecil, sementara untuk mobil listrik, seluruh pengadaan masih sepenuhnya diimpor,” tulis hasil riset IESR tersebut.
Adalah pengetahuan umum bahwa pengembangan kendaraan elektrifikasi termasuk mobil listrik, merupakan salah satu strategi pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi mengurangi pemanasan global secara aktif. Apalagi Indonesia salah satu negara yang meratifikasi Perjanjian Paris pada April 2016. Salah satu kontribusi Indonesia adalah penurunan emisi hingga 2030 sebesar 29 persen dan sampai 41 persen bila dengan dukungan internasional.
Faktanya, sektor transportasi merupakan sektor terbesar kedua di republik ini yang mengonsumsi bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Menurut Indonesia Battery Corporation (IBC), kendaraan berbahan bakar fosil memiliki emisi karbon sebanyak 4.100 kg per 19.000 km per tahun. Mobil listrik adalah satu cara utama untuk menekan emisi karbon yang tidak ramah lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Di tengah problematikan mobil listrik ini, ada tawaran cerdas dari Wuling Motors (Wuling). Pabrikan otomotif asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia pada Juli 2017 ini memperkenalkan platformnya bertajuk Global Small Electric Vehicle (GSEV) di pameran GIIAS 2021.
©2021 Merdeka.com
Apa sih GSEV?
Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors, menjelaskan GSEV adalah platform mobil listrik yang diciptakan dan dipasarkan Wuling dengan memadukan beragam pilar untuk menghadirkan mobilitas modern. Di booth Wuling di Hall 3 ICE BSD, turut ditampilkan dua produk berbasis GSEV ini.
Platform GSEV sudah hadir dalam enam produk yang diluncurkan sejak 2017, yakni E100, E200, Hongguang Mini EV, Hongguang Mini EV Macaron, KiWi EV, dan Nano EV.
"Kami berharap pengenalan platform ini dapat memberikan gambaran lebih jelas lini produk EV Wuling yang akan dipasarkan di Indonesia pada tahun depan. Basis GSEV sendiri mendapat respons baik di pasar Tiongkok dan memiliki beragam lini produk,” kata Danang di booth Wuling-GIIAS 2021.
Ya, di pasar Tiongkok, mobil berbasis GSEV ini populer di segmen mobil listrik mini.
Mengutip laman chinadaily.com.cn edisi 27 September 2021, mobil listrik mini termasuk model Hongguang Mini EV dari SAIC-GM-Wuling, menjadi pilihan populer di pasar Tingkok. Bahkan Hongguang Mini EV mengalahkan Tesla Model 3 sebagai mobil listrik terpopuler beberapa bulan terakhir. Sejak dirilis tahun lalu, Hongguang Mini EV telah dikirim ke konsumen lebih 370.000 unit berdasarkan laporan Fitch Solutions.
MobilHongguang Mini EV yang berbasis GSEV bisa populer karena selain dimensinya mungil, menawarkan harga jual yang terjangkau. Di negara asalnya, harga jual mobil ini mulai Rp 60 juta hingga Rp 100 jutaan --cocok dengan mayoritas profil konsumen otomotif Indonesia, sehingga harga jualnya dapat dijangkau dan potensi pasarnya ikutan besar.
Menurut Danang, platform GSEV memiliki beberapa daya tarik selain harga terjangkau.
1. GSEV menawarkan dimensi kompak dan nyaman. Berkat ukuran yang kecil, platform GSEV menjadi mudah untuk parkir. Namun, itu tidak mengurangi kelegaan kabin yang disajikan. Tercatat ada dua konfigurasi bangku yang bisa diaplikasikan, yakni dua bangku atau empat bangku.
2. Cocok untuk pengunaan sehari hari. Platform ini mengedepankan kemudahan dalam pemakaiannya. Ini dibuktikan dengan kemampuan jarak tempuh mulai 120 km hingga 300 km
3. Dukungan pengisian baterai yang mudah dan didukung fasilitas fast charging.
4. Berbagai fitur pintar juga melengkapi platform ini, seperti Internet of Vehicle (IoV), ADAS, Automatic Parking, hingga fitur Multimedia dengan dukungan Voice Command.
5. Aspek keselamatan berkendara turut menjadi pilar penting GSEV berkat rangka baja pada bodi yang kuat dan kantong udara. Selain itu, baterai GSEV dijamin keamanannya melalui pengujian ketahanan tinggi, berstandar IP68 waterproof dan dilengkapi Smart Battery Management System (SBMS).
Wuling, lanjut dia, memiliki standarisasi komponen utama khusus platform GSEV yang terdiri dari desain sistem dan sel baterai, motor listrik, serta sistem control electronic. Komponen utama pada GSEV juga dapat disesuaikan dengan profil dan preferensi konsumen yang beragam di pasar kendaraan listrik secara global.
Kami melihat platform GSEV memiliki potensi di segmen kendaraan listrik. Wuling melihat kebiasaan berkendara di Indonesia dilakukan untuk kebutuhan komuter dengan jarak relatif tidak jauh dan berkendara dengan maksimal empat penumpang. Selain sebagai alat transportasi ramah lingkungan.
“Potensi segmen mobil listrik kini semakin besar dengan percepatan elektrifikasi kendaran oleh pemerintah, tren mobil listrik global yang pesat, dan pengaruh tren tersebut pada pasar otomotif Indonesia. Selain itu, pengguna mobil listrik bisa menikmati berbagai benefit lainnya yang berbeda,” pungkas Danang.
(mdk/sya)