Road Trip Innova Zenix Hybrid Jakarta-Bali: Si Gagah Perkasa, Konsumsi BBM-nya di Luar Nalar
BBM Innova Zenix Hybrid sungguh di luar nalar. Kami hanya sekali isi full tank menuju Bali.
Berapa kali kami isi bensin pertamax dari Jakarta ke Bali?
Road Trip Innova Zenix Hybrid Jakarta-Bali: Si Gagah Perkasa, Konsumsi BBM-nya di Luar Nalar
Kesan pertama saat kami berkendara menggunakan Innova Zenix Hybrid tipe V sungguh luar biasa.
Desainnya gagah perkasa. Tidak kalah dengan kakak kandungnya, Fortuner.
Kami pun kaget merasakan konsumsi bahan bakarnya saat menjajal rute Jakarta-Bali di musim libur Natal dan Tahun Baru 2023.
- Pakai Innova Zenix, Jokowi Tiba di GBK Hadiri Misa Akbar Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus Pakai Innova Zenix Selama di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya
- Kijang Innova Zenix Hybrid atau BYD M6: MPV Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Dipilih?
- Tes Konsumsi BBM Innova Zenix Hybrid: 4 Hari Keliling Bali Tanpa Isi Bensin
Bensin telah terisi penuh sejak Kamis 21 Desember 2023. Si gagah perkasa kami ajak jalan-jalan menyusuri jakarta Tebet menuju Cibubur.
Kondisi jalan yang macet. Berjarak 30 Km, tak menggeser indikator bensin. Tetap di atas.
Jumat (22/12), rute Cibubur-Jakarta kami lalui. Menerabas kemacetan di jam kerja.
Konsumsi BBMnya, 23,5 Km per liter. Jauh lebih irit ketimbang Innova Reborn bukan?
Perjalanan Menuju Bali Dimulai
BBM jenis Pertamax yang terisi penuh masih bisa kami pakai menelusuri tol Trans Jawa.
Bahkan, saat itu kami terjebak kemacetan parah di Tol Cipali.
Sejak Cikampek hingga KM 166, macet total. Jalan hanya beberapa meter saja, selebihnya stuck.
Hingga akhirnya, kami melaju kendaraan agak kencang setelah KM 166 menuju gerbang tol Kalikangkung.
Di luar nalar, sejak dua hari lalu, indikator BBM baru menunjukkan tanda habis setengah tangki saja.
Isi Full Tank
Kami memutuskan untuk kembali mengisi full tank Pertamax setelah tol Kalikangkung.
Tidak sampai Rp400 ribu untuk mengembalikan tangki terisi full dengan BBM.
Perjalanan pun kami lanjutkan menuju pit stop pertama di Probolinggo, Jawa Timur.
Karena macet parah tol Cipali, perjalanan yang kami tempuh dari Cibubur ke Probolinggo sampai 20 jam.
Tapi jujur saja, lelah tak terasa begitu hebat sebagai driver tanpa gantian. Karena berkendara dengan mobil yang nyaman.
Coba tebak berapa konsumsi BBM yang ditunjukkan dalam layar MID mobil?
Ya, 17 Km per liter kami habiskan. Dengan jarum indikator bensin yang belum sampai habis setengah.
Padahal perjalanan sudah 400 Km lebih dari Kalikangkung, lokasi isi bensin terakhir.
Kami pun memutuskan untuk kembali mengisi tangki BBM hingga full.
Biayanya tak sampai Rp350 ribu. Karena bensinnya belum tepat di posisi setengah.
Perjalanan selanjutnya, kami menyusuri jalan non tol Probolinggo, Situbondo hingga ke Banyuwangi.
Seperti diketahui, perjalanan tersebut sungguh panjang. Hingga memakan waktu kurang lebih 5 jam.
Kami harus melewati kota, hutan melawan tronton, truk besar, hingga bus dan sopir elf yang biasanya ugal-ugalan di jalan.
Wajar, jalan tersebut jalur distribusi logistik darat rute Jawa-Bali.
Hingga akhirnya kami tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Konsumsi BBM yang kami habiskan dari Probolinggo-Banyuwangi non tol mencapai 20,3 Km/liter.
Padahal, jalur tersebut mengharuskan kami tancap gas menyalip tronton, bus dan truk besar.
Tiba di Bali
Setibanya di Bali, kami beristirahat di kawasan Pekutatan. Sekitar 2-3 jam perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk.
Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan menuju Canggu.
Lalu, keliling Bali Selatan dan pusat wisata. Jalanan Bali kala itu sungguh macet luar biasa.
Tapi apa yang terjadi? Bisa dilihat sendiri di gambar indikator bensin yang kami isi full tank di Probolinggo.
Konsumsi BBMnya pun menjadi 20,6 Km/liter.
Perjalanan kami keliling Bali hingga kembali ke Jakarta akan dilanjutkan di tulisan berikutnya.
Total Jakarta-Bali, kami hanya sekali isi bensin full tank (2 kali isi setengah tangki).
Total biaya BBM kurang dari Rp800 ribu.