Toyota New Zealand Berhenti Jualan Fortuner, Dinilai Kurang Ramah Lingkungan
Toyota memutuskan untuk menghentikan penjualan di Selandia Baru karena dianggap tidak ramah lingkungan. Yuk simak!
Di Indonesia, Toyota terkenal, namun secara diam-diam mereka telah menghentikan penjualan model Fortuner di Selandia Baru. Keputusan ini diambil karena Fortuner dianggap tidak cukup ramah lingkungan, terutama di saat Selandia Baru tengah berkomitmen untuk mengembangkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Menurut laporan dari carexpert.com.au pada hari Senin (2/9/2024), seorang juru bicara Toyota NZ menyatakan bahwa saat ini mereka lebih fokus pada penyediaan berbagai jenis kendaraan bertenaga listrik untuk mengurangi emisi yang dihasilkan.
- Penjualan Bulan Oktober 2024 Meningkat, Toyota Tetap Memimpin Pasar Otomotif di Indonesia
- Banyaknya Tren Fortuner Cumi Darat, Toyota: Pastikan Emisi Tetap Baik
- Faktor yang Membuat Toyota Belum Tertarik Memasarkan Fortuner Mild Hybrid di Indonesia
- Tak heran jika Toyota Fortuner Diesel banyak diminati karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan mobil-mobil lainnya.
“Kami berkomitmen untuk menyediakan berbagai pilihan powertrain bertenaga listrik dan mengurangi emisi melalui portofolio produk yang seimbang, sehingga kami memutuskan untuk tidak meluncurkan Fortuner di Selandia Baru,” kata perwakilan Toyota NZ seperti yang dilansir oleh carexpert.com.au.
Ia juga menyatakan bahwa semua unit telah dikeluarkan dari stok dan tidak akan dimasukkan dalam rencana penjualan di masa depan. Dengan demikian, Toyota Fortuner tidak akan lagi tersedia di lini produk Toyota NZ.
Imbas Pengetatan Standar Emisi
Pemberhentian ini merupakan salah satu konsekuensi dari penerapan standar kendaraan ramah lingkungan di Selandia Baru yang mulai efektif sejak 1 Januari 2023. Sistem ini menetapkan biaya untuk kendaraan impor berdasarkan rasio emisi CO2 terhadap berat, jika melebihi batas yang ditentukan, serta memberikan kredit bagi kendaraan yang emisinya berada di bawah batas tersebut.
Toyota NZ masih diperbolehkan untuk mengimpor kendaraan dengan emisi CO2 tinggi, seperti pikap atau SUV besar seperti Land Cruiser. Namun, keberadaan kendaraan-kendaraan tersebut harus diimbangi dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Dalam waktu dekat, Australia juga akan menghadapi situasi serupa. Negara tersebut akan mulai menerapkan New Vehicle Efficiency Standard (NVES) atau standar efisiensi kendaraan baru pada tanggal 1 Januari 2025. Selanjutnya, kendaraan yang tidak memenuhi regulasi emisi yang baru akan mulai dikenakan denda mulai 1 Juli 2025.
Toyota Australia telah mengumumkan rencana untuk mengalihkan fokus produknya ke kendaraan hibrida. Saat ini, terdapat sembilan model hibrida dalam jajaran produk Toyota Australia, termasuk Yaris, Yaris Cross, Corolla Cross, Corolla Hatchback, Corolla Sedan, Camry, CH-R, RAV4, dan Kluger. Selain itu, ada juga satu model mobil listrik penuh, yaitu Toyota bZ4x.