Peringati Hardiknas, Menristekdikti Dorong Penerapan Online Learning
Menurutnya, nantinya pertumbuhan APK akan semakin meningkat bila mahasiswa bisa kuliah secara online. Sebab, mereka tidak perlu datang langsung ke kelas dan bisa kuliah sambil bekerja.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menghadiri upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2019 di Universitas Indonesia, Depok. Dalam pidatonya, Nasir mengatakan bahwa angka partisipasi kasar (APK) masyarakat yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi hanya 34,58 persen.
Artinya, dari 4.741 perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia, sebanyak 65,5 persen penduduk usia kuliah belum bisa menikmatinya.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Kapan Azriel Hermansyah berencana melanjutkan pendidikan? Aurel Hermansyah juga mengungkapkan bahwa adiknya, Azriel, berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 dalam waktu dekat.
-
Kenapa beasiswa Banyuwangi Cerdas diberikan? "Ini adalah upaya menjamin pendidikan bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, untuk itu perlu menjamin pendidikan mereka, untuk bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Ipuk.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa itu Menjes? Menjes adalah makanan berbahan dasar kedelai yang lazim ditemukan di Jawa Timur, Indonesia.
Ia berharap, Hari Pendidikan Nasional 2019 kali ini dapat menandai peningkatan pada angka tersebut.
"Ini menjadi kewajiban kita untuk menyelesaikan pendidikan tinggi, di Korea APK sudah 92 persen. Oleh karena itu, revolusi yang harus dihadapi adalah sistem pada saat sekarang dilakukan dengan online education, mooc (aplikasi kuliah online), dan cyber university," tukas Nasir di Lapangan Rotunda Universitas Indonesia, Depok, Kamis (2/5).
Karenanya, Nasir mendorong agar perguruan tinggi melakukan terobosan guna meningkatkan APK tersebut. Yaitu, dengan menerapkan sistem pembelajaran online.
Menurutnya, nantinya pertumbuhan APK akan semakin meningkat bila mahasiswa bisa kuliah secara online. Sebab, mereka tidak perlu datang langsung ke kelas dan bisa kuliah sambil bekerja.
"Banyak mereka sekarang yang lulus SMA, SMK itu langsung masuk kerja karena ga mampu untuk kuliah. Mereka untuk ditingkatkan kualitasnya, di samping dia kerja, dia bisa meningkatkan mutu pendidikan tinggi," tutur Nasir.
"Secara keseluruhan target kami di tahun 2024, kami usulkan di dalam satu RPJM berikutnya, kita paling tidak bisa di angka 50 persen lah dengan akibat adanya sistem pembelajaran jarak jauh atau e-learning," lanjutnya.
Prodi Sosial Dulu
Nasir menambahkan, sejauh ini baru ada sekitar 15 sampai 20 perguruan tinggi yang menerapkan sistem online ini. Di antaranya adalah UI, ITB, UNJ, UNPAD, PEN Surabaya, dan beberapa perguruan tinggi lainnya.
Untuk swasta, Universitas Bina Nusantara (Binus) juga sudah menerapkan sistem kuliah online. Ia berharap, nantinya seluruh program studi (prodi) bisa menerapkan hal ini.
"Harapannya seluruh prodi, tapi tahap awal nanti mungkin di bidang sosial dulu barangkali. Karena kalau di bidang sains dan teknologi kan perlu bagaimana mendesain laboratorium yang virtual reality itu. Ini harus kita bangun dulu," tukas Nasir.
"Tapi persiapan ini harus kita lakukan di bidang sosial dulu, dan bidang informatika itu juga bisa dilakukan hal yang sama," ia mengakhiri.
Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat
(mdk/rhm)