11 Tahun direhabilitasi, 2 orangutan yang disita di Thailand dilepasliarkan
Setelah menjalani rehabilitasi yang panjang selama 11 tahun, Nanga dan Sukamara, 2 orangutan selundupan yang disita di Thailand tahun 2006 lalu, hari ini dilepasliarkan ke hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Kalimantan Tengah.
Setelah menjalani rehabilitasi yang panjang selama 11 tahun, Nanga dan Sukamara, 2 orangutan selundupan yang disita di Thailand tahun 2006 lalu, hari ini dilepasliarkan ke hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Kalimantan Tengah.
Pelepasliaran Nanga dan Sukamara, dilakukan bersama dengan 10 orangutan lainnya. Total, 12 Orangutan hari ini dilepasliarkan ke TNBBBR, di Kabupaten Katingan.
"Kedua belas orangutan yang dilepasliarkan hari ini, menjalani rehabilitasi di lokasi pusat reintroduksi Orangutan di Nyaru Menteng, di Kalimantan Tengah, sebelum siap hidup liar kembali di alam bebas," kata CEO Borneo Orangutan Survival (BOS) Jamartin Sihite, dalam penjelasannya, Kamis (9/11).
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
BOS mencatat, sepanjang 2017 ini, pelepasliaran kali ini, adalah yang ketujuh kalinya di hutan TNBBBR, dan yang kesembilan belas kalinya, dilakukan bersama dengan BKSDA Kalimantan Tengah. "Target kami ada 100 orangutan yang dilepasliarkan ke hutan alami, dan 100 orangutan lain, yang dilepasliarkan ke pulau-pulau prapelepasliaran," ujar Jamartin.
"Pelepasliaran kali ini, juga sekaligus merayakan hari cinta puspa dan satwa nasional, yang jatuh pada 5 November. Dari 12 orangutan, 4 adalah jantan, dan 8 betina," tambahnya.
Nanga dan Sukamara, adalah orangutan betina hasil repatriasi dari Thailand di tahun 2006. Yayasan BOS sendiri, telah menerima total 48 orangutan hasil sitaan, dan dikembalikan ke Kalimantan Tengah.
"12 orangutan ini, dibawa dalam 2 pemberangkatan terpisah, perjalanan darat dan sungai 10-12 jam dari Nyaru Menteng. Jadi, sekarang, ada 71 orangutan eks rehabilitasi dari Nyaru Menteng dk hutan TNBBBR," ungkap Jamartin.
Sementara, Kepala BKSDA Kalimantan Tengah Adib Gunawan menerangkan, hari cinta puspa dan satwa nasional pada 5 November, telah ditetapkan pemerintah sejak 24 tahun lalu.
"Itu karena keprihatinan yang besar terhadap keberadaan puspa dan satwa di Indonesia. Sejak saat itu berbagai program terus dilakukan pemerintah menyelamatkan, melindungi dan merawat puspa dan satwa Indonesia, termasuk orangutan di Kalimantan dan Sumatera," terang Adib.
Tidak hanya melibatkan Yayasan BOS, BKSDA Kalimantan Tengah, dan Balai TNBBBR, kegiatan ini juga melibatkan USAID LESTARI yang telah berkomitmen mendukung aktif program pelepasliaran orangutan di TNBBBR sampai tahun 2018 mendatang.