Mengupas Hari Orangutan Sedunia, Ini Sejarah dan Fakta Primata Asli Indonesia
Tanggal 19 Agustus diperingati sebagai Hari Orangutan Sedunia.
Setiap tanggal 19 Agustus, dunia memperingati Hari Orangutan Sedunia, sebuah hari yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian primata asli Indonesia ini. Perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah seruan global untuk menyelamatkan orangutan dari ancaman kepunahan yang semakin nyata.
Sejarah Hari Orangutan Sedunia
Hari Orangutan Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2015, dengan tujuan mengenang dan melestarikan salah satu spesies paling ikonik di Indonesia yang terancam punah akibat aktivitas manusia, terutama industri kelapa sawit. Perayaan ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat dunia agar lebih peduli terhadap keberlangsungan hidup orangutan.
-
Dimana orangutan ditemukan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Kapan Orangutan Tapanuli ditemukan? Seiring perkembangan teknologi terutama di bidang genetika, banyak penemuan baru terkait DNA orang utan di Sumatra. Pada 2017, telah ditetapkan spesies baru, yaitu Orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).
-
Siapa orang utan tertua di dunia? Dengan umurnya tersebut, Bella merupakan orang utan sumatra tertua yang hidup di penangkaran di seluruh dunia.
-
Kenapa Orangutan terancam punah? Orangutan, spesies kera besar Asia yang unik, kini menghadapi ancaman kepunahan karena kehilangan habitat secara dramatis, pembunuhan ilegal, dan kebakaran hutan.
-
Dimana Orangutan Tapanuli bisa ditemukan? Mengutip indonesia.go.id, Orang utan Tapanuli ini hanya bisa ditemukan di ekosistem Batang Toru. Berada di 3 kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
-
Dimana orang utan raksasa itu ditemukan? Peristiwa tersebut diduga terjadi di daerah Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Sebagaimana disebutkan oleh World Orangutan Events, dari 1992-2000, populasi orangutan Sumatra dianggap telah menurun lebih dari 50%. Sementara itu, populasi orangutan Borneo turun hampir 43 persen dalam dekade terakhir, dari 35.000 pada tahun 1996 menjadi 20.000 pada tahun 2006.
Fakta Menarik tentang Orangutan
Orangutan adalah salah satu primata yang paling dekat hubungannya dengan manusia, dengan DNA yang mencapai 97 persen kemiripan. Ini menjadikan orangutan masuk dalam keluarga Hominidae, bersama dengan gorila, simpanse, dan manusia.
Sebagai hewan yang sangat cerdas, orangutan menunjukkan berbagai perilaku yang menakjubkan, mulai dari penggunaan alat hingga kemampuan untuk belajar dari induknya.
Salah satu fakta menarik adalah bahwa orangutan merupakan mamalia terberat yang hidup di atas pohon. Orangutan Borneo, misalnya, bisa mencapai berat hingga 90 kilogram dengan tinggi badan mencapai 1,5 meter.
"Orangutan menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon, berayun dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mencari makan dan mendapatkan pasangan," demikian dijelaskan oleh berbagai sumber ilmiah.
Perilaku Orangutan yang Unik
Orangutan memiliki banyak perilaku unik yang menunjukkan betapa cerdasnya mereka. Salah satunya adalah kemampuan untuk menggunakan kakinya seperti tangan. Kaki orangutan bisa menggenggam benda sama baiknya dengan tangan mereka, dan ini memungkinkan mereka untuk memanjat dan berayun di antara pohon dengan lebih efisien.
Selain itu, hubungan antara induk dan anak orangutan sangat erat. Anak orangutan biasanya tinggal bersama induknya hingga mencapai usia tujuh tahun. Selama masa ini, induknya mengajarkan segala hal yang diperlukan untuk bertahan hidup di alam liar, mulai dari mencari makan hingga membangun sarang.
Ancaman terhadap Kelangsungan Hidup Orangutan
Sayangnya, keberadaan orangutan semakin terancam oleh aktivitas manusia. Deforestasi yang masif untuk kepentingan industri, terutama kelapa sawit, telah merampas habitat alami orangutan. Banyak induk orangutan yang terbunuh agar bayinya bisa dijual sebagai binatang peliharaan. Situasi ini sangat memprihatinkan, mengingat orangutan hanya melahirkan anak setiap tujuh hingga sembilan tahun, sehingga pertumbuhan populasinya sangat lambat.
Mengutip data dari WWF, populasi orangutan sumatra menurun hingga 50 persen antara tahun 1992 hingga 2000. Angka ini bahkan diprediksi akan terus menurun jika laju deforestasi tidak dihentikan. Tanpa tindakan nyata, kita mungkin akan kehilangan salah satu spesies paling luar biasa ini dalam waktu dekat.
Pentingnya Melestarikan Orangutan
Hari Orangutan Sedunia adalah momentum penting untuk mengingatkan kita akan tanggung jawab besar yang kita emban dalam melestarikan orangutan. Mereka bukan hanya simbol dari kekayaan alam Indonesia, tetapi juga cerminan dari keragaman hayati yang harus dijaga. Dengan semakin banyaknya habitat mereka yang hilang, serta perburuan ilegal yang terus berlangsung, keberadaan orangutan semakin kritis.
Kita semua dapat berkontribusi dalam melestarikan orangutan, baik melalui edukasi, dukungan terhadap upaya konservasi, maupun dengan mengurangi konsumsi produk yang berkontribusi pada deforestasi. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang masih memiliki kesempatan untuk mengenal dan belajar dari makhluk yang luar biasa ini.
Hari Orangutan Sedunia bukan hanya tentang merayakan keberadaan orangutan, tetapi juga tentang mengambil tindakan nyata untuk melindungi mereka dari kepunahan. Mari kita semua berperan serta dalam upaya ini, demi masa depan yang lebih baik untuk orangutan dan alam Indonesia.