Platform Kitabisa Punya Program Konservasi Orangutan
Banyak yang bisa dilakukan bagi konservasi Orangutan pada program ini.
Banyak yang bisa dilakukan bagi konservasi Orangutan pada program ini.
Platform Kitabisa Punya Program Konservasi Orangutan
-
Bagaimana cara orang utan dilindungi di Kawasan Hutan Labanan? Konservasi ini dikelola langsung oleh Centre for Orangutan Protection (COP).
-
Dimana orangutan ditemukan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Bagaimana Taman Nasional Tiga Puluh melindungi orang utan? Di sini juga orang utan dilakukan proyek pelepas-liaran mereka di alam bebas.
-
Mengapa Orangutan Tapanuli terancam punah? Hal ini disebabkan hanya terdapat 800 individu Orang utan Tapanuli yang masih hidup di Hutan Batang Toru. Selain itu, ancaman kehilangan habitat akibat perburuan juga menjadi faktor lainnya.
-
Apa hubungan Gigantopithecus dengan orangutan? “Yang kami amati adalah sejumlah perbedaan dari hasil pengurutan,“ kata penulis penelitian Enrico Cappelini, profesor rekanan di Universitas Copenhagen. “Kami berasumsi, makin sedikit perbedaannya maka kedua hewan itu makin dekat kekerabatannya,“ kata Capellini kepada Live Science.
-
Apa yang terjadi pada anak orangutan? 'Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan,' kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
Dalam menghadapi krisis kehilangan habitat yang semakin mendesak, HARPA (Harapan Alam) program konservasi dari Kitabisa berkolaborasi dengan Sintang Orangutan Center (SOC), mengumumkan inisiatif "Rumah Untuk Orangutan".
Program yang berlangsung di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat ini dirancang untuk mengatasi tantangan yang dihadapi orangutan dan habitatnya melalui pendidikan dan reboisasi.
HARPA juga akan memberikan dukungan yang lebih luas, termasuk bantuan pakan dan obat-obatan serta peningkatan infrastruktur kandang di tempat rehabilitasi orangutan SOC, sebagai bagian dari komitmen menyeluruh terhadap kesejahteraan orangutan.
"Kami fokus pada melindungi orangutan dan habitat mereka. Tidak hanya meningkatkan kesadaran, tapi kami mendorong semua orang untuk aktif terlibat. Impian kami, generasi mendatang jadi pelindung orangutan. Lewat kerja sama dengan SOC dalam program HARPA dari Kitabisa ini, kita bisa membuat habitat yang aman bagi orangutan.” ungkap Edo Irfandi, VP of Business, People and Operations Kitabisa dalam keterangan persnya, Jumat (5/4).
Orangutan, spesies kera besar Asia yang unik, kini menghadapi ancaman kepunahan karena kehilangan habitat secara dramatis, pembunuhan ilegal, dan kebakaran hutan.
Krisis ini juga dihadapi oleh Indonesia dimana dari tahun 1999 hingga 2015 saja, Kalimantan telah kehilangan sekitar 148.500 individu orangutan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, diperkirakan 45.300 individu lainnya akan hilang pada tahun 2050 jika laju kerusakan habitat saat ini berlanjut.
“Kami menyambut baik partisipasi dari banyak pihak, baik perorangan, berbagai komunitas masyarakat, serta institusi dan instansi lain yang ingin bergerak bersama menyelamatkan orangutan, manusia dan alam Indonesia. Partisipasi Harpa dalam kegiatan kami ini, sungguh merupakan suatu sumbangsih yang amat berharga,” ucap Hasudungan Pakpahan, Ketua Yayasan SOC.