Terungkap, Ini Program Dijalankan Perusahaan Migas Capai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
120 Ha luasan hutan mangrove di kawasan Sungai Hitam mencatat penyerapan emisi karbon sebesar 51,04 ton CO2eq/tahun dengan 175,34 ton CO2eq/tahun.
Salah satunya melalui program Sungai Hitam Lestari, di mana manusia dan lingkungan dapat hidup berdampingan.
Terungkap, Ini Program Dijalankan Perusahaan Migas Capai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Terungkap, Ini Program Dijalankan Perusahaan Migas Capai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field berkomitmen untuk menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Salah satunya melalui program Sungai Hitam Lestari, di mana manusia dan lingkungan dapat hidup berdampingan.
“Di program Sungai Hitam Lestari, kami menetapkan langkah untuk mencapai tujuan 5 kesetaraan gender, tujuan 13 penanganan perubahan iklim, tujuan 15 ekosistem daratan, dan tujuan 17 kemitraan untuk mencapai tujuan,” ucap Manager Communication Relations & CID PHI, Dony Indrawan.
PEP Sangasanga Field bersama mitra binaan program Sungai Hitam Lestari juga telah menanam 2.500 bibit mangrove yang bisa menjadi bahan makanan Bekantan dan mangrove berjenis Jeruju, Acanthus ilicifolius, yang dapat diolah menjadi teh oleh kelompok UMKM.
Dari sisi lingkungan, 120 Ha luasan hutan mangrove di kawasan Sungai Hitam mencatat penyerapan emisi karbon sebesar 51,04 ton CO2eq/tahun dengan 175,34 ton CO2eq/tahun.
Dengan dukungan dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai induk pengelolaan perusahaan, PEP Sangasanga Field juga mengembangkan Kelompok Sadar Wisata dan Ekowisata (Pokdarwis) berbasis pelestarian Bekantan.
merdeka.com
Dony Indrawan, menjelaskan bahwa inisiasi program Sungai Hitam Lestari dilatarbelakangi oleh kondisi habitat bekantan di Indonesia yang mulai berkurang dan beralih fungsi sejak tahun 1990. Ironisnya, sekitar 60 persen atau 29,500 km2 lahan habitat bekantan yang tersisa, juga mengalami kerentanan karena keterjangkauannya dengan pemukiman, tambak dan pertanian.
“Seiring meningkatnya populasi manusia dan tingginya mobilitas antar daerah, banyak daerah menjadi kawasan permukiman, tambak, dan perkebunan sehingga menyebabkan luasan area jelajah Bekantan semakin sempit,” ungkap Dony.
Agar pelestarian Bekantan dapat berjalan secara berkelanjutan, PEP Sangasanga Field juga membangun dan mengajarkan Pokdarwis tentang pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di area wisata Sungai Hitam melalui pemasangan panel surya.Panel surya ini pun kemudian menghasilkan manfaat ekonomi bagi pokdarwis dimana mereka telah mampu menghasilkan Rp70.000.000,- per tahun dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp1.200.000,- per tahun.
Dony menambahkan bahwa perusahaan juga mengembangkan aspek ekonomi dalam program CSR ini guna memastikan bahwa alam dan manusia dapat saling menopang keberadaannya.
“Oleh karena itu, selain Pokdarwis, aktivitas ekonomi UMKM Sungai Hitam Lestari juga terus ditingkatkan, antara lain melalui produksi olahan teh jeruju dan klappertaart dari buah nipah,” imbuh Dony.
“Program Sungai Hitam Lestari akan terus berlanjut dan kami kembangkan sehingga bisa memberi manfaat dan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dengan harapan bahwa program ini akan mencapai kemandirian pada tahun 2024,” pungkasnya.