Kesaksian Penumpang Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh & Meledak, Selamat dari Maut Setelah Terus Berzikir, Salawat & Takbir
Berikut kesaksian penumpang selamat pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh dan meledak.
Pesawat Azerbaijan Airlines mengalami kecelakaan di dekat Kota Aktau, Kazakhstan pada Rabu (25/12). Pesawat penumpang Embraer ini terbang dari Azerbaijan menuju Rusia. Menurut laporan otoritas setempat, pesawat ini membawa total 62 penumpang dan lima kru.
Seiring evakuasi dilakukan, sebuah video yang memperlihatkan suasana di dalam pesawat sebelum jatuh, beredar luas di masyarakat. Menariknya, seorang penumpang pria terlihat begitu tenang meski mengetahui pesawat sedang bermasalah.
Nasib baik masih menghampirinya. Ia menjadi salah satu penumpang yang selamat atas kecelakaan pesawat yang menimpanya. Sembari berbaring di ranjang rumah sakit, pria ini memberikan kesaksiannya.
Lantas bagaimana kesaksian penumpang selamat pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh dan meledak tersebut? Melansir dari akun Instagram majeliskopi08, Selasa (31/12), simak ulasan informasinya berikut ini.
Kesaksian Penumpang Pesawat Azerbaijan Airlines
Seorang pria bernama Subkhonkul Rakhimov (48) berhasil selamat dari kecelakan pesawat Azerbaijan Airlines yang terjadi pada Rabu (25/12). Ia kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Ia menjadi viral setelah videonya yang memperlihatkan kondisi pesawat sesaat sebelum terjatuh beredar luas di media sosial. Sambil berbaring di ranjang rumah sakit, Rakhimov memberikan kesaksiannya.
"Perasaan saya saat itu saya sudah selesai. Ini menit terakhir saya, sesuatu akan terjadi. Apa yang dapat dilakukan dalam menit-menit ini? Kita perlu mendapatkan lebih banyak amalan untuk dipersembahkan kepada Yang Maha Kuasa," ujar Rakhimov di rumah sakit.
"Saya mulai berzikir, saya mulai berdoa, saya mengucapkan syahadat. Saya selalu melakukannya. Perasaan saya saat itu saya sudah selesai," lanjutnya.
Terus Berzikir, Salawat & Takbir
Diungkapkan bahwa dirinya memang selalu memuji Allah SWT di setiap waktu. Tidak heran apabila di situasi mencekam kemarin, Rakhimov tetap tenang sembari terus berzikir, salawat dan bertakbir.
"Saat pesawat landing dan take off, saya selalu memuji Allah. Saya selalu berdoa, Allahu Akbar Allahu Akbar. Saya selalu mengucapkan itu," ungkap Rakhimov.
"Dan saat terjadi ledakan, saya segera ucapkan, Allahu Akbar Allahu Akbar. Mulai mengucapkan doa yang saya tahu. Atas kehendak Yang Maha Kuasa, saya masih hidup," sambungnya.
Lebih lanjut, Ia mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk jangan khawatir apabila menghadapi situasi mencekam seperti yang dialaminya. Apalagi jika Anda selalu mengingat Allah SWT dan menjalani salat lima waktu.
"Saya ingin mengimbau ke semua muslim, jangan khawatir. Jika seorang muslim sholat lima kali sehari, jika dia mengingat Yang Maha Kuasa setiap hari, lalu jika dalam situasi seperti ini, setiap muslim dapat menemukan jati dirinya," ujarnya.
"Jika Yang Maha Kuasa selalu di dalam hatinya, dia akan berada dalam kedamaian," tutupnya.
Salah Satu Penumpang Selamat
Melansir dari Anadolu, Rakhimov menceritakan mendengar ledakan di udara yang merusak kabin. Ledakan inilah yang membuatnya terbangun saat berada di dalam pesawat.
Ia sendiri tidak bisa mengenali jenis ledakan tersebut. Sehingga, menurutnya menentukan suara ledakan yang berkaitan dengan penyebab kecelakaan harus dilakukan oleh para ahli.
Setelah ledakan terjadi, masker oksigen langsung berjatuhan dan beberapa bagian kabin tampak rusak. Akan tetapi, pesawat sempat stabil dan menaikkan ketinggian.
Ia saat itu kemudian berjuang untuk menentukan lokasi pasti pesawat dan menyadari bahwa dirinya tidak melihat pemukiman atau penanda dari jendelanya.
Ia bersama penumpang lainnya pun berharap adanya pendaratan darurat. Namun tak berselang lama, pesawat mulai berperilaku tidak menentu di atas laut.
Rakhimov sendiri merupakan pria asal Tajikistan. Ia yang bekerja sebagai seorang pengusaha ini mengatakan telah tinggal di Yekaterinburg, Rusia selama 24 tahun bersama keluarganya.
Terlempar ke Belakang Kursinya
Rakhimov mengatakan Ia terlempar ke belakang dari kursinya ketika kecelakaan. Ia pun langsung kehilangan kesadarannya. Setelah terbangun, Ia mencoba mencapai pintu keluar di dekat lokasi pesawat yang sudah terbelah dua.
Area tersebut rupanya penuh sesak, sehingga mustahil untuk dilewati. Tak pantang menyerah, Ia kemudian pindah ke bagian belakang pesawat untuk mencari jalan keluar lain.
Di saat itu, Ia menemukan seorang pramugara dan pramugari terluka. Terutama awak laki-laki.
Meski sedang berada di situasi genting, Ia bersama dengan korban selamat lainnya langsung memberikan pertolongan pertama kepada keduanya usai melepaskan sabuk pengaman.
Menyadari tidak ada jalan keluar yang layak di bagian ekor, Rakhimov kembali ke lokasi pecahnya pesawat. Di sana, Ia bertemu dengan dua wanita yang terjebak di kursi mereka dan meminta bantuan.
"Saya mencoba membantu salah satu dari mereka, tetapi saya tidak bisa membebaskannya, saya hanya berhasil mengangkatnya sedikit. Wanita lainnya juga terjebak, dan meskipun saya berusaha mendorong kursi agar terpisah, saya tidak berhasil," ujar Rakhimov.
Tak berselang lama, Ia mendengar suara sirene ambulans dan para penyelamat pun tiba untuk memulai evakuasi.
Rakhimov bercerita awalnya para penyelamat tidak memperhatikannya. Ia hanya bisa berjalan berkeliling, merekam dan berbicara. Hingga akhirnya beberapa orang mendekatinya.
"'Apakah Anda juga turun dari pesawat?'. Saya menjawab ya," katanya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Kazakhstan karena segera mengatur evakuasi dan memberikan bantuan medis kepada yang terluka. Ia juga memuji para pramugari senior, menyoroti keberanian dan dukungannya bagi para penumpang selama cobaan itu.