171 Desa di Ogan Ilir gelar Pilkades Serentak
Sebanyak 171 desa dari 241 desa, tersebar di 16 kecamatan wilayah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak hari ini, Rabu (12/10). Ajang demokrasi tingkat desa diikuti sekitar 700-an calon itu mendapatkan penjagaan ketat dari petugas kepolisian.
Sebanyak 171 desa dari 241 desa, tersebar di 16 kecamatan wilayah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak hari ini, Rabu (12/10). Ajang demokrasi tingkat desa diikuti sekitar 700-an calon itu mendapatkan penjagaan ketat dari petugas kepolisian.
Kapolres Ogan Ilir AKBP M Arief Rifai mengungkapkan, pihaknya menurunkan 384 anggota yang disebar di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) setiap desa. Masing-masing TPS dijaga antara satu sampai dua petugas.
"Iya, kita lakukan pengamanan di 171 tempat pemungutan dengan melibatkan 384 personel Polri," ungkap Arief, Rabu (12/10).
Menurut dia, Pilkades di Ogan Ilir disinyalir tak berpotensi konflik. Sebab, masyarakat telah memahami proses itu merupakan sarana pemersatu dan bukan untuk memecah belah masyarakat.
"Kita optimis pilkades Ogan Ilir lancar, aman, dan tertib. Tidak terjadi konflik atau bentrokan antar calon atau pendukung," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di TPS Desa Seri Kembang III, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir, yang turut menggelar Pilkades, berlangsung tertib. Pemilih berduyun-duyun datang ke TPS untuk melaksanakan kewajibannya.
Di desa ini terdapat tiga calon kades, yakni Marlani, Jukri, dan Djunaidi. Masing-masing calon didampingi istri, duduk berjejer di dalam TPS. Mereka menebar senyum ke setiap pemilih agar mendapat simpatik dan mencoblos gambarnya dalam kertas suara.
Menurut ketua panitia Pilkades Seri Kembang III, Sepriadi, di TPS itu terdapat 1.051 pemilih yang terdiri dari 512 pemilih laki-laki dan 539 perempuan. Selama hari pencoblosan, proses Pilkades berlangsung aman dan konflik sosial.
"Alhamdulillah aman-aman saja, semua pihak termasuk masyarakat kompak demi membangun desa, perbedaan pilihan itu biasa," tukasnya.