2 Bulan disimpan polisi, 4 anak buaya hasil selundupan akhirnya mati
Namun sayang, kehidupan satwa yang ditempatkan di dalam kotak itu, tidak bertahan lama. Empat anak buaya diantaranya mati. Diduga, karena hampir 2 bulan berada di dalam kotak dan tidak mendapatkan penanganan sebagaimana mestinya.
Kepolisian mengamankan 8 anak buaya, yang hendak diselundupkan ke Yogyakarta dan Manado. Namun sayang, 4 anak buaya diantaranya mati, diduga akibat terlalu lama disimpan di kepolisian.
Empat buaya itu, diamankan 24 Agustus 2017 lalu, saat petugas perusahaan jasa ekspedisi, mencurigai paket yang dikirim oleh seorang pengirim.
"Ya, itu sudah lama ya, kejadian sekira Agustus lalu. Ada paket 2 kotak yang dikirim melalui jasa ekspedisi. Begitu barang diterima, petugas ekspedisi curiga ada sesuatu yang bergerak di dalam kotak," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (16/10).
"Rencananya buaya ini akan dikirim ke Manado dan Yogyakarta. Belum diketahui asal buayanya," ujar Sudarsono.
Kepolisian coba menelusuri alamat pengirim dan tujuan pengiriman paket, berisi satwa dilindungi itu. Hingga akhirnya, pengirim dan tujuan pengiriman, dipastikan palsu.
"Data dan alamat palsu. Masih dalam penyelidikan kita ya. Kita koordinasikan dengan BKSDA untuk tindaklanjut berikutnya ya," ujar Sudarsono.
Namun sayang, kehidupan satwa yang ditempatkan di dalam kotak itu, tidak bertahan lama. Empat anak buaya diantaranya mati. Diduga, karena hampir 2 bulan berada di dalam kotak dan tidak mendapatkan penanganan sebagaimana mestinya.
"Semuanya sudah dibawa dengan BKSDA. Ada 4 buaya yang mati, 4 lainnya hidup," kata salah seorang petugas Polresta Samarinda.
Kepala BKSDA Kalimantan Timur Sunandar Trigunajasa dikonfirmasi merdeka.com, membenarkan telah menerima barang bukti anak buaya, yang sebelumnya gagal diselundupkan.
"Ada 8 anak buaya kita terima dari kepolisian, 4 mati. Sekarang sudah diamankan, dititipkan ke Teritip (penangkaran buaya di Teritip Balikpapan). Berapa jumlahnya, saya kurang tahu pastinya ya," demikian Sunandar.