2 Jenazah berhasil dikenali, Susandini Liman dan Justin Giovani
Dari total 48 jenazah yang diidentifikasi, tinggal 19 yang belum.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali berhasil mengidentifikasi dua jenazah korban tragedi AirAsia QZ8501, Sabtu siang (10/1). Satu dari dua jasad yang teridentifikasi ini, anak dari Indah Juliangsih, jenazah yang sudah teridentifikasi sebelumnya.
"Di hari ke 14 ini, kita sudah menerima 48 jenazah, dan sudah berhasil mengindentifikasi total 29 jenazah, sehingga tersisa 19 jenazah yang belum teridentifikasi," terang Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budiyono dalam gelar pers, Surabaya.
Dijelaskan Budiyono, tambahan dua jenazah teridentifikasi itu adalah jenazah dalam peti berlabel B041 dan B013.
"Berdasarkan metode primer, yaitu pada pemeriksaan gigi serta data sekunder berupa foto keluarga, ternyata ada kesamaan antara postmortem dan antemortemnya," katanya.
Sehingga, masih kata dia, jenazah dengan label B041 tidak terbantahkan lagi adalah penumpang AirAsia atas nama Susandini Liman, usia 38 tahun, jenis kelamin perempuan dan warga Malang.
"Sedangkan untuk jenazah B013, ini yang menarik ada kesamaan dengan dua jenazah yang sudah kita identifikasi sebelumnya. Seperti diketahui, dalam pesawat AirAsia ini, ada satu keluarga yang menjadi penumpangnya."
"Dari pemeriksaan primer, ternyata ada kecocokan dengan sampel DNA pada ibu korban yang sduah kita identifikasi pada tanggal 7 Januari lalu," sambungnya.
Seperti diketahui, pada 7 Januari lalu, Polda Jawa Timur merilis delapan jenazah yang sudah teridentifikasi. Dua di antaranya adalah jenazah B014 atas nama Indah Juliangsih (44), warga Surabaya dan anak kandungnya, Nico Gieovani (17), dengan peti jenazah berlabel B017.
Sementara saat hendak ke Singapura pada 28 Desember 2014 lalu, Indah menumpang AirAsia QZ8501 bersama tiga anggota keluarganya, yaitu suaminya dan dua anak kandungnya, yaitu Nico dan Justin Giovani.
"Nah, pada jenazah B013 ini, setelah kita lakukan pemeriksaan gigi dan sidik jari, serta data skunder, ternyata ada kesamaan dengan jenazah yang sudah kita identifikasi sebelumnya (Indah Juliangsih dan Nico Giovani)," katanya.
Dengan demikian, masih kata dia, sudah tidak terbantahkan lagi, bahwa jenazah dengan label B013 adalah Justin Giovani, usia 9 tahun, warga Surabaya, yang merupakan anak kandung dari Indah Juliangsih.
"Saat ini, tinggal ayah kandung Justin yang belum ditemukan dan masih dalam proses. Sementara dari 48 jenazah yang kita terima, tinggal 19 yang masih belum. Itu masih menjadi PR bagi kami," tandas dia.
Baca juga:
Butuh 7 sampai 10 jam untuk bawa ekor AirAsia sampai ke daratan
Mengintip proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501
Banyak jenazah diduga masih terperangkap di kabin AirAsia QZ8501
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada pesawat British Airways nomor 5390? Pada 10 Juni 1990, penerbangan British Airways nomor 5390 mengalami kejadian luar biasa yang hampir berujung fatal. Pesawat BAC 1-11 itu lepas landas dari Birmingham, Inggris, menuju Malaga, Spanyol, dengan 81 penumpang di atasnya. Namun, hanya 13 menit setelah lepas landas, sebuah kejadian yang menggemparkan terjadi.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.