2 TNI sempat diculik di Papua, pemerintah diminta persuasif
"Kalau ada masalah ya kita selesaikan baik-baik. Jangan perang," kata Firmandez.
Kelompok bersenjata di Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua menyatakan menantang TNI untuk berperang. Tantangan tersebut dimulai dengan penangkapan 2 anggota TNI.
Anggota Komisi I DPR Firmandez menilai pemerintah melalui TNI tak perlu panas dengan sikap garang kelompok tersebut. Sebab, tak elok sesama bangsa Indonesia saling melakukan pertumpahan darah.
"Masa sesama rakyat sendiri berperang. Ya jangan dong," kata Firmandez saat dihubungi merdeka.com, Rabu (27/5).
Menurut dia, hal yang terbaik untuk meredam ketegangan di Bumi Cendrawasih yakni dengan cara persuasif. Sehingga, pemerintah dapat mengetahui apa tujuan dari kelompok tersebut.
"Kita juga kan belum tahu kelompok itu darimana. Kalau ada masalah ya kita selesaikan baik-baik. Jangan perang," katanya.
Sebelumnya, kelompok bersenjata menyandera dua anggota TNI di Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua. Kedua anggota TNI yang disandera itu adalah Serda Lery, anggota Koramil Komopa dan Prada Sholeh, anggota Kostrad 303/Raider yang bertugas di Pos Komopa.
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan mengakui jika dua anggota TNI yang bertugas di Enarotali sejak Selasa (26/5) malam disandera oleh kelompok bersenjata.
"Saya sudah mendapat laporan tentang dua anggota TNI yang disandera kelompok bersenjata di Enarotali," ujar Pangdam, Rabu (27/5).
Namun, Kadispenad Brigjen Wuryanto sudah mengonfirmasi bahwa 2 anggota TNI tersebut sudah berhasil meloloskan diri.