25 Hari jalan kaki, Suwandi korban Lapindo tiba di Jakarta
"Saya besok akan ke Istana untuk menemui Presiden SBY. Saya akan menyampaikan tuntutan warga," kata Suwandi.
Hari Suwandi, warga Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yang merupakan korban Lumpur Lapindo akhirnya tiba di Jakarta. Mereka berjalan kaki selama 25 hari.
Suwandi tiba di kantor KontraS, Jl Borobudur, Jakarta, Minggu (8/7) siang. Dia berangkat dari Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada 14 Juni 2012.
"Saya besok akan ke Istana untuk menemui Presiden SBY. Saya akan menyampaikan tuntutan warga yang selama ini tidak mendapat ganti rugi," kata Suwandi.
Suwandi menuturkan, alasan dia berjalan kaki untuk menuntut keadilan, karena dia mewakili warga yang tidak memiliki aset. Sebab berdasarkan Perpres 14/2007, korban lumpur Lapindo yang mendapatkan ganti rugi adalah mereka yang memiliki aset seperti tanah dan bangunan yang dapat dibuktikan melalui sertifikat atau bukti tertulis lainnya.
"Saya hanya pengrajin selama 10 tahun dengan membuat dompet dan tas. Sekarang saya dan banyak pengrajin tidak punya pekerjaan akibat lumpur Lapindo. Begitu juga para buruh tani yang dulu bekerja di sawah," ujarnya.
Selama perjalanan, lanjut Suwandi, dia ditemani salah satu rekannya yang mengawal dengan sepeda motor. Dia selalu disambut ramah oleh warga terutama organisasi mahasiswa. "Saya sering bermalam di markas organisasi mahasiswa seperti HMI dan GMNI," katanya.
Selama perjalanan, Suwandi mengaku menghabiskan delapan pasang sendal, dan sempat bertelanjang kaki ketika berjalan dari perbatasan Karawang hingga Bekasi, Jawa Barat.
Rencananya, Suwandi akan ke Istana Kepresidenan untuk menyampaikan tuntutan. "Saya mau mengibarkan bendera merah putih di Istana dan baca Pancasila agar didengarkan Presiden," ujarnya.
Saat ini, dia mengaku akan bermalam di kantor KontraS sambil berkoordinasi untuk kegiatan besok. Istrinya akan menyusul dari Sidoarjo dengan menggunakan kendaraan umum.