275 Orang mengungsi pasca bentrok antar warga di Maluku
Warga mengungsi ke Kesatuan Batalyon Infanteri 731 Kabaresi Kodam X1V Pattimura.
Pasca bentrok warga antar kampung di Desa Sepa dan Desa Hualoy, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (29/12) pagi, 275 orang warga Hualoy mengungsi ke Kesatuan Batalyon Infanteri 731 Kabaresi Kodam X1V Pattimura.
Sejak pagi tadi, pengungsi dari Desa Hualoy dan bertetangga dengan desa Sepa berdatangan ke Batalyon Kabaresi. Mereka ditempatkan di barrak Rinjani.
Salah seorang pengungsi, Baharuddin (45) beralamat Sugirato Kecamatan Kota Masohi juga ikut mengungsi dengan istri bersama enam orang anaknya. Mereka mengungsi sejak kemarin ke Polres Masohi. Hanya saja, kondisi di Polres menurut Baharuddin tak aman sehingga memilih mengungsi ke asrama Kabaresi.
"Kami mengungsi sejak kemarin, diimbau untuk ke markas Polres Masohi tapi tidak aman jadi kami ke sini (asrama Batalyon Inf Kabaresi)," kata Baharuddin saat dihubungi merdeka.com, Minggu (30/12) malam.
Menurut dia, saat mendengar informasi adanya bentrokan, mereka langsung mencari keluarganya. Tak ada barang yang dibawa, hanya pakaian di badan saja. Pasalnya, saat mendapatkan info, dia tengah berada di rumah tetangga.
Di barrak Rinjani, hingga kini dipenuhi 209 pengungsi, sisanya telah berbaur dengan sanak famili yang kebetulan tinggal di dalam asrama. Menurut Baharudin, kondisi di tempat pengungsian saat ini lumayan bagus.
"Untuk makan kami dapat bantuan dari Dinas Sosial, pakaian seadanya," imbuhnya.
Mereka belum tahu akan mengungsi sampai kapan. Belum ada pemberitahuan jika mereka dibolehkan kembali ke rumah masing-masing.
"Saya tidak tahu akan mengungsi sampai kapan, tapi kalau kondisi kedua desa yang bentrok sudah kondusif, kami akan pulang tetapi kalau tidak kami akan mengungsi ke kampung saja di Seram Barat," tuturnya.