Kepala BKKBN: Kalau masih Menyusui sudah Hamil Lagi, Waduh Itu Celaka Betul
BKKBN memuji usia perkawinan di provinsi Maluku Tenggara
BKKBN memuji usia perkawinan di provinsi Maluku Tenggara
Kepala BKKBN: Kalau masih Menyusui sudah Hamil Lagi, Waduh Itu Celaka Betul
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, melakukan kunjungan kerja ke Maluku. Kunjungan, dalam rangka Penguatan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS).
Dokter Hasto mengatakan, lima pilar dalam strategi nasional PPS. Yakni, peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi.
Pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa; Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.
Termasuk juga peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.
Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada individu, keluarga dan masyarakat; dan penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan inovasi.
Berdasarkan laporan kinerja instansi pemerintah tahun 2023, tercatat angka persentase pemakaian kontrasepsi di provinsi tersebut tercatat 74,20% dari 72,19% pada 2022.
Sedangkan persentase efektif sebesar 19,7% dibandingkan 19,36% pada 2022.
Dokter Hasto memuji prestasi yang telah diraih Kabupaten Maluku Tenggara.
"Pak Bupati ini luar biasa dengan inovasinya. Terbukti juga bisa menurunkan angka perkawinan usia muda. Bahkan paling rendah seprovinsi," kata dokter Hasto.
Menurut dokter Hasto, hanya di Maluku yang usia rata-rata perkawinannya ideal yakni 24 tahun.“Juaranya justru Kabupaten Maluku Tenggara untuk kawin usia muda. Bahkan sangat mengejutkan perempuan kawin rata-rata usia 24 tahun. Itu wow banget," ucap dokter Hasto.
Dokter Hasto membandingkan capaian itu dengan level nasional yang berada di usia 22. Nasional sangat kesulitan untuk menggeser menjadi usia 23 tahun.
"Di nasional mengejar usia 23 tahun saja tertatih-tatih. Hari ini angka rata-rata usia kawin 22 tahun. Tapi pesan saya juga jangan terlalu tua. Kalau jomblonya terlalu lama, tidak baik bagi perempuan,” kata dokter Hasto.
“Karena kehamilan di atas 35 tahun juga berisiko tinggi. Makanya, saya apresiasi mencegah stunting dimulai dari keluarga yang betul-betul patuh dan menikah di usia dewasa," terang dokter Hasto.
Dokter Hasto berharap, Kabupaten Maluku Tenggara terus melakukan pengukuran serentak terkait data stunting di wilayah tersebut.
Selanjutnya dilihat lagi melalui penimbangan di bulan Juni. Menteri Kesehatan yang akan mereview angka itu, karena data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) belum dapat dikonfirmasi.
Dokter Hasto mengatakan, di Maluku satu perempuan rata-rata melahirkann 2,5 anak, tertinggi terjadi di NTT.
Pada prinsipnya, lanjut dokter Hasto, jarak kelahiran antar anak penting dipahami, minimal tiga tahun. Sebab, stunting juga dikarenakan jarak kelahiran yang terlalu dekat.
Kepala BKKBN, Dokter Hasto
"Kalau baru menyusui sudah hamil, waduh itu celaka betul. Untuk itu, jarak hamilnya dibuat tiga tahun, menyusui dua tahun atau 24 bulan," pungkasnya.