Di Depan Bupati, Kepala BKKBN Bongkar Data Stunting di Nias Barat
Salah satunya dengan mencegah anak lahir dengan kondisi stunting
Salah satunya dengan mencegah anak lahir dengan kondisi stunting
Di Depan Bupati, Kepala BKKBN Bongkar Data Stunting di Nias Barat
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, memberikan strategi jitu dalam menurunkan stunting kepada pemerintah daerah. Salah satunya, dengan mencegah bayi lahir stunting.
Strategi jitu tersebut disampaikan Hasto saat menerima audiensi Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu di ruang Sekretariat Stunting BKKBN pusat, Jakarta, Rabu (24/1).
Bupati didampingi beberapa anggota DPRD Kabupaten Nias Barat. Hadir pula Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto.
“Saya ada beberapa hitung-hitungan untuk Nias Barat. Tempat pak Bupati itu, yang hamil dan melahirkan rata-rata setahun hanya 1.800 orang. Tetapi ingat, dari 1.800 itu yang menjadi stunting sekitar 360 karena jumlah stunting 20 persen,” kata dokter Hasto.
Kabupaten Nias Barat yang berdiri pada 26 November 2008 terdiri dari delapan kecamatan dan 105 desa.
Nias Barat dengan luas wilayah mencapai 473,73 km² mempunyai jumlah penduduk 97.633 jiwa (BPS) di pertengahan tahun 2023.
Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, dokter Hasto menyampaikan beberapa tips dan trik cepat dałam menurunkan stunting.
“Strategi paling jitu adalah mencegah lahirnya stunting baru, dan itu tidak sulit. Karena yang hamil hanya 1.800 orang per tahun. Sehingga kalau sebulan yang lahir kira-kira 150 orang, per hari yang melahirkan hanya tiga orang,” ujar Hasto.
"Dari tiga bayi lahir, mungkin ada satu yang panjang badannya kurang dari 48 cm," ujar dokter Hasto yang melihat intervensi bisa segera dilakukan kepada orang tua dan bayi bersangkutan.
Agar intervensi bisa secepatnya dilakukan, kata dokter Hasto setengah berseloroh, Kepala Dinas Kesehatan Nias Barat jangan dulu pulang kantor sebelum mendengar tiga orang melahirkan.
“Inilah spirit untuk mencegah lahirnya stunting baru“ ujar dokter Hasto, seraya menampilkan beberapa data update.
Data yang ditampilkan bersumber dari aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah & Hamil), Pemutakhiran Data PK tahun 2023, dan Verifikasi dan Validasi Data Keluarga Risiko Stunting (Verval KRS) serta SIMKAH Kementerian Agama tahun 2023.
Dokter Hasto mengatakan, dari 1.800 orang yang melahirkan di Nias Barat setiap tahun, yang menikah tidak lebih dari 900 pasangan.
Berdasarkan data Elsimil, dari rata-rata 900 orang tersebut, di tahun 2023 hanya 81 orang yang mengisi aplikasi Elsimil.
Dari 81 orang, 15 orang di antaranya terpantau dalam kondisi terlalu kurus.
"Jadi, jumlahnya sekitar 18,5 persen. Dan jangan-jangan dari 900 pasangan yang menikah itu kalau kita data semua, yang lingkar lengannya kurang dari 23,5 jumlahnya 18,5 persen,” jelas dokter Hasto.
“Kami meminta semua yang menikah, jika belum memenuhi syarat untuk hamil, ya jangan hamil dulu. Boleh nikah, tapi jangan hamil dulu," kata dokter Hasto.
Sesuai data yang dimiliki Pemkab Nias Barat, sehari rata-rata hanya tiga pasangan yang menikah, dan mereka mendapat pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Dokter Hasto menambahkan, di Nias Barat, BKKBN mempunyai 315 orang yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga.
“Jika dihitung rata-rata 1.800 orang yang hamil tiap tahun, berarti dari 315 orang TPK ini dalam setahun per orang (TPK) hanya mengurusi sekitar enam ibu hamil,” jelas dokter Hasto.
Dokter Hasto menambahkan, ada faktor lain penyebab stunting. Salah satunya sanitasi, seperti air bersih dan jamban.
Dokter Hasto menyampaikan dari data Verval KRS, air bersih di beberapa kecamatan di Nias Barat tidak layak minum seperti di Kecamatan Moro’o, Kecamatan Mandrehe Utara, dan kecamatan Ulu Moro’o.
Jamban dan rumah tidak layak huni juga banyak terdapat di tiga kecamatan tersebut. Dokter Hasto berharap, Pemkab Nias Barat mengusulkan program ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera dilakukan perbaikan di tiga kecamatan tersebut.
“Biasanya sering diare karena air tidak bersih. Begitu berat badan naik, pasti turun lagi karena diare.Faktor air bersih penting sekali," lanjut dokter Hasto.
Faktor lain yang mempengaruhi stunting adalah 4Terlalu. Yaitu Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat dan Terlalu Banyak anak.
“Potret di Nias Barat, yang jumlah anaknya banyak masih lebih banyak," terang dokter Hasto.