Konflik Pemuda Pancasila dan Ormas GRIB Pecah di Blora, Ini Duduk Perkaranya
Konflik antara ormas Pemuda Pancasila dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Konflik antara organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila dan GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu) Jaya di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (14/1). Mengakibatkan beberapa anggota dari kedua pihak mengalami luka. Pokok persoalannya diduga terkait eksistensi salah satu ormas.
Berdasarkan pengamatan, insiden ini berlangsung di Jalan Raya Blora-Rembang, tepatnya di perempatan Karangjati Blora, di depan markas ormas Pemuda Pancasila.
Terlihat bahwa kendaraan milik Pemuda Pancasila mengalami kerusakan yang cukup parah.
"Tadi diisi tujuh atau delapan orang dari Ormas Pemuda Pancasila, kondisinya luka-luka sudah dibawa ke RS," ujar salah satu anggota Polres Blora saat ditanya oleh Liputan6.com di lokasi kejadian.
Anggota ormas Pemuda Pancasila dilaporkan kalah jumlah dibandingkan dengan anggota ormas GRIB Jaya saat bentrokan berlangsung.
"Tidak ada yang mati, tapi do moncrot (berdarah) di bagian muka karena dipukuli. Itu mobil juga dirusak," tambahnya.
Kejadian yang menegangkan ini menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian banyak orang yang melintas di jalan tersebut. Selain di perempatan Karangjati Blora, bentrokan juga terjadi di Jalan Raya Ngawen - Kunduran, tepatnya di Desa Klokah, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.
Dari video amatir yang beredar, terlihat sekitar empat anggota Ormas GRIB Jaya mengalami luka, beberapa di antaranya berlumuran darah.
"Izin ndan ini dari Kunduran, untuk anggota GRIB diserang sama anggota PP," terdengar dalam rekaman tersebut.
Untuk mencegah situasi semakin memburuk, banyak anggota TNI dan Polri dikerahkan ke lokasi. Sebelumnya, ratusan anggota GRIB Jaya dari berbagai daerah di Jawa Tengah telah berkumpul di Kabupaten Blora. Mereka sempat berkumpul di Alun-alun Blora sebelum menuju markas Polres Blora untuk melaporkan Ketua ormas Pemuda Pancasila Blora, Munaji.
Gesekan yang Terjadi Sehari sebelum Peristiwa
Sehari sebelum kejadian tersebut, sekitar 70 anggota ormas Pemuda Pancasila menyerbu markas ormas GRIB Jaya yang terletak di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
Munaji, selaku Ketua Pemuda Pancasila Blora, menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap keberadaan GRIB di wilayah tersebut.
"Perlu diingat yang saya sampaikan, bahwa Pemuda Pancasila dan masyarakat tidak suka hadirnya GRIB di Blora. Kalau ada pasti akan berurusan dengan kita," ungkap Mbah Mun, sapaan akrabnya.
Mbah Mun berpendapat bahwa ormas GRIB Jaya masih dianggap ilegal dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
"Kalau mau kepingin jadi organisasi di Blora, izin legalitas harus dipenuhi dulu. Jangan menjadi preman atau bangsat seperti itu. Itu saya sampaikan," tegasnya.
Dia menekankan penolakannya terhadap keberadaan GRIB Jaya di Kabupaten Blora dan mengancam akan mengambil tindakan jika ormas tersebut tetap ada.
"Sekali lagi pesan saya, jangan ada GRIB keluar Blora. Kalau keluar saya sikat, urusan dengan Pemuda Pancasila. Ini Blora mas, tidak sekonyong konyong koder. Kita juga ucapkan terima kasih kepada jajaran TNI dan Polri, sehingga kegiatan ini bisa kondusif, kita juga tidak akan terjadinya anarkis, tidak akan terjadi di sini. Jangan ada berdirinya GRIB di Kabupaten Blora ini. Itu yang kita minta," tegas Mbah Mun.
Sugiyanto, Ketua DPC GRIB Jaya Blora, menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya memiliki legalitas yang sah. Dia menyatakan, "Ya kalau menurut saya pribadi saya nggak tahu kok, jelas legalitas saya juga jelas. Lha mau dibubarkan atas dasar apa? Ini kan sebuah organisasi sudah jelas, jelas semuanya. Bahkan kita diakui secara nasional," jelasnya.
Menurut Sugiyanto, ormas yang dipimpin oleh Herchules ini sudah memiliki sekitar 750 anggota di Blora, meskipun keberadaannya baru sekitar tiga bulan.
"Di Blora ormas GRIB Jaya baru ada sekitar 3 bulan," terangnya.
Lebih lanjut, Sugiyanto mengungkapkan rasa herannya terhadap ormas Pemuda Pancasila yang tampaknya tidak ingin GRIB Jaya beroperasi di Blora. Dia menegaskan bahwa dirinya tidak akan terprovokasi oleh kehadiran ormas tersebut.
"Mau membubarkan dasarnya apa saya juga ndak tahu. Makanya anggota ya silent silent aja. Jadi untuk anggota saya sementara tidak akan terpancing itu. Karena itu hanya membuat keributan saja. (Legalitas) resmi, semuanya 100 persen sudah ada," pungkasnya.