401 Pasien OTG di Solo Dipindahkan dari Rumah ke Tempat Isolasi Terpusat
Pemindahan dilakukan dengan menggunakan mobil ambulans milik puskesmas dengan pengawalan Polresta Surakarta. Dengan pemindahan tersebut, sejak beberapa waktu lalu hingga saat ini sudah 401 orang yang dipindahkan ke tempat isolasi terpusat.
Tim Satgas Evakuasi Solo Polresta Surakarta bersama Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan, mengevakuasi 37 orang warga yang berstatus OTG (Orang Tanpa Gejala) dan bergejala ringan dari rumahnya masing-masing ke tempat isolasi terpusat, Senin (26/7).
37 Warga Kecamatan Jebres, Laweyan, Pasarkliwon, Banjarsari dan Serengan itu dipindahkan ke tempat isolasi dan perawatan OTG terpusat di SMPN 8 Jebres. Selain SMPN 8 sebagian lainnya dibawa ke tempat isolasi pasien bergejala ringan di SDN Panularan 6 Laweyan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Kapolresta Surakarta Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pemindahan dilakukan dengan menggunakan mobil ambulans milik puskesmas dengan pengawalan Polresta Surakarta. Dengan pemindahan tersebut, sejak beberapa waktu lalu hingga saat ini sudah 401 orang yang dipindahkan ke tempat isolasi terpusat.
"Hari ini kembali kita evakuasi 37 orang. Sehingga total ada 401 orang warga Kota Surakarta berstatus OTG dan bergejala ringan yang saat ini sedang menjalani isolasi dan perawatan terpusat,” ujar dia.
Selain di Solo, lanjut dia, sebelumnya sejumlah warga lainnya juga dievakuasi dan menjalani isolasi di Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali.
Menurut Ade, Polresta Surakarta bersama dengan Kodim 0735/ Surakarta dan Pemerintah Kota Surakarta yang tergabung dalam Satgas Penanganan Covid-19 tekah melakukan langkah- langkah manajemen kontijensi dalam menyikapi angka kasus aktif yang masih fluktuatif. Selain itu, lanjut dia, angka penularan (positive rate) yang juga masih cukup tinggi.
“Salah satunya dengan melakukan evakuasi terhadap warga yang terkonfirmasi Covid-19. Baik yang berstatus OTG maupun bergejala ringan yang masih melaksanakan isoman di rumah. Mereka kita evakuasi ke tempat isolasi dan perawatan terpusat, baik di Asrama Haji Donohudan Boyolali maupun tempat isolasi yang telah disiapkan oleh Pemkot Surakarta, agar treatmentnya menjadi lebih efektif dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tandasnya.
Langkah tersebut, dikatakan Ade, merupakan strategi untuk memisahkan warga yang positif atau reaktif Covid-19 dengan warga yang sehat di pemukiman. Sehingga penularan atau penyebarannnya bisa dicegah dan tidak meluas.
“Langkah ini juga untuk lebih mengefektifkan treatment yang diberikan terhadap pasien OTG dan bergejala ringan,” katanya.
Khusus bagi pasien bergejala ringan, lanjut Ade, Satgas Covid-19 telah menyiapkan 3 tempat isolasi dan perawatan terpusat. Yakni di SDN Panularan 6, SDN Cemara 2 dan dan SMPN 25. Sedangkan untuk tempat isolasi terpusat bagi OTG disiapkan sebanyak 5 tempat.
Dia menambahkan, di tempat isolasi terpusat pasien OTG maupun bergejala ringan akan mendapatkan asupan makanan yang bergizi selama pelaksanaan perawatan. Mereka juga diberikan vitamin dan obat obatan untuk meningkatkan imunitas.
“Para pasien juga akan mendapatkan asistensi dan pengawasan dari tenaga kesehatan. Semuanya itu akan berkontribusi positif terhadap akselerasi kesembuhan pasien OTG maupun yang bergejala ringan,” katanya.
Dan yang lebih utama, lanjut dia, adalah untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan Covid-19 oleh para pasien.
“Isolasi mandiri yang selama ini dilakukan dirumah, sangat tidak efektif. Fungsi pengawasan tidak optimal dilakukan, pasien OTG dan bergejala ringan tidak disiplin dalam melaksanakan isoman, pergi kemana- mana berinteraksi dengan orang lain. Mereka merasa tidak bergejala yang pada akhirnya menyebarkan virus Covid 19 ke orang lain,” tuturnya.
“Dan tidak jarang pasien yang bergejala ringan yang isoman di rumah justru kondisinya semakin memburuk karena SOP isoman tidak dipatuhi,” pungkasnya.
Baca juga:
Luhut: Varian Delta Tersebar Lebih Cepat di Wilayah Industri
Menko Muhadjir Minta Perusahaan Pinjamkan Dulu Tabung Oksigen untuk Pasien Covid-19
Menkes Budi Akui Testing Covid-19 Turun saat Hari Libur
Epidemiolog Tegaskan Favipiravir Obat Keras, Khawatir Dijual Bebas Tanpa Resep
Keluarga Pengusaha Bantu Rp2 Triliun Bagi Warga Terdampak Pandemi di Sumsel
Tekan Kematian di Solo Raya & DIY, Pasien Berisiko Tinggi Diminta Diisolasi Terpusat