42 Balita Keracunan Usai Makan Bubur Program Stunting di Majene, Begini Penjelasan Dinkes Sulbar
Program tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui DPPKB Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin (6/5).
Sebanyak 42 balita di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dilarikan ke Puskesmas Pamboang akibat keracunan.
- Makin Panas! PBNU Tuding PKB Dalang Demo di Kantornya, Ini Bukti-Buktinya
- 42 Balita Keracunan Setelah Santap Makanan Program Penanggulangan Stunting, Ini Temuan BPOM Mamuju
- TPN Kritik Program Makan Siang: Ganjar Harus Jelaskan Beda Stunting & Gizi Buruk agar Prabowo Tak Bingung
- TKN Prabowo-Gibran Resmikan Dapur Indonesia Maju, Siapkan Produk Cegah Stunting
42 Balita Keracunan Usai Makan Bubur Program Stunting di Majene, Begini Penjelasan Dinkes Sulbar
Sebanyak 42 balita di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dilarikan ke Puskesmas Pamboang akibat keracunan.
Dinas Kesehatan Sulbar masih menunggu uji sampel dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Pamboang, Taslim menjelaskan pada pukul 15.00 Wita, Senin (7/6), 42 orang masuk mendapatkan perawatan akibat keracunan makanan.
Sampai hari ini, kata Taslim, tersisa lima orang yang masih mendapat perawatan.
"Total ada 42 (orang), dua di rujuk ke RSUD (Majene) dan sisanya sudah pulang. Tinggal lima orang masih dirawat, tapi satu sudah diperbolehkan pulang nanti sore," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (7/5).
Terkait penyebab keracunan, Taslim mengaku belum bisa memastikan. Dia mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan BPOM.
"Kita masih menunggu hasil pemeriksaan BPOM. Kami belum bisa menyampaikan penyebab pastinya (keracunan),"
tuturnya.
merdeka.com
Taslim juga tidak bisa memastikan apakah 42 orang keracunan tersebut akibat mengonsumi bubur dari program pemberian makanan tambahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Majene. Dia menegaskan kepastian penyebab keracunan 42 balita masih menunggu pemeriksaan BPOM.
"Saya tidak bisa jelaskan itu. Kita tunggu 2-3 hari baru diketahui penyebabnya,"
ucapnya.
merdeka.com
Sementara Kepala Dinkes Sulbar Asran Masdy mengatakan korban keracunan sebelumnya mengikuti program pemberian makanan tambahan (PTM) berbasis lokal untuk mencegah stunting.
Program tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui DPPKB Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin (6/5).
"Program itu diberikan kepada 100 balita dan baduta. Dari ratusan anak yang terima makanan tambahan ini 42 di antaranya keracunan dan dirawat di Puskesmas Pamboang," kata dia.
Meski demikian, Asran masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan oleh BPOM. Dari pemeriksaan BPOM tersebut akan diketahui, apakah penyebab keracunan akibat makanan dari DPPKB Majene atau hal lainnya.
"Kita sudah berkoordinasi dengan teman-teman BPOM dan ini hari mereka akan melakukan pemeriksaan. Kita akan lihat apakah memang sumbernya dari situ atau ada unsur-unsur yang lain,"
ucapnya.
merdeka.com