5 Fakta kasus kedua tewasnya pecinta alam SMA 3
Korban kedua diketahui bernama Padian Prawiro Dirya (16).
Proses penyelidikan atas tewasnya Arfiand Caesar (16) siswa SMAN 3 Setiabudi yang mengikuti kegiatan pencinta alam di kawasan Tangkuban Perahu, Jawa Barat belum selesai dilakukan. Kini, satu korban tewas akibat kekerasan yang dilakukan dalam acara bertajuk outbond tersebut bertambah. Korban kedua diketahui bernama Padian Prawiro Dirya (16).
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, Padian menghembuskan napas terakhirnya di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat.
"(Korban meninggal) Tadi pagi pukul 04.30 WIB meninggal," kata Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/7).
Usai dijemput keluarga, jenazah Padian langsung dijemput keluarga dan dimakamkan di TPU Menteng Pulo 2 blok AA 2. Korban dimakamkan Kamis (3/7) sore.
Berikut 5 Fakta kasus kedua tewasnya pecinta alam SMA 3 yang dirangkum merdeka.com:
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang diungkapkan dalam puisi perpisahan sekolah? Puisi perpisahan sekolah ini dapat menjadi salah satu wujud ungkapan sekaligus pemberian terakhir kalian kepada para guru di sekolah.
-
Kenapa perpisahan sekolah bisa dianggap 'menyakitkan'? Goodbyes breed a sort of distaste for whomever you say goodbye to; this hurts, you feel, this must not happen again. (Perpisahan menimbulkan semacam ketidaksukaan bagi siapa pun yang Anda ucapkan selamat tinggal; ini menyakitkan, Anda merasa, ini tidak boleh terjadi lagi)
-
Apa yang paling banyak diantisipasi siswa selama liburan sekolah? Liburan sekolah biasanya merupakan momen yang paling dinantikan para siswa.
-
Apa yang dilarang oleh Ganjar Pranowo di sekolah? Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tegaskan "Iya tinggal beberapa, yang biasanya punya problem (menahan ijazah), suruh kirim ke kami, dan nanti kalau ada kami urus. Apakah itu negeri atau swasta," tegas Ganjar Pranowo saat menghadiri Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Jateng di GOR Tri Sanja, Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/7/2023).
-
Kenapa PKL penting di Sekolah Menengah Kejuruan? PKL adalah kegiatan implementasi yang diberikan kepada siswa SMK agar bisa mendapatkan berbagai manfaat.
Juga peserta outbond bersama Arfiand
Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan kasus tewasnya Arfiand Caesar (16) siswa SMAN 3 Setiabudi yang mengikuti kegiatan pencinta alam di kawasan Tangkuban Perahu, Jawa Barat. Korban kedua bernama Padian menghembuskan napas terakhirnya di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto memastikan korban merupakan salah satu peserta kegiatan pecinta alam bersama Arfiand.
"Fadian yang ikut juga dalam rombongan pecinta alam di sekitar gunung Tangkuban Perahu. Tadi pagi pukul 04.30 WIB meninggal," kata Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/7).
Korban pun dimakamkan di TPU Menteng Pulo 2 blok AA 2.
Sudah kritis sejak outbond
Acara outbond yang digelar siswa pecinta alam SMA 3 Setiabudi memakan korban. Arfiand menghembuskan napas terakhir tidak lama setelah kembali dari kegiatan itu.
Selain Arfiand, Padian yang juga peserta kegiatan tersebut juga mengalami kritis. Korban pun segera menjalani perawatan di RS Hasan Sadikin, Bandung.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Rikwanto mengatakan, sebelumnya juga penyidik sempat menemui korban untuk mendapatkan keterangannya. Namun, penyidik belum bisa memeriksanya lantaran sedang dalam keadaan kritis.
"Penyidik pertama kali datang ke rumah sakit di sana, memang korban sudah kritis cenderung koma. Masuk ke UGD dilakukan tindakan pertolongan pertama dan perawatan intensif. Belum sempat ada pertanyaan atau kata-kata dari korban. Orang tua juga meyakinkan supaya diberikan pertolongan dulu jangan ditanya biar dia sembuh," kata Rikwanto .
Kendati demikian, untuk melakukan tahapan penyelidikan, penyidikan akan berangkat ke RS Hasan Sadikin guna mengetahui penyebab kematian Fadian.
"Penyebab kematiannya akan ditanyakan dari rekam medis di Bandung," imbuhnya.
Meninggal jelang subuh
Kasus dugaan kekerasan di SMA 3 Setiabudi Jakarta kembali menelan korban. Kini seorang pelajar laki-laki kelas I SMA 3 Setiabudi Jakarta Selatan, Padian Prawiro Dirya (16) akhirnya tewas setelah menjalani perawatan di RS Hasan Sadikin Bandung.
Informasi yang dihimpun, siswa kelahiran 29 Desember 1997 ini meninggal sekitar pukul 04.30 WIB. Kini korban sudah disemayamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Kanit Polres Jakarta Selatan, Indra Siregar menyatakan pihaknya akan mengecek rekam medis atas meninggalnya Padian tersebut.
"Kita sudah buat surat. Nanti kita liat rekam medisnya," kata Indra di TPU Menteng Pulo, Jakarta, Kamis (3/7).
Diduga kekerasan libatkan alumni
Terkait adanya keterlibatan alumni atas kasus ini, Indra masih enggan menyebutkan. Namun, pihaknya mengaku sudah memegang 5 nama.
"Ini kan sudah terbukti 5 orang siswa. Ke depannya mau alumni atau siswa akan kita periksa," terangnya.
Setidaknya, polisi sudah menangkap lima orang tersangka. Kelima tersangka yaitu DW, TM, AM, KR dan PU kasus penganiayaan terhadap Arfiand Caesar Al Irhami (16), siswa SMAN 3 yang dianiaya usai mengikuti pelatihan pecinta alam di kawasan Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat.
"Kelima tersangka yaitu DW, TM, AM dan KR di kirimkan ke Rutan Salemba, sedangkan satu tersangka lainnya yang perempuan PU di kirim ke Rutan Pondok Bambu, saat ini juga penyidik masih mengumpulkan kesaksian lainnya dan tidak menutup kemungkinan adanya tersangka baru," ujar Rikwanto kepada wartawan, Rabu (2/7).
Berduka, keluarga enggan diliput
Padian Prawiryodirja (16), adalah korban kedua yang meninggal setelah mengikuti kegiatan outbond SMA 3. Sama seperti korban sebelumnya, Arfiand Caesar Al Irhami, Padian juga diduga kuat tewas karena dianiaya.
Usai pemakaman di TPU Menteng Pulo 2 blok AA 2, keluarga tampak masih berduka sehingga belum bersedia memberikan komentar.
"Tolong yah media jangan mengambil gambar saya maupun keluarga, nanti kalo kita udah pada pergi," ujar ayah korban, Jaka Waluya.