5 Film Warkop DKI yang paling ngehits
Berikut 5 film Warkop DKI yang paling ngehits seperti dirangkum merdeka.com.
Sepanjang karir grup lawak Warung Kopi DKI, trio Dono, Kasino, Indro dan Nanu telah merampungkan 34 film. Film perdana mereka, 'Mana Tahaaan...' yang dirilis pada awal 1980 bahkan mampu menyedot penonton hingga 400 ribu orang. Angka itu sendiri merupakan jumlah penonton di Jakarta. Sebuah jumlah penonton yang fantastis untuk film Indonesia saat itu, mengingat media promosi film tidak semudah saat ini, di mana sebuah trailer film dapat dilihat di YouTube.
Bahkan dalam kurun waktu lima tahun, sejak 1987 hingga 1992, film Warkop mampu menyedot hingga 10-15 juta penonton. Jumlah ini membuat Dono, Kasino, dan Indro diganjar Moedjimoen Award dari Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia.
Fenomena film-film Warkop DKI bahkan menggelitik sutradara senior Garin Nugroho untuk membuat riset sederhana. Dalam buku 'Warkop Main-Main Jadi Bukan Main', secara garis besar, Garin mencatat, ada beberapa poin yang menurutnya film Warkop dapat diterima masyarakat luas, di antaranya, adegan slapstick, dialog, dan celetukkannya.
Selain dikenal dengan humor sarkas yang berani, film-film Warkop DKI juga dikenal selalu menghadirkan wanita-wanita seksi. Di film perdana 'Mana Tahaaan...', Warkop menghadirkan Elvie Sukaesih yang saat itu sudah dikenal sebagai ratu dangdut. Wanita seksi yang hadir dalam film Warkop kemudian dikenal dengan sebutan Warkop's Angels. Mereka di antaranya Eva Arnaz, Kiki Fatmala, hingga Nurul Arifin.
Salah satu Warkop's Angels yang kini aktif sebagai kader Partai Golkar, Nurul Arifin menganalogikan, kehadiran wanita cantik di film Warkop hanya sebagai kosmetik semata. Terlepas dari lawakan slapstick yang selalu ada di filmnya, Warkop, jelas Nurul, dikenal sebagai grup yang mengusung lawakan cerdas.
"Mereka mengolah isu sosial, menciptakan lawakan baru. Bahkan dalam film-filmnya sebenarnya ada semacam satir juga. Entah lewat cerita tentang anak-anak kost dalam problem sehari-hari atau tentang karakter sok tahu, atau ornag yang kaget ketika melihat cewek-cewek cantik. Memang ada humor slapstick, tetapi slapstick di Warkop tentu dimaksud agar mudah 'dikunyah' segala usia dan golongan masyarakat," ujarnya seperti dikutip dari 'Warkop Main-Main Jadi Bukan Main'.
Berikut 5 film Warkop DKI yang paling ngehits seperti dirangkum merdeka.com.
-
Kapan film Jomblo dirilis? Masih ingat film Jomblo yang tayang di 2006? Film coming of age bernuansa komedi ini langsung melejitkan nama empat aktor utamanya, yaitu Ringgo Agus Rahman, Dennis Adhiswara, Christian Sugiono, dan Rizky Hanggono.
-
Apa yang diwakilkan oleh film-film komedi Nya Abbas Akup? Dalam setiap karyanya, Abbas bukan hanya membuat film humor semata, melainkan juga bentuk representasi keadaan sosial masyarakat pada saat itu.
-
Kapan film "Yowis Ben 2" dirilis? Film ini juga merupakan sekuel dari film Yowis Ben yang dirilis pada tahun 2018. Film ini masih mengisahkan tentang Bayu (Bayu Skak), Yayan (Brandon Salim), Nando (Joshua Suherman), dan Doni (Tutus Thomson), empat anggota band Yowis Ben yang berasal dari Malang.
-
Kapan film Pareh diproduksi? Pareh merupakan salah satu film produksi Hindia Belanda pada tahun 1936 yang disutradarai oleh Albert Balink dan Mannus Franken dari Belanda.
Baca juga:
Ketika Warkop DKI 'reborn' kembali
Ini bocoran Film 'Warkop DKI Reborn'
Berharap Warkop bangkit lagi
'WARKOP REBORN' akan tetap seksi dan nakal? Ini jawaban Indro
Ditinggal Kasino Warkop DKI, perekonomian keluarga turun?
Lima film Warkop DKI yang melegenda
Mana Tahaaan... (1980)
'Mana Tahaaan...' merupakan film perdana Warkop. Saat itu, Warkop beranggotakan Dono, Kasino, Indro, dan Nanu. Film perdana yang mampu menyedot penonton hingga 400 ribu ini, naskahnya ditulis sendiri oleh pernonil Warkop.
Film yang disutradarai Nawi Ismail ini mengambil setting saat keempatnya masih berada di awal-awal kuliah. Dalam film perdana ini, keempat personel Warkop masih menggunakan nama peran. Dono memerankan Slamet, remaja kampung asal Solo, Kasino yang berperan sebagai Sanwani, mahasiswa asal Jakarta, Indro yang memerankan Paijo, remaja asal Purbalingga, dan terkahir Nanu yang memerankan tokoh Nanu, mahasiswa asal Medan.
'Mana Tahaaan...' sendiri mengangkat permasalahan yang kerap dihadapi mahasiswa rantau di Jakarta. Mulai dari mencari rumah kos yang bagus tapi denan harga murah, hingga uang kiriman orangtua dari kampung yang terpaksa terhenti.
Untuk menyiasati masalah tersebut, keempat personel Warkop harus memutar otak untuk mencari uang tambahan. Slamet memilih menjadi tukang fotografi keliling, Paijo menjadi sopir taksi, sedangkan Kasino dan Nanu memililih menjadi pengamen.
Dalam 'Mana Tahaaan...', keempat personel beradu peran dengan Elvie Sukaesih, yang dalam peran ini memerankan dua karakter, baik sebagai Elvie Sukaesih sendiri maupun sebagai Halimah, pekerja rumah tangga yang bekerja di tempat rumah kos Tante Mira yang diperankan Rahayu Efendi.
Halimah menjadi rebutan keempat personel Warkop. Namun sayang, nasib Halimah berakhir tragis, setelah Om Sugeng yang diperankan Kusno Sudjarwadi menghamilinya.
Gengsi Dong (1980)
Sama dengan 'Mana Tahaaan...', 'Gengsi Dong' juga menceritakan perjuangan personel Warkop dalam menempuh pendidikan jenjang universitas di Jakarta. Masih menggunakan karakter Slamet, Sanwani, dan Paijo, cuma bedanya dalam film ini, Nanu tidak ikut serta dalam film kedua.
Jika dalam 'Mana Tahaaan...', Slamet, Sanwani, dan Paijo berkawan akrab, di 'Gengsi Dong' ketiganya harus bersaing, terutama dalam memperebutkan cinta Rita, mahasiswi cantik yang diperankan Camelia Malik. Paijo yang merupakan anak juragan minyak swasta selalu membanggakan kekayaan orangtuanya, berusaha semaksimal mungkin menarik perhatian Rita. Sedangkan Slamet yang merasa orang terkaya di kampungnya, di mana orangtuanya juragan tembakau, tidak mau kalah, berusaha menandingi Paijo, yang sehari-hari kerap disapa Joy. Sednagkan Sanwani, yang berasal dari kelas ekonomi tengah, memanfaatkan situasi tersebut dengan menikung keduanya.
Salah satu bagian yang mungkin paling dikenang adalah ketika Slamet yang selalu di-bully karena tidak memiliki mobil saat kuliah, mengiris surat kepada sang bapak agar minta segera dikirim uang. Bapak Slamet yang dipernakan Panji Anom dengan wesel kilat langsung mengirim uang kepada anak tersayangnya tersebut.
Namun sayang, uang yang dikirim sang bapak hanya cukup untuk membeli sebuah sedan tua Pontiac tahun 1949. Dengan mobil yang sudah dimodifikasi tersebut, dengan percaya diri, Slamet menghantar Rita pulang kuliah.
Manusia 6.000.000 Dollar (1981)
Pada awal 1981, serial asing Amerika, 'Six Million Dollar Man' sangat digandrungi masyarakat di Indonesia. Aktor Lee Majors yagn memerankan karakter Steve Austin, astronot yang memiliki kemampuan super setelah diubah menjadi manusia bionik, menjadi idola baru.
Keadaan ini yang kemudian coba digarap oleh Bola Dunia Film, melalui film 'Manusia 6.000.000 Dollar' yang merupakan film parodi yang diperankan oleh Warkop Prambors. Namun bedanya, jika Steve Austin diubah menjadi manusia bionik setelah mengalami kecelakaan di luar angkasa, Dono, yang berperan sebagai dekektif mengalami kecelakaan dilindas oleh puluhan bemo saat berusaha mengejar penjahat.
Dengan kekuatan baru yang dimilikinya, Dono berhasil memecahkan kasus penculikan biduan bernama Rita Aduhai yang diperankan Eva Arnaz. Penjahat yang dihadapi Dono saat itu antara lain Jaja Miharja, Jack John, dan Don Nasco.
Chips (1982)
Kesuksesan membuat film parodi dari serial asing, ingin diulang kembali oleh Warkop Prambors. Melalui CHIPS (Cara Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial), Warkop mencoba peruntungan dengan memparodikan serial ChiPs (California Higway Patrols) yang ikut melambungkan nama Larry Wilcox dan Erik Estrada.
Jika pengoperasian ChiPs sepenuhnya dibiayai oleh negara, CHIPS versi Warkop digerakkan sepenuhnya oleh orang kaya bernama Juned yang diperankan aktor Panji Anom. Namun sayang niat baik Juned ini berakhir tragis. Personel Warkop yang menjadi anggota CHIPS kerap membuat Juned sial dan tekor.
Scene yang paling dikenang ketika Kasino memergoki Juned sedang bermesraan dengan wanita di kebun binantang. Oleh Kasino, peristiwa itu menjadi 'senjata' untuk memeras Juned dengan kata sandi, 'jangkrik, Bos'.
Di akhir cerita, Juned tidak selamanya mengalami kesialan, justru Dono yang harus memendam kemarahan kepada bosnya tersebut. Pasalnya, Lisa yang merupakan pacar Dono, direbut oleh Juned, yang terakhir diketahui bahwa orangtua Lisa merupakan teman seperjuangan Juned dalam mempertahankan kemerdekaan.
Godain Kita Dong (1989)
Dalam film 'Godain Kita Dong', Dono diceritakan sebagai anak seorang pemilik peternakan ayam yang dikuliahkan di Amerika oleh orangtuanya. Sepulang dari negeri Paman Sam, Dono yang penampilannya telah berubah menjadi Michael Jackson, membawa serta teman perempuannya Madonna.
Kehadiran Madonna, yang diperankan aktris Lisa Patsy sendiri bukan tanpa tentangan dari keluarga besar Dono. Dono yang oleh orangtuanya sudah ditunangankan dengan putri kerabatnya, berusaha sekeras mungkin untuk memisahkan keduanya.
Salah satunya dengan cara memerintahkan Kasino dan Indro untuk menggerakan warga untuk mengusir Madonna. Cara itu berhasil, namun sayangnya, tidak hanya Madonna yang terusir, Dono pun ikut serta bersama teman wanitanya itu.
Kasino dan Indro kemudian diperintahkan orangtua Dono,yang dipernakan pelawak Tarzan dan Ida Kusumah untuk menyusul Dono ke Jakarta. Sayangnya, bukannya mengajak Dono pulang, keduanya malah sepakat mencari kerja bersama Dono dan Madonna di Jakarta.