7 Kali Pasok Senjata ke KKB, Anggota Brimob Diberi Upah Rp10-30 Juta Per Pucuk
Senjata api yang dibawanya dari Jakarta itu merupakan pesanan DC yang menjadi anggota Perbakin di Nabire yang nantinya dijual ke KKB melalui SK mantan anggota DPRD di Intan Jaya yang hingga kini belum diketahui keberadaan-nya.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyesalkan penjualan senjata api yang melibatkan anggota Brimob Bripka MJH. Senjata api itu dijual ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Saya pribadi sangat menyesalkan karena senjata itulah yang nantinya digunakan KKB untuk membunuh warga sipil dan aparat keamanan termasuk rekan-rekan-nya," kata Paulus di Jayapura, Selasa (3/11).
-
Mengapa Brimob dibentuk? Adanya tuntutan dari dalam dan luar negeri yang terus menekan membuat pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat berperan sebagai tenaga tempur.
-
Kapan Brimob didirikan? Satuan elite ini lahir pada tanggal 14 November 1946.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
BRImo apa? Melihat perubahan kebiasaan ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun berinovasi dengan memperkenalkan layanan perbankan digital BRImo yang diluncurkan pada 2019 lalu.
-
Siapa saja yang berperan dalam pembentukan Brimob? Korps Brimob Polri adalah pelaksana utama Mabes Polri yang khusus menangani kejahatan berintensitas dan berkadar tinggi.
-
Mengapa Brimob disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa? Brimob, kalian adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Dia mengatakan, dari hasil pemeriksaan terhadap Bripka MJH terungkap yang bersangkutan sudah tujuh kali membawa senjata api yang diserahkan ke DC dengan upah bervariasi dari Rp10 juta hingga Rp30 juta per pucuk, tergantung jenis.
Senjata api yang dibawanya dari Jakarta itu merupakan pesanan DC yang menjadi anggota Perbakin di Nabire yang nantinya dijual ke KKB melalui SK mantan anggota DPRD di Intan Jaya yang hingga kini belum diketahui keberadaan-nya.
Selain melibatkan anggota Brimob, penjualan senjata api itu juga melibatkan anggota Perbakin lainnya yang juga mantan anggota TNI AD yakni FHS.
"Ketiganya saat ini sudah ditahan di Mapolda Papua," kata dia.
Dia berharap warga masyarakat mau membantu memberikan informasi bila mengetahui adanya transaksi jual beli senjata api, ucap Irjen Pol Waterpauw berharap.
Diakuinya, terungkapnya kasus jual beli senjata api berawal dari diamankannya Bripka MJH setibanya di Bandara Nabire dengan membawa dua pucuk senjata api jenis M16 dan M4 dari Jakarta.
"Senjata yang dibawanya itu dilengkapi surat-surat sehingga pihak maskapai mau mengangkutnya," ujar Waterpauw.
Dia menambahkan, setibanya di Nabire senjata api tersebut akan diserahkan ke DC.
"Mudah-mudahan dengan terungkapnya kasus tersebut, secara perlahan akan membongkar jaringan jual beli senjata api yang harganya mencapai Rp300 juta hingga Rp350 juta per pucuk untuk senjata laras panjang," tutur dia.
Baca juga:
Melibatkan Anggota Brimob, Jual Beli Senpi untuk KKB Berlangsung Sejak 2017
Bawa Senjata Api, Pengusaha dan Eks Anggota Polri Ditangkap di Bandara Soetta
Mantan Danjen Kopassus Soenarko Penuhi Panggilan Bareskrim Polri
Kasus Kepemilikan Senpi di Tahun 2019, Soenarko Dipanggil Bareskrim
Polri Jadwalkan Pemanggilan Soenarko Terkait Kasus Kepemilikan Senjata Api Ilegal