7 Tarian kuno meriahkan Mangkunegaran Performing Arts
"Sajian seni tradisi sebagai bentuk nguri-uri (melestarikan) kebudayaan Jawa," ujar Sutrisno.
Sedikitnya 7 tarian kuno karya KGPAA Mangkunegoro VII (raja Mangkunegaran) akan memeriahkan gelaran Mangkunegaran Performing Arts (MPA) 2014. Kegiatan tahunan tersebut akan dihelat di Pendopo Pura Mangkunegaran selama dua hari, mulai 9-10 Mei.
Menurut Panitia penyelenggara Sutrisno, MPA merupakan wujud konkret dalam melestarikan kebudayaan asli daerah, khususnya Kota Solo. Kesenian dari Mangkunegaran akan terus berupaya ke depan mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berbudaya.
"Sajian seni tradisi sebagai bentuk nguri-uri (melestarikan) kebudayaan Jawa," ujar Sutrisno, Kamis (8/5).
Sutrisno mengatakan, semua penari yang dilibatkan dalam sajian seni tradisi itu berasal dari Sanggar Tari Soeryo Soemirat, Istana Mangkunegaran, pimpinan GPH Herwasto Kusumo.
"Event ini bukan sekadar untuk melestarikan kesenian daerah saja, tetapi juga untuk melakukan regenerasi kelestarian kebudayaan secara umum," terang Sutrisno.
Adapun ketujuh tari itu antara lain Tari Gambyong Kusumo, tari Batik, Kukilo, Srimpi Pandelori, Gatut Kaca Antasena, Adanenggar Kelasworo dan Tari Wireng Situbondo. Selain pertunjukan tari, juga akan ada pementasan wayang bocah dengan lakon wahyu cakraningrat.
Sutrisno menambahkan, semua tari yang ditampilkan dalam sajian seni MPA merupakan karya cipta dari KGPAA Mangkunegoro VII dan semua tari memiliki arti dan makna. Ia mencontohkan, tari Gambyong Retno Kusumo menggambarkan putri kerajaan yang anggun dan pandai menari.
Kata Retno berarti emas, sedangkan kata Kusumo adalah bunga. Sehingga jika diartikan semua tari Gambyong Retno Kusumo ini adalah gadis yang sedang tumbuh bagaikan bunga yang harum dan bersinar bagaikan emas. Tarian ini digunakan sebagai penyambut tamu yang hadir pada perhelatan istana. Tari ini dipentaskan oleh 9 siswa sanggar Tari Soerya Soemirat.
Pada hari Jumat (9/5) akan disajikan Tari Gambyong Retno Kusumo, Batik dan Tari Kukilo, sedang pada Sabtu (10/5) akan ditampilkan Tari Srimpi Pandelori, Gatut Kaca Antasena, Adanenggar Kelasworo dan Tari Wireng Situbondo.
Sementara itu, Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Ipung Saryoko menambahkan, MPA 2014 adalah sebagai salah satu cara Pemkot Solo dalam melestarikan kebudayaan khususnya tari.
"Selama ini banyak masyarakat yang kurang memperhatikan keberadaan tari tradisional. Sehingga melalui kegiatan itu bisa mengembalikan serta kesadaran masyarakat dalam melestarikan tari," ujarnya.