Ada 2 lokasi rawan kecelakaan kerja di proyek LRT Palembang
Jatuhnya girder Light Rail Transit (LRT) usai crane terbalik akibat tanah amblas yang menyebabkan dua rumah hancur tertimpa, membuat PT Waskita Karya (Persero) evaluasi. Setidaknya dua tempat lagi yang terbilang sangat rawan terjadi kecelakaan kerja.
Jatuhnya girder Light Rail Transit (LRT) usai crane terbalik akibat tanah amblas yang menyebabkan dua rumah hancur tertimpa, membuat PT Waskita Karya (Persero) evaluasi. Setidaknya dua tempat lagi yang terbilang sangat rawan terjadi kecelakaan kerja.
Kepala Proyek Utama LRT Palembang PT Waskita Karya, Masudi mengatakan, dua titik itu berada di zona tiga berada di Simpang RS Charitas dan zona satu di Simpang Tanjung Api-api (TAA) Palembang. Di Simpang RS Charitas banyak aspal yang terkelupas sehingga dikhawatirkan kontur tanah tidak stabil, sedangkan di Simpang TAA bersamaan dengan pembangunan flyover.
"Dua tempat itu terbilang kritis, di sana kita khawatirkan kejadian serupa (girder jatuh) terulang lagi," ungkap Masudi, Selasa (1/8).
Sebagai antisipasi, pihaknya akan mengoperasikan crane dengan daya angkat 200 ton dan menerapkan lalu lintas satu jalur. Penggunaan pelat sebagai landasan crane diperkuat agar bisa mengimbangi kontur tanah yang labil.
"Jika dimungkinkan kita sosialisasikan agar warga sekitar mengosongkan rumah dulu," ujarnya.
Terkait progres pembangunan LRT Palembang, Masudi menyebut telah mencapai 47 persen. Kecelakaan kerja dini hari tadi tidak terlalu signifikan dalam proses pengerjaan.
"Paling tidak malam ini evakuasi girder yang jatuh sudah rampung. Untuk total kerugian belum dikalkulasikan," kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Nasrun Umar mengatakan, ganti rugi kerusakan dan penanganan korban dipastikan diberikan kontraktor secepatnya. Dia berharap, kejadian ini tidak terulang lagi dengan melakukan spekulasi yang matang sebelum dilakukan kegiatan.
"Untuk penyebabnya masih tunggu hasil labfor, tapi sementara karena tanah amblas, tidak ada faktor lain," pungkasnya.