Adian Napitupulu: Banyak orang kritik wajah, bukan ucapan gua
"Ya gue bilang mau gimana, ya lahir udah dapat begini. Kalau gue boleh milih ya kayak Brad Pritt," kata Adian.
Selain mendapat pujian, caleg DPR terpilih dari PDIP Adian Napitupulu mengakui tak sedikit kritik bahkan cari maki yang dia terima di media sosial, setelah pernyataannya yang menghebohkan tentang Capres Prabowo Subianto.
Dalam acara Mata Najwa yang tayang di MetroTV, Rabu pekan lalu, Adian menyebut Prabowo hanya memiliki dua sisi positif: pengurus kuda yang baik dan memberi harapan kepada banyak perempuan yang ingin menjadi ibu negara.
"Gua kadang kesel orang tidak mengkritik apa yang gua pikirkan dan gua omongin, tapi kritiknya wajah," kata Adian santai saat ditemui merdeka.com di Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Jokowi - JK, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.
Tokoh Forum Kota (Forkot), gerakan mahasiswa radikal yang ikut menjatuhkan Soeharto, ini mengatakan banyak orang yang mengejeknya dengan muka pemabuk', 'mirip kenek', mirip tukang ojek’, dan sebagainya.
"Padahal gua minum alkohol terakhir itu 18 tahun lalu, gue tidak pernah pakai narkoba," ujar dia.
"Mukenya kayak kenek katanya, mukenye kayak tukang ojek. Ya gue bilang mau gimana, ya lahir udah dapat begini. Kalau gue boleh milih ya kayak Brad Pritt. Tapi masa kita protes," kata Adian.
Serangan fisik itu paling banyak didapat Adian di Twitter. "Jahat banget ya," kata Adian yang mengaku santai menghadapi caci maki tersebut.
Kepada salah satu pencacinya, Adian mengatakan pernah menjelaskan. "Muka gue memang tidak tampan, tapi percayalah yang menciptakan itu Tuhan yang sama seperti yang menciptakan elu juga. Artinya, kalau lo hina fisik gua, sebenarnya yang lo hina penciptanya. Karena gua adalah produk Dia, bukan permintaan gua," ujar Adian.
Soal giginya yang terlihat tidak beraturan, Adian menyatakan, hal itu tidak lepas dari kekerasan yang pernah dia dapat saat menjadi aktivis jalanan semasa Orde Baru.
"Gua dipukulin kader dan simpatisan Golkar di pemilu terakhir tahun 1997, gua dipukulin habis. Hancur muka gua. Saat itu gua belum berpartai, mereka suruh tunjukkan jari tanda Golkar, gua bilang gua banteng, digebukin gua di bus, diinjak, di situ gigi patah beberapa," kisah Adian.
Tidak hanya itu, Adian juga beberapa kali dia dirinya dipukuli oleh tentara. "Gua dipukulin berkali-kali, sama tentara di Senayan dipukul, ditendang, dipukul pakai lontar. Tapi ya itu risiko perjuanganlah, sama kayak orang naik motor, jatuh luka kan, bukan sesuatu yang istimewa," kata dia.