Ahok: Belum ada kepastian juga Bu Mega capreskan Pak Jokowi
"Jujur aja, bisa-bisa (Jokowi) engga capres juga," kata Ahok.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku siap menggantikan Joko Widodo sebagai gubernur DKI Jakarta, jika partai besutan Megawati Soekarnoputri merestui jadi calon presiden tahun ini.
Namun Ahok ingin orang yang mendampingi dirinya nanti kepala daerah yang memiliki kinerja baik.
"PDIP ini mengajukan 2 nama, misalnya nih berandai-andai, saya lebih suka mana? Yah saya pilih Djarot (mantan wali kota Blitar) atau Bambang DH (mantan wakil wali kota Surabaya) itu saja," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, (3/3).
Ahok menambahkan, alasan dia memilih 2 nama tokoh itu karena kinerja keduanya baik. Terkait dengan kasus Bambang DH yang terbelit gratifikasi DPRD Surabaya senilai Rp 720 juta, kata Ahok, Bambang DH harus membuktikan jika dia tidak bersalah atas kasus tersebut.
"Kan masih diproses di Kejaksaan. Kalau itu status menimpa provinsi juga upah pungut," terang Ahok.
Selain itu, Ahok pun mengaku belum memastikan Jokowi bakal dicapreskan. Sebab, menurut mantan bupati Belitung Timur itu dinamika politik jelang pemilu sulit ditebak.
"Belum ada kepastian juga Bu Mega untuk mencapreskan Pak Jokowi, jujur aja. Bisa-bisa (Jokowi) engga capres juga," ujarnya.
Sebelumnya, Ahok dikabarkan segera menggantikan Gubernur Jakarta Joko Widodo, yang mulai digadang-gadang sebagai calon presiden dari partai berlambang banteng dengan moncong putih itu.
Oleh karena itu, Ahok pun mengincar mantan Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH dan mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat sebagai wakilnya berasal dari PDI Perjuangan.