Ahok sebut dukun politik subur kalau banyak orang bego
"Makanya kalau masih ada yang percaya ini kesempatan kita jadi dukun palsu saja," kata Wagub DKI Ahok.
Menjelang 2014, banyak orang yang menawarkan jasa dukun ke calon legislatif agar dipilih sebagai wakil rakyat. Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai pasti banyak orang yang tertarik menjadi dukun.
"Kalau gitu kesempatan dong. Kita bisa pura-pura jadi dukun kalau banyak orang bego gitu kamu bisa dapat duit banyak. Dung dung pret. Itu film Benyamin dukun palsu," ujar Ahok sembari tertawa di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/9).
Namun, ia mengaku tidak mempercayai paranormal, dukun atau sejenisnya untuk memuluskan keinginan. Sebab, jika masih banyak yang mempercayai maka sama saja membuka peluang adanya dukun palsu.
"Saya sih dari dulu gak percaya gituan. Makanya kalau masih ada yang percaya ini kesempatan kita jadi dukun palsu saja," katanya.
Seperti diketahui, Dr KH Desembrian Rosyady S.Ag, SH, SE, MM, MBA, salah satu dukun memberi garansi bagi para caleg dari tingkat kabupaten/kota hingga DPR RI bisa terpilih. Demikian juga bagi para calon kepala daerah yang berminat, hingga calon presiden.
Praktik klenik atau mistis dalam politik bukan hal baru di Indonesia. Banyak cerita soal kesaktian atau lelaku ritual yang dilakukan oleh pemimpin sejak dulu. Presiden Soeharto misalnya, saat masih muda kerap melakukan ritual bertapa dan mengoleksi benda-benda pusaka. Presiden Soekarno pun demikian. Banyak benda sakti atau mustika yang dikaitkan dengan sang proklamator.
Profesi paranormal yang menawarkan jasa terkait kesuksesan di bidang politik banyak dilakukan. Mereka juga sering disebut dukun politik atau konsultan spiritual. Banyak klien mereka yang berasal dari kalangan politisi dan kepala daerah. Lebih banyak lagi, orang-orang yang berhasrat mendapatkan jabatan.