Akademisi sebut program full day school butuh persiapan lama
Hampir seluruh sekolah di Indonesia dianggap belum memadai buat mendukung program itu.
Wacana pemerintah membuat program full day school bagi siswa SD dan SMP, ditentang rektor Universitas Udayana Denpasar, Ketut Suastika. Menurut dia, perlu waktu lama menyiapkan beberapa pendukung sebelum program diterapkan.
"Kita perlu puluhan tahun untuk menyiapkan SDM dan infrastruktur untuk menerapkan program tersebut. Idealnya, sekolah harus menyiapkan situasi dan kondisi yang layak seperti di rumah, di masyarakat, walau tetap terpimpin atau tetap dalam bimbingan para guru," kata Ketut di Denpasar, Kamis (11/8).
Menurut Ketut, alasan mengapa sistem full day school belum bisa diterapkan di Indonesia, khususnya Bali, lantaran hampir seluruh sekolah lahannya terbatas. Jadi sulit membuat siswa betah di sekolah seharian.
"Luas sekolah sudah sempit, bagaimana mungkin anak-anak disuruh seharian di sekolah. Ini perlu dipersiapkan dengan baik," ujar Ketut.
Ketut menyatakan, sentuhan orang tua kandung secara psikologis akan lebih berdampak terhadap anak, terutama di masa sekolah dasar dan puber.
"Kalau seharian di sekolah, kapan dia berinteraksi dengan keluarga, dengan lingkungan sekitarnya? Ini juga akan berdampak pada perkembangan psikologi anak," ucap Ketut.
Ketut menyarankan sebaiknya pemerintah menyiapkan terlebih dahulu segala pendukung. Terutama infrastruktur, sumber daya manusia, kurikulum, dan sebagainya.