Aksi-aksi 'nyeleneh' Menteri Yuddy malah bikin malu sendiri
Namun, Yuddy berkilah pekerjaannya lebih banyak di luar dari pada di dalam ruangan kantor bentuk pencitraan.
Semenjak dilantik sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi kerap melakukan blusukan ke sejumlah tempat untuk menjalankan tugasnya. Namun, Yuddy berkilah pekerjaannya lebih banyak di luar dari pada di dalam ruangan kantor bentuk pencitraan.
Menurut Yuddy hal itu dilakukannya semata-mata tugas sebagai pembantu Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2014 yang mendelegasikan kewenangan pelayanan publik kepada menteri. Melakukan penataan, perumusan kebijakan tentang kepegawaian semua aparatur pemerintah. Mulai dari seragam, gaji, promosi.
"Makanya saya meninjau bandara hingga lapas. Pelayanan publik itu tugas dan tanggung jawab saya. Jadi saya blusukan itu untuk tugas, bukan pencitraan," ucap Yuddy ketika berkunjung ke redaksi merdeka.com beberapa waktu lalu.
Yuddy mengaku akan terus melakukan blusukan, kalau perlu hingga ke terminal. Namun dia menegaskan, itu tidak akan mengambil wewenang Kementerian Perhubungan sebagai kementerian yang bertanggung jawab atas sistem transportasi Indonesia.
Dari catatan merdeka.com, Menteri Yuddy pernah blusukan ke kantor BKPM, Samsat Polda Metro Jaya, Imigrasi, kantor wali kota, kelurahan hingga puskesmas, termasuk mengunjungi rumah Angeline hingga ikut mengecek terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta yang terbekar minggu lalu. Sayangnya, tak jarang aksi Yuddy kerap dicibir sejumlah orang lantaran dianggap tak sesuai pada tugasnya.
Berikut catatan merdeka.com aksi Menteri Yuddy yang menuai cibiran:
-
Kapan Yulianto menjadi Agen BRILink? Agen BRILink milik Yulianto yang bernama Nida Cell ini letaknya berada persis di samping lapangan olahraga Rambeanak. Letaknya yang strategis membuat usaha kelontongnya ini banyak dikenal pelanggan. Tak heran kalau banyak pelanggan yang merasa terbantu dengan adanya Agen BRILink Nida Cell ini, khususnya bagi masyarakat di sekitaran Desa Rambeanak. Agen BRILink milik Yulianto ini sudah berjalan sejak tahun 2016.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kurniawan Dwi Yulianto dianggap sebagai apa? Pria kelahiran Magelang ini dianggap sebagai salah satu pesepak bola terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Tahu Yun-Yi Bandung? Tahu ini dibuat dengan mengutamakan kualitas produksi serta pemilihan bahan yang tidak sembarangan. Mencicipi Lezatnya Tahu Yun-Yi, Oleh-Oleh Legendaris Bandung yang Sudah Ada sejak 1940 Siapa bilang tahu hanya menjadi oleh-oleh dari Sumedang? Rupanya, si kotak gurih ini juga bisa menjadi oleh-oleh saat Anda berkunjung ke Kota Bandung, loh.
-
Kenapa Yurav Bhatia tinggal di Indonesia? Yurav telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun. Sebelumnya, ia dan Yulida Handayani tinggal di India dengan Ravi Bhatia.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
Cium tangan Menteri Puan, Menteri Yuddy dapat kecaman
Tindakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi yang mencium tangan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani sebelum sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Senin (30/3) kemarin dinilai sangat tidak pantas. Yuddy bahkan dituding ingin mengambil hati Puan.
"Oh ya soal cium tangan itu. Saya pikir tindakan mencium tangan Menteri Puan oleh Menteri Yuddy itu bukan suatu tradisi orang Timur, apalagi keduanya bukan muhrim," cetus pendiri Lingkar Madani Ray Rangkuti ketika dihubungi oleh merdeka.com, Senin (30/3) malam.
Diketahui, Menteri Yuddy sendiri lebih tua lima tahun di atas Menteri Puan. Menurut Ray, tindakan Menteri Yuddy justru menunjukkan kerendahan hati yang berlebihan dan ketidaksetaraannya di hadapan Menteri Puan. Klaim penghormatan Menteri Yuddy justru dianggap tidak wajar oleh Ray.
"Perbedaan usia keduanya juga tidak mencolok. Kalau anggap penghormatan, itu juga menunjukkan sikap kerendahan hati yang berlebihan, seperti tidak sederajat dengan Puan," lanjut Ray.
Dia juga menilai, sikap yang ditunjukan oleh Menteri Yuddy menunjukkan suatu rasa khawatir dan ketidakpercayaan dirinya untuk masa mendatang dalam susunan orang-orang kepercayaan Megawati Soekarnoputri. Sikap Menteri Yuddy seperti itu diklaim Ray sebagai tindakan ambil hati.
"Sikap itu menunjukkan ada kekhawatiran dan ketidakpercayaan saudara Yuddy dipertahankan atau tidak. Ada kesan ambil hati melalui sikap kepada Puan. Sikap itu juga menunjukkan ketidakprofesionalan saudara Yuddy," cetus Ray.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menegaskan jika tak ada jabatan yang lebih tinggi dalam struktur kementerian. Menteri Yuddy sama derajatnya dengan Menteri Puan sebagai pembantu presiden.
"Tindakan Menteri Yuddy itu sesungguhnya memposisikan dirinya lebih rendah dari Menteri Puan. Perlu saya tegaskan jika jabatan menteri sama derajatnya. Menteri koordinator bukan lebih tinggi dari menteri lainnya. Hanya presiden yang lebih tinggi. Jangan diartikan menteri koordinator itu lebih tinggi. Dia hanya mengoordinasikan," tegas Emrus.
Emrus sendiri menilai apa yang dilakukan Menteri Yuddy sebagai sebuah tindakan yang tak patut dipertontonkan bagi masyarakat Indonesia sebagai pejabat negara. Apa pun relasi di antara keduanya, menurut Emrus bukan seharusnya ditunjukan pada kegiatan resmi kenegaraan.
"Sekali lagi, itu suatu perilaku yang tidak baik ditunjukan kepada rakyat sebagai pejabat negara. Saya tidak tahu apa latar belakang Menteri Yuddy mencium tangan Menteri Puan. Boleh jadi relasi di antara mereka, hanya mereka yang tahu," ujar Emrus.
Emrus sendiri memuji kejelian wartawan yang mengabadikan momen tersebut. Menurutnya, wartawan tersebut sudah berani melihat hal yang tidak pantas dilakukan oleh para menteri dalam situasi resmi. Emrus menilai tindakan Menteri Yuddy dapat dibenarkan dalam konteks budaya, namun di saat resmi tersebut, sikap Menteri Yuddy dinilainya sangat tidak bagus dan tidak pantas.
"Saya mengapresiasi wartawan jeli melihat hal itu. Sangat tidak bagus dan tidak pantas. Kalau dalam konteks budaya mungkin itu sebuah penghormatan, dan dapat dibenarkan. Tetapi ini situasi resmi. Tidak bagus dan tidak pantas," kata Emrus.
Ikut nimbrung kasus Angeline hilang, Menteri Yuddy malah diusir
Sudah 20 hari Angeline, bocah kelas 2 SD, hilang dari rumahnya di jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali. Teka-teki masih menyelimuti keberadaan anak perempuan berusia delapan tahun itu. Dari dugaan penculikan hingga kekerasan terhadap Angeline menyebabkan dia minggat dari rumah masih belum bisa diungkap.
Rupanya, kabar itu sampai juga ke telinga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi. Dalam kunjungan kerjanya ke Bali kemarin, Menteri Yuddy mampir ke rumah orangtua asuh Angeline di Jalan Sedap Malam, Denpasar, sekitar pukul 12.00 WITA. Dia didampingi sejumlah petugas kepolisian, termasuk Kepala Polsek Denpasar Timur, Komisaris Polisi I Gede Redastra, dan sejumlah anggota kepolisian dari Polresta Denpasar.
Namun, tidak satupun anggota keluarga Angeline bersedia menyambut Yuddy, meski dia telah menunggu di depan pintu gerbang rumah terletak di pinggir jalan itu. Sekitar sepuluh menit menunggu, Yuddy hanya ditemui seorang petugas pengamanan berjaga di depan rumah.
Kepada Yuddy, petugas bernama I Dewa Ketut Raka itu mengatakan, keluarga Angeline dan ibu tirinya, Margaret, saat ini tidak ingin menerima tamu, karena kondisi psikis dan kesehatannya sedang tertekan setelah hilangnya Angeline. Margareta sama sekali tidak membukakan pintu masuk buat Yuddy. Raka hanya berbincang dengan Yuddy dari balik tembok rumah.
"Ingat ya jangan diartikan saya diusir. Tadi itu kebetulan saya ada waktu dan mencoba untuk ingin tahu seperti apa tempat tinggal anak ini," kata Yuddy mengelak.
Yuddy lantas pergi. Dia lalu berkunjung ke Polda Bali menanyakan kendala polisi dalam mencari Angeline.
"Ini kebetulan saya lagi ada tugas di Bali. Jadi karena rasa simpati saya, makanya ada rasa ingin tau tentang anak ini. Saya yakin menteri lainnya jika kebetulan ada di Bali. Bahkan Jokowi pun sudah dipastikan akan mencoba untuk ingin tahu tentang Angeline," ujar Yuddy kemarin.
Menurut Yuddy, semua orang bersimpati atas kasus menimpa Angeline. "Saya sudah menerima laporan dan mendengar langsung penjelasan dari polisi. Ternyata Polda Bali ini sudah sangat bekerja keras dalam mengungkap kasus ini. Harapan saya, mari kita temukan dulu anak ini," ujar Yuddy.
Tiba-tiba, Yuddy mengatakan siap menjadi orangtua asuh bagi Angeline bila dia ditemukan. Dia berjanji akan mendidik Angeline supaya memiliki masa depan cerah.
"Ini karena rasa simpati didasari hati yang tulus. Saya siap jadi bapak asuhnya bila Angeline bersedia. Saya janji akan sekolahkan dan didik dengan baik untuk masa depannya," tambah politikus Partai Hanura itu.
Terminal 2E terbakar, Menteri Yuddy ikut urai antrean di bandara
Kebakaran yang terjadi di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta membuat penumpang menumpuk di Terminal 2D dan 2F. Kejadian ini berlangsung karena matinya sistem komputerisasi di bandara hingga sejumlah penerbangan milik maskapai Garuda Indonesia di-delay.
Dilansir Antara, peristiwa itu membuat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi tiba-tiba muncul di tengah tumpukan penumpang. Dia nampak berupaya mengurai antrean para penumpang yang akan melakukan check in di terminal domestik 2F.
Antrean tampak mengular di gerbang F4 yang dipergunakan untuk masuk para penumpang yang akan terbang, karena adanya kebakaran di terminal 2 E pada minggu pagi. Yuddy yang tiba di bandara sekitar pukul 13.00 WIB, langsung menemui otoritas setempat. Sekitar 30 menit kemudian, gerbang F4 mulai dibuka, dan tampak menteri Yuddy muncul di depan gerbang.