Aksi heroik orang biasa selamatkan ratusan nyawa di Indonesia
Setiap orang diberikan kesempatan dan pilihan untuk bertindak baik.
Menjadi orang biasa bukan berarti tidak bisa melakukan hal yang luar biasa. Setiap orang diberikan kesempatan dan pilihan untuk bertindak baik. Kesempatan berbuat baik inilah yang diambil oleh petani di Malang untuk menyelamatkan para penumpang KA Gajayana yang meluncur dari Malang ke Jakarta.
Tanpa inisiatif petani yang bernama Edi dan Bonadi ini, mungkin kereta yang meluncur cepat dan mengangkut ratusan nyawa dapat celaka. Prediksi yang paling buruk bisa saja banyak nyawa melayang karena terdapat rel yang coal.
-
Kenapa Primus Yustisio sering naik KRL? Saat ditanya alasannya, istri Primus, Jihan Fahira mengatakan kalau suaminya sering memilih KRL untuk menghindari kemacetan.Apalagi, rumah mereka memang cuma berjarak 5 menit dari stasiun.KRL jadi moda transportasi yang lebih cocok untuk aktivitas Primus sehari-hari.
-
Apa tujuan utama dari KPR BRI? Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI adalah salah satu solusi bagi calon pemilik rumah untuk mewujudkan impian miliki hunian idaman mereka, terutama bagi kalangan milenial dan Gen Z.
-
Siapa yang merekam ibu hamil tersebut di KRL? Sebuah video viral diunggah oleh akun TikTok @rismasf10 terkait peristiwa di gerbong wanita KRL jurusan Tanah Abang-Rangkas.
-
Kapan kejadian ibu hamil marah di KRL terjadi? Peristiwa itu terjadi pada 16 September 2023
-
KPR Kilat BRI itu apa? Sebagai informasi, program KPR Kilat BRI adalah pembiayaan KPR BRI dengan jangka waktu pendek sampai dengan 5 tahun.
-
Kenapa PKL penting di Sekolah Menengah Kejuruan? PKL adalah kegiatan implementasi yang diberikan kepada siswa SMK agar bisa mendapatkan berbagai manfaat.
Aksi heroik luar biasa ini bukan hanya milik Edi dan Bonadi. Sejumlah orang pernah melakukan hal yang sama, yaitu memilih menjadi 'hero' meski mereka bukan penegak hukum atau anggota Tim SAR.
Berikut adalah beberapa cerita para pahlawan yang berlatar belakang orang kecil dan biasa namun bisa menyelamatkan banyak nyawa:
Petani selamatkan penumpang KA Gajayana
Edi dan Bonadi, warga Gadang, Malang, menyelamatkan ratusan penumpang KA Gajayana dari Malang ke Jakarta dari insiden anjlok.
Peristiwa itu yang terjadi pada pukul 13.45 WIB itu bermula saat kereta akan melintas di KM 53 +3/4 antara Malang Kota Lama dan Stasiun Pakis Haji. Saat itu, masinis melihat dua ada kain melambai.
"Dari dari jarak yang masih lumayan jauh, masinis melihat ada warga beri aba-aba. Masinis lantas mengambil ancang-ancang untuk berhenti," terang Kepala Humas Daops VIII, Sumarsono, kepada merdeka.com, Kamis (19/3).
Tanda yang ditunjukan warga memandu masinis memperlambat kereta yang sebelumnya melaju dengan kecepatan 50 km/jam. Setelah KA berhenti normal, masinis berkomunikasi dengan warga yang melambaikan aba-aba sebelumnya.
"Setelah itu, kemudian KA dihentikan warga beberapa saat. Mereka melambaikan pakai kain karena warga melihat ada yang coal (sempal) dan mereka berpikir ini akan berakibat fatal bila kereta berusaha lewat, kemudian mereka mengibarkan aba-aba itu," tambahnya.
Kepada si masinis, warga menceritakan di titik yang akan dilintasi ada rel coal dengan ukuran lebih kurang 11 cm. Bila kereta tetap memaksakan terus melintas, bisa berdampak pada kereta anjlok.
"Masinis coba kuasai kereta dan berhenti. Setelah itu mereka melihat untuk meyakinkan apa yang dibilang warga ada rel coal. Setelah itu masinis melakukan komunikasi dengan pihak terkait," jelasnya.
Setelah itu petugas mendapatkan laporan dan melakukan perbaikan. Lebih jauh dia menceritakan, masinis sempat kaget melihat aksi dua warga itu. Tapi dia berusaha mengendalikan kereta sebaik mungkin.
Dia mewakil KAI juga berterima kasih pada perhatian warga dan berjanji akan memberikan penghargaan. Aksi keduanya menyelamatkan ratusan penumpang kereta dari kecelakaan.
Nenek temukan bom aktif selamatkan warga Lhoksmawe
Seorang nenek, Nurhawiah (74) menemukan sebuah bom aktif saat sedang menyapu di belakang rumahnya di Desa Blang Naleung Mameh, Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, Jumat (6/2). Sontak saja membuat warga setempat heboh dan penemuan bom seberat 1 kg ini yang sudah berkarat langsung dilaporkan pada pihak kepolisian setempat.
"Saat itu Nurhawiah sedang menyapu pekarangan bagian belakang rumahnya dan tiba-tiba melihat sebuah besi berkarat di antara tumpukan tanah. Kemudian dia memanggil Ketua Pemuda setempat bernama M Yusuf, untuk mengambil benda aneh tersebut," kata Kapolsek Batuphat Barat, AKP Nasir.
Karena curiga dengan benda asing itu, Yusuf dan Nurhawiah kemudian melaporkan penemuan tersebut ke pihak kepolisian dan aparat TNI Koramil 03 Muara Satu penemuan bom sepanjang 30 sentimeter ini.
"Polisi bersama aparat TNI langsung terjun ke TKP setelah terima laporan dari warga, dan melakukan pengecekan terhadap benda tersebut. Setelah diketahui ternyata itu adalah bom, kitapun melaporkan kejadian ini ke Tim Jibom Den B Brimob Polda Aceh Jeulikat Lhokseumawe," jelas AKP Nasir.
Setibanya di TKP, Tim Jibom langsung mengamankan barang bukti bom ke Mako Den B Satbrimobda Polda Aceh di Jeulikat, Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Belakangan diketahui bahwa bom yang ditemukan itu berjenis MO 80 Komando.
Tidak terbayang jika, warga tidak sengaja mengusik bom ini sampai akhirnya meledak. Polri dan TNI pun segera mewanti-wanti agar tidak menyentuh benda berbahaya tersebut.
Teknisi korbankan diri demi penumpang KRL tabrakan di Bintaro
Dalam kecelakaan kereta versus truk tangki di Bintaro beberapa waktu lalu, nama Sofyan Hadi sering disebut. Sofyan Hadi adalah teknisi KRL Commuter Line yang berada bersama masinis di kereta nahas tersebut.
Menurut saksi mata, Sofyan keluar dari kabin masinis dan menyuruh para penumpang di gerbong paling depan mundur ke belakang karena kereta akan menabrak truk tangki itu.
Tanpa putus asa, Sofyan berteriak agar penumpang cepat mundur dan berpegangan. Bahkan dalam waktu beberapa menit sebelum tabrakan terjadi. Sofyan sempat membawa lari anak yang tidak dia kenal ke gerbong belakang dan kembali ke tempat semula.
Setelah kembali ke kabin masinis tabrakan pun terjadi. Saat itu, bisa saja Sofyan diam di gerbong itu. Toh dia tahu tabrakan tak bakal terhindarkan.
âTapi dia tidak mau meninggalkan masinis dan asisten masinis yang ada di ruang kemudi. Dia lari lagi balik ke depan, ke kabin masinis. Padahal kalau dia mau, dia bisa loncat cari selamat waktu berada di gerbong tiga. Tapi sepertinya dia tidak mau meninggalkan tanggung jawabnya,â kata keluarga Sofyan, Surya.
Sofyan dan kedua rekannya tewas seketika. Jasad mereka ditemukan bertumpukan di kabin masinis. Atas dedikasi Sofyan, PT KAI memberikan penghargaan kepada Sofyan.Â
(mdk/ren)