Aktivis sindir aparat tak bernyali di kasus sabu anggota DPRD Manado
Dalam kasus sabu, CL hanya dihukum rehabilitasi. Padahal dia terbukti memiliki sabu.
Anggota DPRD Manado berinisial CL ditangkap di sebuah tempat hiburan malam, dalam Operasi Bersinar yang digelar Polda Sulut dan BNNP. Setelah diinterogasi dan dilakukan pengembangan, petugas menemukan dua paket sabu seberat 0,15 gram di kediaman legislator Partai Demokrat ini. Tak hanya itu, terdapat residu dalam pipet isap yang digunakan. Hasil tes urine juga menyatakan CL positif sabu.
Setelah menjalani proses assessment di BNNP, CL kemudian dipulangkan untuk menjalani rehabilitasi rawat jalan. "Dia (CL) menjalani rehab. Hasil assessment-nya dia harus direhab rawat jalan. Rehabnya di Rumah Sakit Polri Bhayangkara (Manado) supaya bisa kita awasi," kata Direktur Narkoba Polda Sulut Kombes Pol Edi Djubaedi saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/4) malam.
Sementara itu, kepulangan CL mendapat reaksi beragam dari para netizen. Kebanyakan dari mereka menilai terjadi tebang pilih dalam penanganan perkara narkoba yang dijalani CL. Bahkan beredar surat terbuka yang ditujukan kepada Kepala BNN Budi Waseso. Isinya meminta Kepala BNN mengunjungi Kota Manado dan meninjau langsung proses hukum CL.
"MOHON KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) REPUBLIK INDONESIA Komjen Pol Budi Waseso Agar mengunjungi Kota Manado, Untuk meninjau langsung proses tindak lanjut terkait penindakan oknum legislator yang tertangkap menggunakan NARKOBA & positif menggunakan NARKOBA, juga didapati barang bukti NARKOBA ! Karena diduga oknum tersangka tersebut malah sudah bebas. Kami masyarakat Manado menyampaikan ini karena gerah melihat ketidakadilan & lemahnya penegakan hukum. Juga kami tidak mau melihat wibawa BNN diremehkan !" demikian bunyi surat tersebut.
Akun Facebook milik aktivis wanita Maria Taramen yang memposting surat tersebut, Jumat (8/4) sekitar pukul 08.00 WITA, tak lupa menyematkan kalimat bernada pesimis terhadap proses pemberantasan narkoba yang sedang digalakkan Polri dan BNN.
"Hello BNN di Sulut dan Polda Sulut. Berhenti keluar masuk kantor-kantor pemerintah dan kantor dewan untuk mencari pemakai narkoba, toh kalau ada yang kedapatan akan kalian pulangkan disertai jaminan yang lumayan besar. Jadi percuma. Buang-buang anggaran saja kalian, sana jaring saja mereka yang di jalanan atau pemakai ehabond anak-anak ABG yang miskin-miskin, mereka toh tidak mampu membayar uang jaminan jadi mereka bisa ditahan lama. Lagian kelasnya hanya seperti itu, tapi kalau pejabat atau dewan kalian tak punya nyali kok. Cemen. BNN di Sulut dan Kapolda tidak punya nyali bagi pelanggar hukum kelas pejabat dan dewan," kicau akun ini.
Belum diketahui siapa yang membuat tulisan tersebut, yang jelas surat elektronik tersebut telah beredar di grup Facebook dengan beragam komentar. Meski banyak yang protes terhadap hasil penyidikan kasus narkoba CL, ada pula beberapa komentar yang menyatakan dukungan terhadap proses rehabilitasi yang dijalani legislator 'gedung cengkeh' Sulut ini.