Akun WhatsApp Ahli Hukum Suparji Ahmad Diretas, Pelaku Minta Uang ke Nomor Teman
Dia mengatakan sudah melaporkan kasus menimpanya ke kepolisian. Dia juga meminta masyarakat untuk waspada modus pengambilalihan nomor kontak pribadi. Sebab, saat ini sangat marak tindakan tersebut untuk tujuan kriminal.
Ahli Hukum Pidana, Suparji Ahmad mengaku menjadi korban peretasan aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA) miliknya. Dia menceritakan, pada Jumat sore (12/3), ada ajakan mengatasnamakan temannya untuk membuat grup penanggulangan Covid-19. Kemudian pelaku mengatakan bahwa akan ada kode yang dikirim ke nomor dirinya.
"Karena saya menganggap ini teman saya dan untuk tujuan baik yaitu penanggulangan Covid-19, maka saya tidak curiga. Ketika kode tersebut saya berikan ke pelaku, otomatis nomor saya diambil alih," kata Suparji dalam keterangan tertulis, Senin (14/3).
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Kapan WhatsApp merilis fitur edit pesan? Terbaru, pada Mei 2023 lalu WhatsApp telah merilis fitur edit pesan.
-
Mengapa WhatsApp meluncurkan fitur balasan di Grup Pengumuman? “Kami juga akan menghadirkan balasan ke Grup Pengumuman, sehingga admin dapat mendengar masukan dari anggotanya sambil menjadikan grup-grup ini tempat yang mudah untuk mengetahui informasi terbaru di Komunitas Anda. Balasan akan dikelompokkan menjadi satu dan diminimalkan sehingga Anda dapat melihat apa yang dikatakan orang lain sesuai konteksnya, dan notifikasi akan dibisukan untuk semua orang,” terang dia.
-
Apa saja jenis-jenis penipuan yang sering terjadi di WhatsApp? Menurut Pratama, penipuan melalui WA memang sudah sangat banyak jenisnya, mulai dari pengiriman malware dengan file apk disamarkan sebagai laporan kurir atau undangan pernikahan hingga phising.
-
Apa yang dimaksud dengan "grup kocak WhatsApp"? Nama grup kocak untuk WA ini juga bisa menjadi hiburan ketika notifikasi dari grup tersebut muncul.
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
Sejak saat itu, kata Suparji mengaku akun WhatsAppnya beralih tangan dan meminta sejumlah uang ke kontak yang ada.
"Kemudian banyak teman-teman saya yang diminta sejumlah uang. Ini sangat berbahaya menurut saya," ujar dia.
Dia mengatakan sudah melaporkan kasus menimpanya ke kepolisian. Dia juga meminta masyarakat untuk waspada modus pengambilalihan nomor kontak pribadi. Sebab, saat ini sangat marak tindakan tersebut untuk tujuan kriminal.
"Sekarang marak tindakan ambil alih nomor telepon pribadi. Setelah nomor telepon diambil alih, maka nomor tersebut digunakan untuk meminta sejumlah uang ke kontak yang tersimpan," katanya.
Dia pun meminta kepolisian untuk mengungkap tindakan seperti ini. Sebab, sekarang para penipu sudah canggih dalam menjalankan aksinya.
"Supaya korban tidak semakin banyak, polisi harus menindak tegas kejahatan siber yang meresahkan ini," tuturnya.
Terakhir, Suparji menekankan bahwa kejahatan siber seharusnya yang diatur dalam UU ITE. Bukan pencemaran nama baik, ujaran kebencian atau penyebaran berita bohong, karena itu sudah diatur dalam undang undang yang lain.
"Kejahatan demikian yang seharusnya diatasi lewat IU ITE. Karena jelas kejahatan dilakukan lewat media elektronik," pungkas akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia itu.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Remaja 11 Tahun di India Belajar Jadi Hacker, Peras Ayah Sendiri
Hacker Sebar Data Pasien RS Amerika Serikat di Dark Web
Instagram Hapus Ratusan Akun Curian Terkait Maraknya Peretasan
Deretan Raksasa Media Sosial Hentikan Peretas yang Curi Username Langka
Instagram Gulirkan Fitur Baru, Proteksi Akun dan Unggahan Pengguna Dari Peretas
Peretas Database Kejaksaan Agung Masih Berusia 16 Tahun