Anas kenang almarhum Mulyana Kusumah dan asap rokoknya
"Yang agak kurang asyik hanya asap rokoknya," kata Anas tentang Mulyana yang perokok berat.
Setelah mendengar kabar meninggalnya Mulyana Wira Kusumah pada Minggu (1/12) malam, Anas Urbaningrum langsung melayat bekas rekannya di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu 2004 itu. Anas pun menulis kenangan saat bekerjasama dengan Mulyana lewat Twitter.
Selain sebagai rekan sesama anggota KPU, di mata Anas, Mulyana adalah kriminolog yang juga aktivis HAM.
"Umur kuasa Tuhan. Hari ini, saya dapat kabar mengejutkan. Mulyana dipanggil kembali oleh Yang Maha Mengatur Umur," tulis Anas, Minggu (1/12) sekitar pukul 23.00 WIB.
Anas mengaku kenal dengan Mulyana sejak tahun 1999. Saat itu keduanya bertugas sebagai Tim Seleksi Parpol Peserta Pemilu 1999. Anas lalu kembali bekerjasama dengan Mulyana, sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) ketika pemilu 2004 silam.
"Mulyana adalah pekerja keras, selain perokok berat. Orangnya berkomitmen dan bertanggung jawab pada tugas," kenang Anas.
Anas juga menjelaskan, saat dirinya berhenti dari KPU, teman karibnya ini adalah salah satu yang memberikan suport kepada dirinya untuk terjun ke dunia politik dan segera bergabung terhadap Partai Demokrat.
"Ketika saya berhenti dan kemudian diminta membantu di Demokrat, Mulyana termasuk yang menyemangati," kata Anas.
Anas juga mengenang, diskusi, debat dan bekerja bersama Mulyana adalah keasyikan tersendiri. "Yang agak kurang asyik hanya asap rokoknya," kata Anas tentang Mulyana yang perokok berat.
"Terlalu banyak kenangan bersama Mulyana yang bisa diceritakan. Mulyana juga hadir waktu peresmian Rumah Pergerakan," kata Anas soal ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia yang didirikannya.
Sebelumnya diberitakan, Mulyana Wira Kusumah meninggal dunia karena komplikasi penyakit. Dia menghembuskan napas terakhirnya pada usia 65 tahun di kediamannya, Meruya, Jakarta Barat, sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca juga:
Mantan anggota KPU Mulyana Kusumah meninggal dunia
Anas sudah tak terima gaji DPR sejak tiga tahun silam
Nenek mertua meninggal, Anas absen diskusi PPI di rumahnya
Ini kata pimpinan KPK soal surat rahasia untuk Anas Urbaningrum
5 Pembelaan kubu Anas pasca penggeledahan KPK
-
Apa yang menjadi rencana Anas Urbaningrum dalam waktu dekat? Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum berseloroh saat ditanyai peluang atau rencana silahturahmi ke Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia belum belum merencanakan pertemuan dengan SBY dalam waktu dekat.
-
Apa pendapat Anas Urbaningrum mengenai penjegalan Capres? Anas mengaku sudah mengikuti proses Pilpres 2024 sejak dalam penjara. Anas mengaku telah mengamati hal tersebut sejak mendekam di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat hingga bebas dan kembali ke masyarakat. "Menurut saya tidak ada satu pun capres atau bacapres yang dijegal. Menurut saya artinya dijegal dengan cara yang tidak lazim, menurut saya tidak ada," kata Anas di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (15/7/2023).
-
Siapa yang menurut Anas Urbaningrum terjegal dalam proses pencalonan Capres? "Kalau terjegal karena tidak mampu melahirkan koalisi yang cukup, bukan penjegalan namanya," ucap Anas.
-
Siapa yang akan menemani Anas Urbaningrum makan bakso? "Saya sama pak Pasek sedang merencanakan makan bakso Sukowati," Anas Urbaningrum Gede Pasek yang berdiri di sebelah Anas berujar bahwa bakso Sukowati berlokasi di Cikeas, Bogor.
-
Kenapa Anas Urbaningrum menganggap isu penjegalan capres saat ini tidak tepat? Terlebih, lanjut Anas koalisi antar partai politik (parpol) peserta pemilihan umum (Pemilu) 2024 belum terbentuk secara utuh. Dia menyebut, pasangan capres-cawapres pun belum didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Kan belum ada yang betul-betul jadi, semuanya masih berproses. Bacapres A misalnya masih berproses koalisinnya, Bacapres B juga masih berproses, Bacapres C juga begitu," terang Anas.
-
Siapa yang Anies Baswedan temui di UGM? Masa Depan Demokrasi di Tangan Anak Muda Pada Senin (9/9) Anies hadir di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai pembicara dalam acara bertajuk "Demokrasi Dalam Genggaman, Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital".