Ancaman racun sianida, polisi di Samarinda gusar nongkrong di warkop
Para polisi harus berdua jika berada di luar markas.
Teror racun sianida kepada polisi, juga diwaspadai di kota Samarinda, Kalimantan Timur. Bahkan, aparat penegak hukum sedang nongkrong di warung kopi di mana pun, diingatkan supaya waspada terhadap ancaman itu.
"Ya, kita waspadai ya. Meski saling kenal di warung kopi, kita tetap waspada ancaman racun sianida itu," kata Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Setyobudi Dwiputro, kepada merdeka.com, Rabu (17/2).
Setyobudi mengatakan, telegram rahasia dari Mabes Polri memerintahkan anggotanya meningkatkan kewaspadaan terhadap ragam kemungkinan ancaman teror. Dia melanjutkan, perintah Kapolri itu saban hari dia sampaikan kepada anak buahnya, baik di Mapolresta maupun di tiap Polsek.
"Pastinya, kita antisipasi dan diingatkan kepada anggota setiap hari. Setiap hari waspada bahwa ini perintah langsung dari Pak Kapolri. Mau ke mana-mana, prosedurnya satu orang anggota mengawasi satu anggota lainnya. Tidak boleh sendirian ke mana-mana," ujar Setyobudi.
Kepolisian di berbagai daerah terus waspada, terkait potensi ancaman teror racun sianida. Ancaman diracun sianida dengan sasaran anggota Polri sedang bertugas di lapangan maupun di markas komando, disebabkan terinspirasi kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin, usai menenggak kopi dicampur racun itu, di Kafe Olivier, Jakarta. Teman Mirna, Jessica Kumala Wongso, kini ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan itu.