Andi Lala tak alami gangguan jiwa, tapi pribadi tertutup & sensitif
Andi Lala tak alami gangguan jiwa, tapi pribadi tertutup & sensitif
Tim psikolog melakukan tes kejiwaan terhadap Andi Lala (35), tersangka pelaku pembunuhan sadis terhadap satu keluarga kerabatnya di Mabar Medan, Minggu (9/4). Pria ini dipastikan tidak mengalami gangguan jiwa.
"Dari pemeriksaan yang kami lakukan, tidak ada tendensi atau indikasi kelainan kejiwaan pada yang bersangkutan. Hal ini ditunjukkan dari dia (Andi Lala) masih mengetahui tentang ruang dan waktu. Dia menyadari apa yang dia lakukan. Tidak ada pula tendensi mengarah ke psikopat," kata Kepala Bagian Psikologi Biro SDM Polda Sumut, AKBP Horas Mangasi Silaen, Jumat (21/4).
Pemeriksaan kejiwaan Andi Lala berlangsung selama tiga hari, yaitu pada Rabu (19/4), Kamis (20/4) dan pendalaman pada Jumat (21/4). Tiga metode dilakukan dalam pemeriksaan ini, yaitu wawancara atau interview, tes psikologi dan observasi.
-
Di mana patung keluarga tersebut ditemukan? Patung tersebut ditemukan di salah satu pemukiman neolitik tertua yang berasal dari tahun 6800 SM di Bukit Ulucak, Turki.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Kapan Adilla memeluk anaknya? Adilla juga ngepost foto ultah anaknya, dapet pelukan papa yang hangat kayak Wulan.
-
Kapan keluarga itu dibantai? Penggalian di Yaroslavl dari 2005-2006 menyatakan pembantaian itu terjadi pada Februari 1238.
-
Bagaimana bentuk patung keluarga tersebut? Patung-patung kecil itu terlihat seperti pasangan perempuan dan laki-laki dengan menggendong bayi di pangkuannya.
-
Apa yang dirasakan Sharena saat mudik ke Medan bersama keluarga Ryan? Ia begitu senang karena merasa sangat disayang.
Menurut Horas, perbuatan Andi Lala lebih dipicu faktor kepribadiannya. Andi disimpulkan sebagai pribadi yang tertutup atau introvert, sensitif dan impulsif dengan kapasitas intelektual yang sangat terbatas. Hal ini yang membuat dia tidak bisa mengambil keputusan dengan baik.
"Dia cepat mengambil keputusan, namun cenderung tidak rasional," jelasnya.
Kondisinya diperparah dengan penggunaan narkotika. "Jadi sudah potensinya jelek, kurang baik, ditambah lagi dengan penggunaan narkoba. Jadi ketika ada rangsangan, dia tersinggung, dia langsung melakukan tindakan tanpa pertimbangan logis," sambung Horas.
Andi Lala merupakan tersangka otak pelaku sekaligus eksekutor dalam pembunuhan pasangan suami istri Riyanto (40) dan Sri Ariyani (38) kedua anak mereka, Syifa Fadillah Hinaya atau Naya (14) dan Gilang Laksono (11) dan mertua Riyanto, Marni (60). Di tubuh mereka ditemukan luka bekas hantaman benda tumpul. Sementara seorang balita, Kinara (4), kritis akibat perbuatan pelaku. Para korban ini masih berkerabat dengannya.
Selain itu, Andi Lala juga disangka melakukan pembunuhan berencana terhadap Suherwan alias Iwan Kakek di rumahnya di Jalan Pembangunan II, Sekip, Lubuk Pakam, Deli Serdang pada 12 Juli 2015. Dia melakukan pembunuhan ini karena dendam istrinya telah selingkuh dengan korban.
Dalam kedua pembunuhan ini, Andi Lala menggunakan benda tumpul untuk menghantam kepala korban. Saat menghabisi Riyanto dan keluarganya, Andi Lala menggubakan potongan besi padu sepanjang 60 Cm dan seberat 11 Kg. Besi ini dibuang ke parit tak lama setelah pembunuhan itu.
Sementara Sugerwan dipukul dengan alu. Benda ini masih ditemukan di rumah Andi Lala, meskipun pembunuhan itu telah berlalu hampir 2 tahun.
Baca juga:
Api membara di balik sengketa rumah di Medan
Pelaku rencanakan bakar rumah yang tewaskan sekeluarga sejak sebulan
Jejak bensin ungkap pembakaran satu sekeluarga di Medan
Sekeluarga di Medan tewas dibakar gara-gara sengketa rumah
Fakta kekejaman Andi Lala, bunuh sekeluarga & selingkuhan istri
Alu yang dipakai membunuh digunakan Andi Lala untuk memasak
Ini alat yang digunakan Andi Lala menghabisi para korban