Polisi: Sekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Sekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Kenapa keluarga ini nekat bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Bagaimana cara keluarga itu dibunuh? Terdapat 15 kerangka perempuan, anak-anak, dan pemuda yang tewas akibat pukulan kuat di kepala. Semua mayat pada lokasi ini memiliki tanda bekas pukulan di tengkorak mereka, ini menunjukan pada masanya mayat-mayat tersebut dibunuh secara brutal.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Kapan pembunuhan keluarga itu terjadi? Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Zaman Batu sekitar 5.000 tahun lalu.
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Dimana kejadian bunuh diri terjadi? Polisi juga menyelidiki motif kasus empat orang yang ditemukan tewas diduga bunuh diri terjun dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) pada Sabtu (9/3/2024) sore.
Polisi: Sekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair.
Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, pendalaman sedang dilakukan setelah olah TKP. Mereka tidak ditemukan unsur kekerasan di lokasi kejadian.
"Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi," jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
Para korban tinggal di rumah kontrak karya di Dusun Boro Bugis RT 03, RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Wahaf merupakan seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Malang dan istrinya seorang penjual kue.
AKP Gandha menceritakan, peristiwa tersebut diketahui setelah anak pertama Wahaf dan Sulikhah, AKE (13) berteriak meminta tolong pada tetangga. Ketika tetangga dan AKE mengecek, kamar dalam kondisi terkunci dari dalam sehingga pintu harus didobrak.
Saat ditemukan, korban Wahaf Efendi dalam keadaan pergelangan tangan mengeluarkan darah. Lukanya cukup dalam akibat sayatan pisau.
"Tetangga langsung membawa korban ke rumah sakit terdekat. Namun korban tidak tertolong dan meninggal dunia di rumah sakit," tegasnya.
Sementara di dalam kamar, ditemukan dua perempuan dalam kondisi meninggal dunia. Keduanya ditemukan meninggal dunia telentang di atas tempat tidur secara berjajar dengan mulut mengeluarkan busa.
Bau dari mulut kedua korban sangat menyengat dan ditemukan sisa salah satu merek obat nyamuk cair. Selain itu, juga ditemukan pisau dalam kamar.
"Dugaan sementara, sepertinya bunuh diri dilakukan oleh satu keluarga. Di mana satu keluarga ini beranggotakan empat orang, bapak -ibu dan putri kembarnya. Namu alhamdulillah satu orang putrinya dalam kondisi selamat, saat ini sedang mendapat pendampingan PPPA dan Psikolog," urainya.
Ganda mengaku masih harus mendalami motif dugaan bunuh diri tersebut. Ia masih harus meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk saksi kunci secara mendalam.