Anggaran BIN tahun 2016 menyusut, Sutiyoso minta jadi Rp 3,7 T
Sutiyoso menilai anggaran BIN harus ditingkatkan untuk menunjang kinerja intelijen.
Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) Sutiyoso menggelar rapat dengan Komisi I DPR. Rapat ini membahas anggaran operasional BIN tahun 2016 yang menyusut. Sutiyoso pun meminta anggaran ditambah hingga Rp 3,7 triliun.
Sutiyoso menilai alokasi anggaran yang diberikan pemerintah senilai Rp 1,592 triliun dalam RAPBN 2016 tidak mencukupi untuk menunjang kinerja BIN. Bahkan anggaran ini lebih sedikit dari tahun 2015 yang mencapai Rp 2,6 triliun.
"RAPBN tahun 2016 BIN tercatat Rp 1,592 triliun, jumlah ini menyusut dari 2015 sebesar Rp 2,6 triliun," kata Sutiyoso usai rapat di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (10/9).
Karena itu, dalam rapat kali ini dirinya meminta tambahan anggaran BIN untuk tahun 2016 senilai Rp 3,7 triliun. Angka ini lebih besar Rp 700 miliar dibanding permintaan Kepala BIN sebelumnya Marciano Norman yang menganggarkan Rp 3 triliun.
"Ada tambahan anggaran yang kita ajukan sebesar Rp 3,7 triliun. Jumlah segitu untuk kebutuhan di tahun 2016. Pada tahun lalu kepala BIN yang lama meminta tambahan sekitar Rp 3 triliun dan sudah disepakati oleh DPR," kata Sutiyoso.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, kenaikan sebesar Rp 3,7 triliun sedang diperjuangkannya bersama Komisi I DPR. Menurut dia, Komisi I DPR setuju dengan nominal Rp 3,7 triliun, sehingga tinggal meminta persetujuan dari Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
"Ya pastilah kita harapkan tambahan, BIN dan Komisi I DPR sedang memperjuangkan agar diterima," terangnya.
Adapun klasifikasi peningkatan anggaran BIN didasari bahwa tugas intelijen perlu diperluas di seluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya dengan menambah jumlah personel BIN.
"Karena BIN di Amerika mengurus dalam dan luar negeri dengan adanya CIA dan FBI, negara lain juga begitu. Sedangkan di Indonesia dijadikan satu, padahal tugas dan tanggung jawab luas sehingga tidak masuk asal kalau pembiayaannya sekian," jelasnya.
"Masalah anggaran juga dalam jumlah personel BIN yang sangat kurang, selama ini kurang terdeteksi dengan baik karena yang seharusnya kebutuhan 5.400 sekian dan sekarang hanya 1.900 sekian. Itu sudah kurang sekali," ungkapnya.