Angka Kesembuhan 82%, Ini Cara Jitu Gubernur Kalbar Kendalikan Covid-19
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengungkapkan, cara-cara jitu dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 mulai dari penentuan kebijakan sampai mengontrol kinerja pemerintah daerah.
Kalimantan Barat menjadi salah satu provinsi yang berhasil menekan angka penyebaran kasus Covid-19. Bahkan mereka berhasil meningkatkan angka kesembuhan pasien positif Covid-19 sampai 82 persen.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengungkapkan, cara-cara jitu dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 mulai dari penentuan kebijakan sampai mengontrol kinerja pemerintah daerah.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Yang jelas kepala daerah itu harus tau data setiap hari, saya itu bisa hubungi kepala dinas kesehatan saya sampai 200-300 kali, karena saya harus tahu pergerakan data itu setiap waktu," katanya dalam talk show virtual bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Jumat (3/7).
Dia menilai, kebijakan yang diambil harus berdasarkan kondisi terupdate. Karena akan berdampak pada efisiensi dan kecepatan dalam menangani Covid-19.
"Jika lengah sedikit saja soal data, maka akan keluar biaya yang sangat besar. Maka Saya evaluasi terus. Misalnya orang yang PDP. Kalau dia tidak reaktif, kenapa distatuskan PDP? Nanti kalau dia meninggal kan heboh," ujarnya.
"Kalau dia Orang Tanpa Gejala (OTG), kenapa harus dirawat di rumah sakit? Isolasi mandiri saja di rumah atau di tempat yang disiapkan," tambah Sutarmidji.
Selain evaluasi secara rutin, dia juga memiliki cara lain untuk memastikan kinerja-kinerja dari kepala daerah yang berada di bawah garis koordinasinya, agar sejalan dan searah.
"Misal ada bupati tidak peduli, saya ngomong ke media, supaya dia dikritik masyarakat dia juga. Kadang ada bupati dan dokter ahli epidemiologi, tapi dia memberi edukasi yang enggak baik kepada masyarakat," ungkapnya.
"Semisal, ada pasien positif saya kunjungi, tetapi setelah 14 hari karena dia tidak lagi menjangkiti virus. Kalau masyarakat tidak tahu orang positif, dua hari keluarganya dikunjungi, kan jadi masalah. Ini yang seperti ini saya tegur," tutup Sutarmidji.
Perlu diketahui, sampai saat ini Provinsi Kalimantan Barat mencatat total angka kasus terkonfirmasi positif secara akumulatif di Kalimantan Barat sebanyak 336 kasus.
Dari jumlah itu, terdapat 271 orang yang telah dinyatakan sembuh dan 4 lainnya meninggal dunia. kota Pontianak memiliki kasus terkonfirmasi positif terbanyak di Kalimantan Barat dengan jumlah 118 kasus disusul pada peringkat dua Ketapang dengan angka 39 kasus pasien Positif Covid-19.
(mdk/fik)