Antisipasi banjir, Cilacap siapkan 7 posko pengungsian
Kepala Desa Sidareja Teguh Budi Suhartono mengatakan banjir di DAS Cibeureum dipengaruhi pasang surut air laut.
Tingginya curah hujan yang terjadi pada bulan Februari 2016 menjadikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Jawa Tengah melakukan antisipasi banjir di wilayah Cilacap Barat. Antisipasi tersebut dilakukan dengan membuat tujuh posko pengungsian yang disiapkan di wilayah Cilacap Barat.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah 3 BPBD Cilacap, Agus Sudaryanto mengatakan tujuh Posko pengungsian untuk mengantisipasi memburuknya rendaman banjir di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibeureum. Titik pengungsian yang disiapkan BPBD Cilacap berada di sekitar Kecamatan Sidareja yang mudah dijangkau dari sejumlah daerah.
"Lokasi pengungsian yang disiapkan seperti di aula Koramil Sidareja, SMP IT, Balaidesa Sidareja, Aula Kecamatan Sidareja juga siap. Kalau memang terpaksa sekali, kami juga berkoordinasi untuk memakai rumah dinas Sekcam, rumah dinas Kasi Trantib, kemudian aula bapermas juga bisa digunakan," jelasnya.
Dia mengemukakan, banjir di Cilacap Barat, mulai merendam sejak Jumat malam lalu di Kecamatan Sidareja. Banjir tersebut terjadi dua desa yang berada di Kecamatan Sidareja. Namun, lanjutnya, jika kembali turun hujan diprediksi banjir akan meluas ke belasan desa lainnya. "Di sebelah barat alun-alun ini sudah masuk ke rumah, banyak," jelasnya.
Menurut Agus, beberapa desa yang menjadi langganan banjir di Kecamatan Sidareja meliputi wilayah, Desa Margasari, Tegalsari, Tinggarjaya, Sidareja, Gunungreja, Sidamulya dan Desa Sudagaran. Kemudian Desa Rejamulya, Bangunreja, Ciklapa, dan Jatisari Kecamatan Kedungreja, serta sejumlah desa di Kecamatan Gandrungmangu dan Bantarsari.
Kepala Desa Sidareja Teguh Budi Suhartono mengatakan banjir di DAS Cibeureum dipengaruhi pasang surut air laut. Ia mengaku khawatir, hujan deras akan terus terjadi beberapa hari ke depan, saat air laut alami masa krembek (pasang naik dan stagnan). Jika itu terjadi, maka air tidak bisa keluar dari DAS Cibeureum. "Kalau hujan lagi bisa naik terus airnya. Banjirnya juga bisa meluas," ujarnya.
Sementara itu, Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Gesofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan memprediksi hujan di Februari ini lebih deras dibanding sebelumnya. "Kondisi ini terjadi, lantaran puncak musim hujan mundur. Dari yang tadinya bulan Januari menjadi Februari. Di Cilacap dan sekitarnya curah hujan diprediksi mencapai 400 hingga 500 milimeter," katanya.