Arah abu vulkanik Gunung Agung ke selatan, bandara bakal kembali ditutup
Aktivitas semburan abu vulkanik Gunung Agung terus meningkat hingga Selasa (28/11) malam. Bahkan material hujan batu sudah dirasakan di beberapa desa kawasan rawan bencana di Karangasem, Bali.
Aktivitas semburan abu vulkanik Gunung Agung terus meningkat hingga Selasa (28/11) malam. Bahkan material hujan batu sudah dirasakan di beberapa desa kawasan rawan bencana di Karangasem, Bali.
Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), embusan abu vulkanik masih mengarah ke selatan tenggara dan barat daya. Jika ini masih terjadi sampai enam jam ke dapan, diprediksi Bandara I Gusti Ngurah Rai akan kembali melakukan perpanjangan penutupan.
Kabid Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG Kementerian ESDM, I Gede Suantika mengungkapkan bahwa kondisi aktivitas Gunung Agung terus mengalami peningkatan, letusan terus terjadi dan semakin besar.
"Hingga malam ini terpantau larva pijar api terus terekam. Dimungkinkan ini akan terus berlangsung," ujarnya.
Sementara itu adanya lontaran material batu yang keluar dari kawah gunung Agung, dibenarkan Kasubid Vulkanologi dan Mitigasi Bencana PVMBG, Devy Kamil Syahbana. Hanya saja pihaknya masih menyelidiki jenis lontaran material batu tersebut.
"Lontaran batu itu kemungkinan masih dari lapisan penutup lava yang lama. Karena kita belum melihat batu pijar, kalau sudah ditemukan batu pijar yang keluar maka artinya itu sudah lontaran material magmatik," jelasnya.
Devy menambahkan, sepanjang hari ini sudah terjadi sebanyak tiga kali gempa vulkanik. "Dengan kondisi penutup magma yang sudah terbuka seperti sekarang ini, gempa itu sudah cukup memicu terjadinya erupsi besar," tambahnya.
Sementara dari data yang terekam oleh seismograf di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, tercatat dalam enam jam terjadi 1 kali gempa vulkanik dangkal dengan durasi 24 detik, vulkanik dalam 1 kali dengan durasi 38 detik, gempa tektonik lokal sebanyak 1 kali dengan durasi 36 detik dan tektonik jauh sebanyak dua kali dengan durasi 62 detik. Tremor terus menerus juga terjadi dengan amplitudo 1-20 milimeter.
Sementara data pengungsi akibat erupsi gunung Agung,tercatat mencapai 38.678 jiwa yang tersebar di 225 titik pengungsian. Menariknya, adanya prediksi akan terjadi ledakan yang cukup besar mala ini membuat sejumlah turis asing ramai menyaksikan sejak sore hari dari wilayah aman seperti di Sunset Poin, Amed hingga dari wilayah Nusa Penida Klungkung.