ASN Jadi Pemasok Senjata KST Papua, Diduga karena Motif Bisnis atau Ideologi
Zaki menilai bila KST di Papua memiliki finansial yang cukup baik dari hasil pengamanan berbagai proyek. Sehingga untuk mendapat senjata tidak terlalu sulit, sebagian bisa dari wilayah bekas konflik di Maluku dan Poso, maupun senjata-senjata selundupan dari Filipina.
Pengamat Terorisme Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Zaki Mubarak menduga ada dua kemungkinan yang membuat seorang bisa bergabung ke dalam Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua. Hal itu menyusul ditangkapnya salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial ES yang diduga terlibat sebagai pemasok senjata api untuk KST.
"Motifnya bisa dua hal: bisnis atau ideologis. Jika bisnis, berarti hanya sekedar cari untung. Harga yang diberikan KST lumayan menggiurkan," kata Zaki saat dihubungi merdeka.com, Jumat (24/9).
-
Di mana penganiayaan terhadap anggota KKB terjadi? Di Puncak Jaya, khususnya di daerah Ilaga, Gome, dimana TKP itu terjadi (penyiksaan). Kita akan usut tuntas masalah ini. Apapun yang terjadi disana akan menjadi bahan untuk proses hukum nanti,” kata Izak saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/4).
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa yang dilakukan prajurit TNI kepada anggota KKB? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Apa jabatan sahabat Irjen Pol Krishna Murti di PBB? Saat ini beliau sudah jadi Kepala Polisi PBB dan saya jadi Kadiv Hubungan Internasional Polri," ungkapnya.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
Karena, Zaki menilai bila KST di Papua memiliki finansial yang cukup baik dari hasil pengamanan berbagai proyek. Sehingga untuk mendapat senjata tidak terlalu sulit, sebagian bisa dari wilayah bekas konflik di Maluku dan Poso, maupun senjata-senjata selundupan dari Filipina.
Sedangkan untuk faktor kedua, lanjur Zaki, adalah faktor ideologis. Seperti ditangkapnya ES, meski sebagai ASN namun dia menduga kalau ideologinya bukan pada NKRI melainkan Papua Merdeka.
"Orang-orang seperti ini bisa manfaatkan posisinya sebagai PNS untuk membantu KST, baik dari segi finansial, jaringan, termasuk mensuplai senjata. Jika motifnya idelogis, tentu lebih mengkhawatirkan dan berbahaya," terangnya.
Oleh sebab itu, Zaki mendorong agar aparat segera menggali dan memastikan motif dari ES yang kedapatan terlibat menjadi pemasok senjata api ke KST. Termasuk dari mana dia mendapatkan suplai senjata tersebut.
Karena dia menyakini kalau ES tidak bergerak sendirian dalam menjalankan bisnis senjata ilegal tersebut. Sehingga banyak kemungkinan yang bisa melatarbelakangi sampai ES berani membelot ke KST.
"Ada berbagai kemungkinan. Jika di TNI saja, yang sudah mendapatkan pendidikan keras soal wawasan kebangsaan, bisa membelot apalagi Akan yang relatif longgar," katanya.
Pasalnya, bagi aparat-aparat desa di wilayah konflik selalu dalam posisi yang sulit. Mereka harus melakukan pilihan- pilihan yang penuh risiko, termasuk juga bisa dialami ES. Dimana bila dianggap terlalu pro NKRI dan berpartisipasi memburu anggota KST, pasti akan dianggap musuh oleh yang KST.
"Keselamatannya bisa terancam kapan saja. Sebaliknya jika mereka pasif atau terkesan membantu KST, tentu saja kan mendapat tekanan dari aparat keamanan Indonesia. Biasanya di desa-desa yang intensitas konflik tinggi mereka akan cenderung menghindari risiko," sebutnya.
"Secara formal mendukung NKRI tetapi tidak konfrontatif terhadap gerakan KST. Ini bisa dipahami karena kemampuan TNI dan Polri juga sangat terbatas dalam melindungi keselamatan aparat-aparat di desa atau daerah-daerah yang rawan konflik itu. Kehadiran aparat keamanan di daerah itu juga tidak intensif," tambahnya.
Sebelumnya, ES, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Yahukimo, Papua ditangkap karena diduga menjadi pemasok atau penyuplai senjata api ke Kelompok Separatis Teroris (KST) di wilayah itu. Polisi masih mendalami lebih jauh keterlibatan ES. Adapun penyelidikan yang dilakukan dengan memeriksa laptop maupun ponsel milik ES.
"Masih didalami untuk pemeriksaan lebih lanjut, karena hasil pemeriksaannya dia masih lari-lari (berkilah). Kita sudah lihat sebagian file yang ada pada laptop dan handphone yang bersangkutan," kara Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal, saat dihubungi merdeka.com, Jumat(24/9).
Dari pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan sejumlah file yang disimpan ES sebagai data perhitungan peluru maupun barang-barang lainnya.
"Ya, kita sedang cari tahu waktu dia menghitung peluru dan sebagainya," katanya.
Kamal menegaskan, pihaknya akan kembangkan adanya dugaan pihak-pihak lain yang terlibat dengan ES dalam kasus pemasok atau penyuplai senjata api kepada KST.
"Iya, penyidik akan bongkar isi laptop dan hp. Dari situ akan terlihat siapa saja dia berkomunikasi dengan siapa aja dia transaksi," jelasnya.
Baca juga:
Polisi Periksa ASN di Yahukimo Diduga Pemasok Senjata KKB
Anggota DPR: Ada Indikasi Pejabat Pemda di Papua Biayai KKB
Laptop & Ponsel ASN Yahukimo Pasok Senpi ke KST Diperiksa, Usut Peran Pihak Lain
Evakuasi Warga Kiwirok Terkendala Keterbatasan Transportasi dan Cuaca
Praka Anumerta Ida Bagus Putu Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ngabang
Nakes yang Ditahan TPNPB-OPM Bisa Jadi Saksi Kunci Peristiwa di Kiwirok